Harga Kuldesak Kisah Kata Murid | Kumpulan Puisi

Kumpulan kisah kata murid untuk guru saat kuldesak di kelas; Apem Punya Guruku, Guruku yang Kurindu, dan Digugu lan Ditiru, ditulis oleh Sixtus Angga Pratama Mahardika. Mahasiswa yang sedang belajar ilmu bimbingan dan konseling. Saat ini, sedang belajar menulis.


Apem Punya Guruku

Guruku sangat pandai dan pintar

Dia hanya guru bahasa Jawa, tapi tuturnya mengatur kami

karenanya, aku merasa ayem tentrem

Dia punya cara antik, agar murid bisa diem

Ia rela beli tujuh puluh apem

agar sekelas bisa mingkem

 

Diem

 

Ah tapi, saat sekelas sudah mingkem

Ternyata mereka malah merem

Mungkin, mereka merasa ayem

karena apem 

yang membuatnya mingkem

 

Pernah suatu hari temenku mendem

Oleh Pak Guru, diberi apem tidak mempan

Diberi rengginang, ehh mlempem

Pak Guru yang sifatnya adem

Menggosok balsam di cengel

temenku yang mendem

“Ayem,” batin Pak Guru

 

Saat melihat temanku sudah sadar

Sadar tak berdasar karena masih mendem

Pas ditanya Pak Guru

dia tetep diem saja

 

“Kenapa kamu mendem? Karena apem? Atau karena rengginang mlempem?”

“Bukan itu, Pak.”

“Lha kenapa?”

“Pak!! Mual!”

“Ha! Apa?”

“Pengen pelem bacem, Pak!”

“Hah! Pelem bacem?”

“Mendem …”

“Gusti, beri aku ati adem ayem biar bisa bikin diem muridku yang mendem minta pelem bacem. Jika balsem ini bisa bikin diem, buatlah balsem ini jadi pelem bacem, seperti pinta muridku yang mendem tidak bisa diem ini.”

“Pak, minta tahu bacem saja.”

 

Pak Guru membawakan tahu bacem pada temenku yang mendem

“Enak?”

“Pak?”

“Woh! Masih mendem?”

“Haruse bapak salam dulu.”

“Wong mendem ora iso mingkem, bapak olesi balsem lama-lama biar tentrem!”

 

“Dewi,” Pak Guru memberi salam

“Dalem.”

“Mau balsem biar kamu mingkem? Biar Bapak adem ayem ngurusi kerjaan.”

“Tidak. Hanya satu yang saya minta biar mingkem.”

“Apa? Mendem lagi?”

“Bukan.”

“Lantas, apa? Apem?”

“Bukan, Pak Kasidi.”

“Emm, rengginang mlempem?”

“Bukan, saya tidak mau apem, nanti bikin merem. Apalagi rengginang mlempem.”

“Lalu, apa yang kamu mau biar kamu mingkem dan saya bisa urusi kerjaan dengan adem ayem?”

Sambil tersenyum, “Pak, Sarkem.”

(2020)

 

Guru yang Kurindu

Aku ingin bertemu Guruku

Mengucap terima kasih telah dibimbing

Tapi Guruku tak bisa kutemui

Dia hanya berbisik padaku

Saat kicau dunia sedang berisik 

 

Mengapa kamu ingin menemui Aku, murid-Ku?

Apa kamu lupa?

 

Aku yang menciptakan rasa rindumu pada-Ku

Aku yang menuntun penamu untuk rasa rindumu pada-Ku

Aku yang menciptakan kata-kata ini

Aku yang menggetarkan hatimu untuk menulis ini

Dan kamu masih mencari-Ku?

 

Kamu lupa?

Aku sudah ada di hatimu setiap saat

Apakah Aku akan tetap kau cari, murid-Ku

Walaupun sejatinya Aku sudah hadir di bait ragamu

Setiap waktumu, selama hidupmu

(2017)

 

Digugu lan Ditiru

Guruku pernah menegurku

Kuberi dia secangkir bajigur

“Bajigur!” kata guruku

Nilaiku pasti gugur

Ternyata tidak

Malah panggilanku subur

Karena guru yang kuberi secangkir bajigur

Syukur telah mengenalmu

Yang telah menyuburkan benih panggilanku

Walau telah menyusur jalan beda mahsyur

(2020)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts