Kumpulan puisi yang menampilkan keterikatan spasial penulis pada Realino dan yang terspesial di Yogyakarta. Ditulis Emmanuella Sekar Arum Primandari. Mahasiswi Sastra Inggris, Sanata Dharma yang suka penasaran, merenungkan banyak hal, dan tiba-tiba – Gimana cara hewan ngeliat dunia? Kalo capek sama manusia pengen bisa bahasa hewan. Awas, kuping lawas.
Realino dan Jogja adalah Buah Orgasme
Kamu harus tau rasanya orgasme…
Realino, Jogja
Sore, pukul 3 hingga 4
Ingat pancaran matahari petang?
Daun-daun pada pohon tua dan rindang
Serempak berjatuhan, berterbangan, bergelombang
Mereka tau akan tiba saatnya para tunas generasi baru bermunculan
Tuk menggantikan tugas mereka menyambut para insan
Maka dengan lapang mereka memberi tempat
Semakin kau melangkah ke dalam,
semilir angin dan hawa semarak menyambutmu pada perayaan
Ya, perayaan masa muda
Masa di mana mereka saling menebak kemana arah hidupnya
Dan bisa kau lihat, mereka saling tertawa dengan lepas meninggalkan buku tulis, pensil, pena
-bahkan ada yang tak membawa barang selembar kertas-di setiap sudut kantin juga ruang
Kau bisa lihat meja yang berserakan mangkok ayam dan gelas plastik jadi pajangan
Sampah dan sisanya menceritakan penyantapnya
Namun riuh,
riuh semakin ramai
Setiap sudut hidup
Dari puisi hingga lingkaran-lingkaran malas kekenyangan
Dari seriusnya perbincangan di sisi bangunan tua
hingga isengnya ciuman di ruang-ruang mahasiswa
Dari melotot tak berkedip di perpustakaan
hingga terlelap mangap entah pada kasur hijau dan bantal burung siapa tiba-tiba ada
Dan kau terhenti
Lalu tersenyum
Menyapa
Juga ikut tertawa
Lalu semarakkan pesta!
Kau tarikan tarian pada panggungnya
Kau teriakkan jiwamu dengan lantang
Pada lapangan luas membentang hijau muda
Dan kau terbangkan jiwa bebas pada langit-langit cerah dihiasi ranting beringin tua
Realino, Jogja
Mereka tercipta ketika Sang Pencipta klimaks dan orgasme
Setelah tegang akan datang tenang
Indah, melenakan, petang,
Sayup mata, senyum lepas,
Lautan tawa dan hingar bingar
Hidup, muda
Lalu
Istirahat.
– Perempuan yang sedang merindukan Realino dan Jogja di Jakarta, pada 13 Maret 2021.
Realino Setelah Magrib
Aku butuh afeksi
Aku rindu menetek pada ibuku
… biar semakin putih, semakin pulih
Kata diriku yang lain
Barusan,
Aku lihat kamu menari-nari di panggung Realino
Sungguh teramat sangat seksi
Nyeri semua ototku
Sampai-sampai jantung hatiku ikut nyeri
Ehh tau-tau ada simpul senyummu berterbangan dengan sayap
namun tak seperti pembalut bersayap
Mengawang-awang bagai filter story instagram
Dan tak lupa
Keluarlah sekelakar geram
Berbasis bimbang dan dilema
Pelatih tamu masuk dalam arena
Aku yang menari-nari dengan malas
diiringi lagu dengan nada-nada sialan tak berasal
Apakah kau siap,
Jika aku benar-benar menginginkanmu?
– Yogyakarta, 2 Agustus 2019