The Jeblogs tidak datang sebagai sesuatu yang besar, tapi sebagai sesuatu yang tumbuh. Menuju darsawarsa pertama perjalanan berkarya musik dan dua tahun album Sambutlah (2023), The Jeblogs menggelar perayaan konser tunggal di rumah yang menjadi saksi band ini bertumbuh: Klaten.
Dalam sesi konferensi pers Sabtu (19/12) di Sinaran Coffee Klaten, konser tunggal ini dipaparkan sebagai pertunjukan panjang dari sebuah kejujuran dalam berkarya di ranah musik.
Konser tunggal ini tidak melulu merayakan hal-hal monumental yang penuh riuh. Ia justru menjadi titik henti sejenak untuk menoleh ke belakang dan mengucap terima kasih. Sebab bagi The Jeblogs, perayaan ini adalah tentang bertahan, tentang keyakinan bahwa musik yang lahir dari ketulusan akan menemukan jalannya sendiri.
Makna itu pula yang terasa dalam album Sambutlah. Ryan Ramadhan bassist The Jeblogs, menyebut album ini sebagai karya yang menemani. “Menurut saya, karya yang tersampaikan kepada pendengar adalah karya yang menemani pendengarnya. Album ini juga jadi perjalanan yang relate dengan berbagai momen dan fase dalam hidup saya, sekaligus monumental proses menuju kedewasaan dalam berkarya,” ujarnya.
Menyambung jawaban Ryan, penggebuk drum Dani Ardian menambahkan bahwa kejujuran adalah kunci yang membuat karya sampai pada pendengarnya.
“Album Sambutlah menjadi album yang ‘menghidupi’, baik secara nominal maupun pemaknaan yang lebih luas. Ada perasaan berterima kasih karena akhirnya memiliki banyak teman pendengar dari berbagai daerah,” ungkap Dani.
Album Sambutlah dirilis pada 2023 lalu dan menjadi album penuh pertama The Jeblogs dalam perjalanan hampir satu dekade mereka bermusik. Album ini memuat delapan lagu yang merekam fase penting perjalanan band, sekaligus menandai peralihan dari eksplorasi awal menuju arah musikal yang lebih matang dan reflektif, sejalan dengan isu sosial yang jadi perbincangan di sekitar mereka.
Dari situlah Valentino Mahoni, gitaris The Jeblogs mengakui bahwa album ini seperti latihan melepaskan ekspektasi. “Sebagai proses kedewasaan dalam hidup dan berkarya, saya belajar untuk tidak banyak harapan tinggi alias nothing to lose. Kejujuran dalam berkarya lebih mudah tersampaikan, dan karya ini memberi ruang kepada pendengarnya,” jelasnya.

Juru gitar The Jeblogs lainnya, Febrianto Prima bahkan sejak album dirilis mencoba menebak dan memantau seberapa banyak pendengar mereka di digital service provider seperti Spotify sejak album pertama dirilis. Sementara bagi Trico, tukang rap andalan di lagu “Track 8” pada album Sambutlah merasa bahwa album ini adalah cermin pendewasaan personal sebagai musisi.
“Album ini seperti proses pendewasaan. Saya sering gelisah dan resah perihal karya-karya yang pernah saya ciptakan. Seolah-olah karya-karya saya sebelumnya, menurut saya lebih terkesan ke egois. Beberapa kali sambil bercanda, saya sering bilang kalau karya saya yang jadi pahala cuma Track 8,” ucapnya sambil tertawa.
Apa yang dimaknai oleh setiap personil The Jeblogs kemudian diterjemahkan ke dalam format pertunjukan panjang. The Jeblogs akan bermain dalam enam babak selama dua jam konser dengan jeda sepuluh menit di setiap babak.
Bagian prolog akan dimulai oleh pertunjukan Trico. Babak kedua diisi materi dari EP The Jeblogs (2018) seperti “Aku Ada”, “Mesin Waktu”, “Berantakan”, dan “Apa Yang”. Babak ketiga memuat single “Atas Nama” (2021) dan “Bonjour” (2020).
Babak keempat menjadi sesi cover song, dengan kelakar bahwa lagu-lagu tersebut menemani mereka bermusik saat belum memiliki banyak materi sendiri: “Someday”, “1979”, “Roy’s Tune”, “Incinerate”, “Blitz”, “KKK”, hingga “There Is a Light That Never Goes Out”.
Babak kelima menjadi titik monumental ketika album Sambutlah (2023) dimainkan penuh, dari “Menari Resah” hingga “Track 8.” (feat. Trico). Konser ditutup lewat babak keenam dengan single kolaborasi terbaru bersama Lealona, “Sekian, Terimakasih”.

Seiring konser tunggal ini, The Jeblogs juga akan merilis piringan hitam The Jeblogs – Sambutlah sebanyak 300 keping dalam tiga varian warna: Red Marble, White, dan Clear, bekerja sama dengan Bojakrama Press. Piringan hitam perdana akan tersedia di konser tunggal sebelum didistribusikan ke luar Klaten pada awal Januari bersamaan dengan peluncuran cendera mata kolaboratif yang melibatkan seniman, fotografer, dan penulis, dengan daftar kolaborator yang akan diumumkan kemudian.
“Pertunjukan Panjang The Jeblogs – Showcase Sambutlah” akan digelar secara hangat dan penuh kebersamaan pada Sabtu (27/12) di SL Court Klaten. Konser tunggal ini pada akhirnya menjadi sebuah titik singgah sekaligus penanda perjalanan The Jeblogs selanjutnya.
Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Agustinus Seco Kus Demas Putra
