Saat ini kancah musik di Indonesia sedang ramai kedatangan panggung-panggung pertunjukan, baik itu skala besar maupun kecil. Dari mulai gigs kecil di studio dan ruang alternatif, tur atau konser tunggal, festival musik, sampai pertunjukan lokal-internasional, lintas genre ataupun genre tunggal, sudah merebak di Indonesia. Kini beragam pilihan ditawarkan kepada para penikmat musik tanah air untuk hadir meneguk hidangan lagu yang dibungkus melalui perhelatan musik.
Perhelatan musik Ekspectanica 2023 yang mengusung tema “Hapus Rasa” dihelat pada Sabtu, 7 Oktober 2023 di Lapangan Nandhi, Candi Prambanan, Yogyakarta. Ekspectanica melakukan perjalanan musik yang mengarungi beberapa kota besar, seperti Semarang, Bandung, Yogyakarta, dan Bekasi. Hal ini berkaitan dengan tema yang digaungkan, yakni keinginan mengajak masyarakat menghapus rasa melalui perjalanan Healing de Java.
Ekspectanica Yogyakarta 2023 menyuguhkan satu panggung saja. Panggung utama yang menjadi tempat menuangkan karya para musisi dari beragam genre untuk penikmat dan penggemarnya. Penonton dibagi menjadi dua kriteria: VIP dan Festival. Kapasitas penonton pun tampaknya cukup diperhatikan. Terlihat dari adanya sisa lahan untuk jalur penonton di area VIP dan Festival berlalu-lalang, sehingga tidak terjadi penumpukkan pada akses jalan penonton.
Pada sore itu, festival dibuka dengan penampilan Teddy Adhitya. Seorang musisi kelahiran Yogyakarta, yang memulai karirnya di dunia musik tanah air sejak 2010. Teddy kerap membawakan musik-musik bertemakan RnB, dan funk. Ia melahirkan karya yang berjudul “Just You” yang telah mencapai lebih dari 40 juta kali dengar.
Teddy dikenal dengan kemampuannya dalam menulis lagu menggunakan bahasa Inggris. Bahkan sejak 2017, telah melahirkan tiga album berbahasa Inggris. Pada tahun 2021, single-nya yang berjudul “Masa Depan” menjadi lagu pertamanya yang penuh dengan bahasa Indonesia.
Baru-baru ini ia juga merilis album terbarunya yang ia namai Semua, Semua. Beberapa deretan lagu yang dibawakan Teddy, yaitu “Masa Depan”, “Semua, Semua”, “Caraku Caramu”, “Seperti Setiap Hari”, “Just You”, “Why Would I Be”, dsb. Lagu “Langit Favoritku” menjadi lagu penutup yang dinyanyikan di panggung Ekspectanica Yogyakarta 2023.
Dilanjutkan oleh musisi asal Bandung, Adhitia Sofyan yang dikenal sebagai pengisi soundtrack film Kambing Jantan: The Movie yang berjudul “Adelaide Sky”. Adhitia Sofyan tampil dengan membawakan lagu-lagu dari album lama sampai terbarunya, yaitu di album Forget Your Plan yang dirilis pada tahun 2011.
Salah satu lagu yang ia bawakan dalam album tersebut adalah “Forget Jakarta”. Lagu “Sampaikan ke awan” turut diputarkan. Baru-baru ini juga ia merilis album yang ia namai “Stubborn Heart”, beberapa lagu dalam album tersebut yang ia bawakan, seperti “I Can Take It”, dan Canggu Januari 2020.
Fiersa Besari tampil bersamaan dengan perjalanan menuju tenggelamnya matahari. Ia datang dengan menyuguhkan kata-kata indah khas miliknya, hingga memantik senyum lebar penonton. Penampilannya langsung disambut teriak histeris penonton.
Gemuruh suara penonton menyanyikan lagu pertama “Garis Terdepan” memenuhi langit senja sore itu. Album Konspirasi Alam Semesta sungguh terhubung dengan para penonton. Selain “Garis Terdepan”, “Nadir” juga dinyanyikan dengan lantang, bahkan tidak ada yang absen menyanyikan lagu-lagu di album tersebut. Lagu “Pengecut” dalam album terbarunya yang berjudul Berjalan Mundur juga ikut diperkenalkan.
Di panggung tersebut, Fiersa tidak datang sendirian. Saat lagu “Celengan Rindu” digaungkan, ia berduet dengan seorang gitaris berhijab yang penuh talenta, Irta Amalia. Ia juga seorang penyanyi muda, sekaligus penulis lagu yang baru saja merilis mini albumnya yang berjudul “Perjalanan”. Suara dan permainan gitarnya sangat mantap, perempuan tersebut bagai paket lengkap. Deretan lagu-lagu yang dibawakan Fiersa, antara lain “April”, “Waktu Yang Salah”, “Pelukku Untuk Pelikmu”, dan ditutup dengan “Runtuh”, lagu tentang curhatan seorang anak manusia yang sedang berada dalam proses menjadi manusia seutuhnya, manusia biasa.
Selanjutnya, seorang penyanyi jebolan Indonesia Idol X, Mahalini, mengambil alih panggung dengan menampilkan lagu-lagu penuh dari albumnya yang berjudul “Fabula”, yaitu “Buru-Buru”, “Bawa Dia Kembali”, “Melawan Restu”, “Bohongi Hati”, “Kisah Sempurna”, “Sial”, dan ditutup dengan “Sisa Rasa”. Karya-karyanya selalu berhasil menyentuh masyarakat Indonesia.
Di tengah penampilannya, sebuah momen kocak terjadi. Pasalnya Mahalini tampak meladeni teriakan penonton yang ingin meminjam uang kepadanya.
“Pinjam dulu seratus,” teriak seorang penonton kepadanya.
Tidak terduga, Mahalini hendak meminjaminya dengan memanggil kru belakang panggung untuk mengambil uang tersebut. Hal tersebut membuat pecah tawa melihat Mahalini mengambulkan teriakan dari seorang penonton itu.
“Bener mau dikasih seratus? Tapi habis itu balikin, ya,” jawab Mahalini sekaligus memberikan uang seratus ribu tersebut.
Penampilan berikutnya dari seorang penyanyi bernama Elfronda Mekel atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Once Mekel. Sebelumnya ia adalah seorang vokalis dari band Dewa 19. Setelah bubar, Once mulai fokus menjadi seorang penyanyi solo, dan merilis album pertamanya yang berjudul “Once” pada tahun 2012.
Penampilannya dalam membawakan lagu-lagu, seperti “Gemuruh”, “Aku Mau”, “Symphony Yang Indah”, “Untuk Kita”, dan “Dealova”, membuat penonton bernostalgia dengan masa lalu mereka yang pernah bersentuhan dengan lagu milik Once.
Langit malam sudah mulai mengantarkan bulan semakin naik ke atas kepala dan penonton turut serta bersama-sama menunaikan malam itu dengan menyanyikan lagu dari penyanyi wanita yang juga jebolan Indonesia Idol X, Tiara Andini.
Sebelum menjadi penyanyi terkenal, Tiara merupakan penyanyi yang bergelut di acara pernikahan. Dalam perjalanan karirnya, ia mencoba peruntungan dengan mengikuti ajang pencarian bakat di industri televisi, mulai dari The Voice Kids Indonesia, sampai The Voice Indonesia, namun gagal. Walaupun demikian ia berusaha bangkit kembali dan sampai pada akhirnya keberuntungan datang memihaknya dalam ajang Indonesian Idol X.
Baru-baru ini Tiara merilis single yang berjudul “Flit It Up”. Lagu tersebut menjadi pembuka dalam penampilannya di Ekspectanica Yogyakarta 2023. Suasana lagu yang menggebu-gebu, serta koreografi yang dipertunjukkan oleh Tiara dan dancer, membuat penonton terkesima hingga lupa bernafas. Namun sebetulnya setelah selesai membawakan lagu tersebut, Tiara lah yang sulit bernafas karena menyanyi dan menari sangat menguras energi.
Lagu “Bahaya” turut dibawakan oleh Tiara dengan memamerkan poster Ivan Gunawan di tangannya, yang sengaja dibawa oleh seorang penonton. Lagu ini sempat ramai karena penggalan liriknya, yakni “Bukankah semesta yang pertemukan kita?” dipakai sebagai sound TikTok dengan efek make up tebal ala designer Ivan Gunawan.
Berikut lagu-lagu yang dibawakan Tiara pada malam penampilannya, yaitu “Janji Setia”, “Usai”, “Menjadi Dia”, “Maafkan Aku Terlanjur Mencinta”, “Merasa Indah”, dan ditutup dengan “Gemintang Hatiku”.
Puncak Ekspectanica Yogyakarta 2023 disuguhi dengan penampilan Vierratale yang merupakan band emo yang hidup menemani perjalanan hidup anak-anak remaja di tahun 2008 sampai sekarang. Mereka mengaplikasikan trend emo lewat lagu-lagu yang diciptakan.
Trend emo berkaitan erat dengan kekecewaan, patah hati hingga depresi. Musik emo seringkali lebih lembut dan lambat. Lirik yang tertuang menggunakan bahasa sederhana yang mudah diingat, dan makna yang terkandung di dalamnya begitu menyentuh hingga palung hati terdalam.
Saat bersentuhan dengan lagu mereka, para pendengar dibawa kembali pada kenangan masa-masa dulu, seperti kehidupan bersama teman-teman menyanyikan lagu Vierratale di sekolah. Sampai saat ini Vierratale masih terus hidup di hati para penggemarnya. Hal ini mengingatkan kita pada para orang tua yang suka sekali dengan lagu-lagu jadul. Ternyata Inilah alasan mereka, karena ada ‘kenangan’ ketika kembali mendengarkan.
Lagu “Rasa Ini” menjadi pembuka dari deretan lagu-lagu yang mereka bawakan. Penampilan grup musik pop rock tersebut disambut antusias penonton. Widy sang vokalis tampil energik dan memukau. Terlihat pada aksi panggungnya yang terus berlarian kesana kemari, menghampiri rekan bandnya, serta meniru gaya bermain mereka. Bahkan saat membawakan lagu “Perih” pun ada momen yang membuat penonton kaget dan terkagum. Bagaimana tidak, di akhir lagu tersebut Widy menunjukkan kemampuan screamingnya di hadapan penonton malam itu.
Di pertengahan waktu, Widy sedikit bercerita tentang toxic relationship yang ia alami saat bersama mantan pasangannya. Ia mengalami kekerasan fisik hingga verbal yang membuatnya stress, namun ia pendam semuanya sendirian. Sampai pada akhirnya ia membuka cerita kelamnya kepada teman bandnya dan lingkungan sekitar yang ia percaya.
“Hubungan yang ngga sehat, menguras otak dan fisik. Aku kalau kerja diatur sama dia. Mau foto sama fans aja susah,” kata Widy di atas panggung, Sabtu (07/10).
Sang vokalis memberikan pesan kepada penonton melalui pengalamannya menjalin hubungan, untuk tidak menutupi atau memendam sendirian, mau terbuka menceritakan keadaan terpuruk yang sedang dialami kepada sahabat, keluarga, dan teman terdekat.
“Masalah di belakang pasti akan lupa karna bertemu dengan energi kalian yang selalu bikin kita bangkit dan maju terus. Kalian harus lakuin hal yang sama ya, kalau lagi down atau terpuruk jangan lupa dengan sahabat, keluarga, teman terdekat yang selalu dukung kalian,” ungkapnya.
Meskipun bulan sudah hampir di atas kepala, antusias penonton tidak surut. Vierratale sebagai line up terakhir tentu menjadi penampil yang dinantikan oleh penonton untuk bernostalgia bersama dengan teman, keluarga, pasangan, bahkan dengan dirinya sendiri. Lagu “Dengarkan Curhatku” juga turut digaungkan.
Lagu “Jadi yang Kuinginkan” menjadi hidangan penutup dari penampilan Vierra malam itu. Suasana malam di Candi Prambanan diselimuti hangat rindu dari para penonton. Teriakan dan lompatan menggetarkan lapangan. Kerinduan telah ditunaikan.
Rasanya festival ini sudah memuaskan hati penonton dengan deretan penampil yang diberikan. Namun sayangnya pada awal pembukaan, di pintu masuk lokasi, terjadi gesekan emosional oleh penonton kepada pihak penyelenggara.
“Untuk deretan penampilannya saya rasa sangat memuaskan, kualitas sound system juga cukup baik, tiap rangkaian acaranya bisa dinikmati,” ujar seorang penonton yang tampak bahagia sehabis menonton grup musik kesukaannya.
“Hanya saja ketika di awal masuk ke lokasi, saat pengecekan barang dan tiket, sangat tidak kondusif. Membuat kita yang hadir, antre hingga berdesak-desakkan, bahkan hampir ada yang pingsan akibat dari padatnya antrian yang juga sempat terjadi saling dorong-mendorong,” imbuhnya.
Ekspectanica ingin memberikan sebuah pesan melalui pertunjukan yang ditampilkan, mulai dari awal, pertengahan, hingga pada akhir acara. Pesannya dikomunikasikan melalui beberapa tahapan, yakni penggambaran suasana emosional mulai dari kesedihan, berdamai dengan keadaan, hingga menerima kebahagiaan. Hal tersebut diwujudkan melalui deretan lagu yang dimainkan di atas panggung.
Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Instagram/Ekspectanica 2023