Prelude Mencintaimu Lima Tahun Depan: Kumpulan Puisi Rully Andrian Syah

Kumpulan puisi ini berjudul Prelude Mencintaimu Lima Tahun Depan & Puisi Lainnya ditulis oleh Rully Andrian Syah. Seorang yang bermukim dan belajar hidup di Yogyakarta. Proyek utamanya, mengawinkan antropologi dan sastra.


/01/

mencintaimu meski mataku kerap tercuri huruf-huruf iklan & goyangan tubuh digital. kukorek bahasa sederhana pada wangi deodoran, pada remah-remah mikro plastik di perut ikan kembung warung padang, pada sound horeg/parodi jurus pencak silat, pada saldo rekening DANA/bunyi maxwin server penjudol, pada skin elite akun pripayer seorang bocil/nasi kotak sterofoam yang digondolnya setiap jum’at, atau pada lenguh penyair urban yang meneteki tumbler infus water; kata-kata transformatif & karib menyederhanakan cinta.

2024

/02/

samasama kita boikot om gendut tapi siasia. pajak meroket & mesti tambal sulam untuk lima tahun depan. yang menengah lekas daftar beasiswa diaspora, yang krunyus dan sepele macam kita makin krunyus & sepele. kendati nada masa taman kanakkanak mengiring ganyang fufufafa di earphone kanan earphone kiri, kita belum beneran kebiri Tiran Tiran.

2024

/03/

sekali lagi Golda dan Gajah Baru memanjangkan masa semedi

tangan yang payah mengurai sunyi sejarah nyeri tubuh sendiri, kau berkerut menatap gunungan kulit kuaci di meja stainless Circle K. latjur/lacur kerja harian bertungkus lumus melindas jantung kepala. sementara hari-hari digerik panic attack, kau menjahit apaapa yang masih menganga sewaktu mengeja jauh mengeja dekat Negara.

2024

/04/

tanganmu bergetar,
menangkap dan melepas
segala yang akan,
dan kesedihan
selalu bermukim 
pada yang rentan,
mata atau hati
kau menanti keduanya;
manakah yang pecahnya paling cermin?

2022


Penyelaras aksara: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Bima Chrisanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Pesta Boneka IX 2024: Cerita Bantal dalam Sebuah Pesta

Next Article

West Never Wasted: Bukti Musik Hardcore di Wates Tak Pernah Mati