Kumpulan puisi ini adalah puisi-puisi yang ditulis oleh R. Braja Restu setelah membaca sajak-sajak penyair Sapardi Djoko Damono tahun 1972-1973. Penulis aktif di Pondok Buku PALem dan pernah menulis buku puisi Cincin Gunung & Piring Matahari (2024).
Setelah Membaca “Akuarium”; Sajak-Sajak Sapardi Djoko Damono 1972-1973
akan kucegah, akan kutahan dengan cemburu-amarah
seandainya aku seterumu yang menggerutu melihat penamu menari bergerak kian-kemari di atas kertas melahirkan salah satu yang sulung pada jam kosong di sudut kelas pada suatu pagi hari
dan akan kurebut, dan akan kurenggut meski kemelut
seandainya aku berhasil merampas kuasa atas kertas dan penamu tadi dan kuhalau tanganmu yang hendak merebutnya kembali
sudah kurencanakan bahwa akan kulakukan ketika hujan bulan juni sehingga sebelum kausempat menyampaikan salam terakhirmu pada sajak-sajakmu itu akan kulemparkan saat bandang sehingga hanyut, sehingga larut tak seimbang
sempat kucuri-kubaca-kuingat beberapa kata sebelum kuremas sampai tandas lalu kuayun sekuat-kuatnya ke luar jendela berharap ia tak menjadi perahu di telaga melainkan lesap dan tenggelam
namun aku melupakan sesuatu bahwa matamu ikan –dan rambutmu dan pundakmu dan lenganmu dan dadamu dan pinggulmu dan pahamu, dan itu juga berarti sajak-sajakmu ikan
adalah lebih baik kalau kucegah saja aku yang hendak mencegahmu pada suatu pagi hari
(Jakarta, 2021)
Setelah Membaca “Di Kebon Binatang”; Sajak-Sajak Sapardi Djoko Damono 1972-1973
agaknya benar
bahwa hidup
adalah serangkaian
tahap melahap
medan beradu
padang kurusetra
bagi kecelakaan
dan keajaiban
dan sebab itulah Tuhan
sengaja membiarkan keparat itu
menggoda wanita, dan suaminya
sekali lagi, sekali lagi
(Jakarta, 2021)
Setelah Membaca “Nokturno”; Sajak-Sajak Sapardi Djoko Damono 1972-1973
tetap kubiarkan cahaya bintang memilikimu
dan kubiarkan angin, yang katamu pucat dan tak habis-habisnya gelisah itu,
karena aku tak bisa melangkah, kata sore, di antara kelana-Nya:
yang sabar mendaki pusaran
puncak hatimu
dan pada kebun anggur itu
lara batinku
–sampai saat ini pun kau tak bisa kutangkap;
tapi, ternyata, aku lengkap
(Jakarta, 2021)
Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Bima Chrisanto