Roman Catholic Black Metal karya band Reverorum Ib Malacht.
Pertama-tama, izinkanlah saya untuk mengatakan bahwa saya hampir tidak percaya dengan apa yang masuk ke telinga saya ketika pertama kali mendengarkan musik dari band ini. Black Metal adalah musik yang selalu identik dengan satanisme, paganisme, dan okultisme. Akan tetapi, setelah mengetahui Reverorum Ib Malacht (selanjutnya akan disingkat sebagai RIM), saya pun menyadari bahwa tradisi Kristiani sesungguhnya juga memiliki kesan metal, terutama jika melihat soal kesengsaraan Kristus.
Sesungguhnya, musik Black Metal sudah “disusupi” oleh musikalitas Kristiani (yang kemudian disebut sebagai Unblack Metal), walau hampir selalu gagal dikarenakan tema utama Black Metal yang sangatlah anti-Kristiani. Akan tetapi, entah bagaimana RIM bisa memiliki nuansa Black Metal yang sejati, meskipun tetap menyisipkan tema Kristiani ke dalam musik mereka. RIM sendiri juga menyebut musik mereka sebagai “Roman Catholic Black Metal“, sesuatu yang terdengar begitu kontras dalam konteks musikalitas dan filosofis.
Jangan salah sangka. Kesan metal yang ditunjukkan bukanlah riff gitar ala-ala Megadeth, ataupun vokal fantastis ala-ala Helloween. Heavy Metal sebagai suatu genre kemudian melahirkan banyak sekali sub-genre, salah satu sub-genre yang cukup unik adalah Black Metal. Sub-genre ini, sangat dekat dengan aliran Dark Ambient dan Noise, ia memberi kesan ambigu dan janggal yang bisa dirasakan dari pengalaman mendengarnya. Mendengarkan De Mysteriis Dom Christi, menghadirkan pengalaman ini. Riff gitar yang hampir tidak terdengar, noise yang muncul di mana-mana, dan dark ambient yang menyelubungi seluruh album.
De Mysteriis Dom Christi (dari bahasa Latin yang berarti “Misteri Kristus”) sesungguhnya adalah 3 album berbeda dengan judul sama yang dirilis dengan medium yang berbeda. Ada versi CD, kaset, dan vinyl. Ketiganya memiliki keunikan masing-masing yang mencerminkan masing-masing medium yang dipakai. Sebagai contoh, versi CD memiliki efek bunyi-bunyian digital, versi kaset memiliki efek dengung speaker yang membahana, dan versi vinyl memiliki efek pitch suara yang lebih tinggi. Ketiga album ini memiliki lagu yang berbeda-beda, meskipun menggunakan nama yang sama persis dan dirilis secara bersamaan pada tahun 2014. Untuk mengulas De Mysteriis Dom Christi, saya akan membahasnya satu per satu. Saya mengulas semua versi dengan mendengarnya melalui platform streaming Spotify, dikarenakan semua versi sudah tersedia secara online dan juga karena sulit (dan hampir mustahil) untuk mendapatkan versi fisik dari ketiga album tersebut.
Versi CD
Ada 11 track dalam versi CD, yang juga merupakan versi terpanjang dari De Mysteriis Dom Christi. Ketika mendengar album versi ini, saya membayangkan RIM memainkan musiknya di dalam suatu gereja, dengan mastering musik yang sengaja dibikin menggema. Saya yakin ini adalah sesuatu yang disengaja untuk memberi kesan bahwa musik ini “seolah dimainkan” di dalam gereja. Hampir semua lagi di album ini memiliki kesan yang sama, dengan bunyi bel gereja yang berdentang, gema vokal yang menggema, dan volume musik yang tampaknya sengaja dikecilkan hingga sulit sekali untuk mendengar riff gitar yang dimainkan oleh RIM.
Pada track pertama yang sesungguhnya adalah intro album, saya langsung disuguhi dengan musik noise yang menghentak dan mengejutkan saya. Sebagai seorang Kristiani, saya tahu betul bahwa suara vokal yang dibawakan adalah bahasa ruh yang biasa dipakai dalam beberapa peribadatan Kristiani. Itulah kenapa track ini terasa sangat dekat dengan saya, dan sesungguhnya “lirik” yang dibacakan adalah suatu bentuk ibadah pada Tuhan, meskipun dibawakan dengan gaya yang menyeramkan karena penuh dengan noise yang ambigu.
Track kedua memiliki pembuka yang khas dengan rhytm dan noise. Beberapa saat kemudian muncul suara gitar yang sulit didengar secara koheren, seolah-olah setiap pergantian riff adalah satu riff yang sama. Vokal yang dibawakan juga unik dan penuh dengan kesan kesengsaraan, begitu juga bunyi violin yang muncul dan seakan menghantui pendengar track ini.
Track ketiga sesungguhnya hanyalah filler semata. Track ini tidak lebih dari dark ambient yang memberikan kesan kelam dalam album ini.
Track keempat juga memiliki gaya vokal yang membahana, saya pribadi menyukai chord progression yang bisa didengar dengan jelas. Saya juga suka dengan ending lagu yang menggunakan vokal fantastis. Ini adalah vokal khas RIM, yang sulit saya temui di band-band metal lainnya. Gaya vokal ini tentu saja adalah hasil editan dan mastering lagu dengan presisi dan khas, sehingga memunculkan kesan teriakan melengking yang membahana.
Track kelima juga hanyalah filler. Saya bahkan bisa mengatakan bahwa album ini penuh dengan filler. Akan tetapi, filler kali ini sangatlah menarik. Track ini sesungguhnya adalah pembacaan injil Matius bab 16-17 dalam bahasa Yunani, dipadu dengan musik latar yang memunculkan suasana kelam (dark ambient).
Track keenam adalah track yang unik. Yang paling unik dari track ini adalah riff gitar yang bersih dan bernuansa kelam, diiringi dengan drum beats dan vokal yang konsisten. Akan tetapi, musik dalam track ini memiliki progresi yang terasa mengejutkan di beberapa bagian. Sebagai contoh, di menit 4:45 dan 6:18, progresinya memiliki loncatan secara musikal.
Track ketujuh juga merupakan filler. Namun, track ini adalah filler yang sangat membosankan. Selama tujuh menit penuh, saya disodorkan dengan dark ambient dengan noise background seperti percakapan yang ambigu. Inilah yang saya sebut sebagai “bunyi-bunyian digital” yang adalah gaya khas versi CD dari De Mysteriis Dom Christi.
Track kedelapan memiliki pembuka yang penuh energi. Track ini memiliki lirik berbahasa latin dengan pembacaan doa secara puitis. Saya juga menyukai vokal yang dibawakan, karena terkesan energik, nyaris berbeda, atau bahkan begitu berbeda, dengan seluruh nuansa vokal yang ada di seisi album ini. Saya bisa berkata seperti itu karena hampir seluruh vokal di album ini terkesan depresif, tetapi tidak dengan track yang satu ini. Track ini adalah satu-satunya track dengan vokal yang energik dan terasa positif.
Track kesembilan adalah filler terburuk yang pernah saya dengar di album ini. Ini adalah track filler yang membuat saya merasa marah dan kecewa. Selama mendengar album ini, saya terus menerus mendapat kesan berada di suatu lorong gereja dan mendengarkan RIM memainkan musik, akan tetapi di track filler ini saya seolah dilempar ke suatu kamar apartemen, dengan jendela terbuka, dengan televisi menyala, dengan beberapa orang saling bercakap-cakap. Track ini memutus rantai imajinasi yang sudah dibangun dan itulah mengapa saya sangat marah sekaligus kecewa dengan track yang satu ini.
Track kesepuluh adalah track yang fantastis, terutama dari segi vokal. Track ini juga memiliki chord progression yang sangat kelam dipadu dengan drum beats yang menggebu-gebu. Saya sangat suka ending dari track ini, yang semuanya memberi perhatian penuh pada vokal.
Track kesebelas, yang adalah track terakhir, sangat kontras dengan track-track yang sebelumnya. Musik yang dibawakan terkesan sangat tenang, dan ini juga merupakan track dengan tempo paling lambat di antara semua track yang ada di album ini. Secara keseluruhan, track ini menciptakan kesan ketenangan dan kekelaman, tentunya dengan ritme yang pelan.
Kesimpulan yang bisa saya ambil dari versi CD adalah sesungguhnya saya sering merasa bosan ketika mendengar album ini, karena terlalu banyak filler yang sesungguhnya tidak diperlukan. Bukan hanya filler saja, mastering musiknya juga membuat saya merasa jenuh. Saya ingin sekali mendengarkan musik yang kaya akan riff gitar, akan tetapi hal itu disembunyikan dengan teknik mastering yang dipakai dan noise yang dihamparkan di mana saja. Akan tetapi, saya sangat suka dengan gaya vokal yang fantastis dalam album ini.
Versi Kaset
Saya nyaris kehabisan kata-kata untuk versi album yang satu ini. Menurut saya, album versi kaset ini adalah versi terbaik di antara ketiga album De Mysteriis Dom Christi. Saya juga nyaris kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan bagaimana pengalaman mendengarkan musik yang ada di album ini.
Di track pertama, hampir semua jenis suara yang bagus ditonjolkan oleh RIM. Riff gitar yang keren? Ada. Deklamasi doa? Ada. Vokal yang memiliki nada nyanyian? Ada juga. Dibandingakan dengan versi CD, hal ini tentu memberi perbedaan yang cukup signifikan, karena vokal di versi CD nyaris datar dan tidak memiliki nada. Selama setengah jam, RIM menjaga saya selalu dalam kondisi mendengarkan musik dengan girang karena mereka menyuguhkan musik yang sungguh bagus. Saya pun menyadari bahwa saya terus mengulang track ini hanya untuk mendengar musiknya secara terus-menerus. Sebagai contoh, di menit 17:18 tiba-tiba saja muncul riff gitar yang amat keren, kemudian di menit 23:32 terdapat suara vokal keren yang diikuti dengan riff gitar yang membahana dan fantastis.
Track kedua adalah hal yang benar-benar berbeda. Semua yang ada di track pertama nyaris tidak ada, dan digantikan dengan dark ambient yang dibarengi dengan rhytm drum. Deklamasi vokal yang ada di track ini terasa menghantui saya, kadang dibarengi bunyi lonceng dan synth dari organ. Saya benar-benar merasa seperti berada di dalam suatu gereja, dan track ini sungguh berhasil menangkap atmosfer itu. Meskipun pada menit 11:37 terjadi perubahan tona musik, saya tetap menikmati repetisi yang muncul kemudian. Kemudian, pada menit 18:09 kembali terjadi perubahan tona musik, yang menurut saya benar-benar berhasil menggambarkan suatu suasana bahwa saya sedang beribadah di gereja.
Kesimpulannya, saya benar-benar kagum dan hampir tak bisa berkata-kata untuk menyusun pengalaman mendengar album De Mysteriis Dom Christi, yang versi kaset. Hampir semua yang saya cari ada di versi kaset album ini. Saya mendengar De Mysteriis Dom Christi untuk mencari riff gitar, untuk vokal nyanyian, untuk deklamasi doa, serta untuk merasakan atmosfer berada dalam suatu gereja katedral, dan semuanya ada di album ini. Saya mengacungkan jempol untuk versi kaset dari album ini.
Versi Vinyl
Di awal track pertama saya sudah langsung disuguhkan dengan suara violin yang memberi kesan depresif nan gelap. Hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk memberitahuku bahwa musik RIM sangatlah menyeramkan. Hampir seluruh bagian dari track ini memuat nuansa dark ambient yang dibarengi dengan noise. Sesekali terdengar ada berbagai teknik vokal yang tidak memiliki lirik, hal ini nampaknya dibuat untuk membangun atmosfir kelam yang sudah ada. Bunyi-bunyian aneh juga terdengar, begitu juga dengan nuansa janggal nan ambigu yang menyelubungi seluruh track. Seringkali saya mendengar bunyi aneh yang bahkan saya tak tahu itu sebenarnya bunyi apa.
Jujur, saya merasa kesulitan mendeskripsikan track kedua. Menurut saya, track ini perlu didengar sendiri untuk mengetahui seperti apa pengalaman dan perasaan yang muncul. Track ini, secara umun menghadirkan nuansa dark ambient.
Sebagai seseorang yang tidak menyukai ambiguitas, saya jujur lebih memilih versi kaset dibanding versi-versi lainnya. Track pertama dari versi kaset yang berdurasi setengah jam telah berhasil memenuhi seluruh syarat yang saya inginkan dari mendengar album-album ini. Saya jujur merasa bosan dengan versi vinyl dan merasa ada banyak hal yang kurang menyenangkan untuk didengar dalam versi CD.
Terkadang para seniman menjadi terlalu idealis terhadap karya mereka, dan inilah yang menurut saya terjadi pada RIM dengan album-album De Mysteriis Dom Christi. Ketika mendengarkan versi CD dan vinyl, saya terus membayangkan sebuah kursi yang sangat estetik tetapi tidak nyaman untuk diduduk. Menurut saya versi kaset adalah yang paling gampang didengar, atau setidaknya yang paling bisa dipahami dalam konteks instrumen musikalnya.
Editor: Michael Pandu Patria
Foto sampul: eBay/demogod