Biennale Jogja 18: Seni sebagai Laku Keseharian, Pengetahuan Lokal sebagai Akar
					Biennale Jogja 18 dengan tekun mengajak seniman untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan pengetahuan lokal.				
			
					Oei Sian Yok dan Lupa Kita pada Kritikus Seni Perempuan
					Oei Sian Yok, seorang kritikus seni  perempuan paling produktif dalam rentang tahun 1956-1961 yang terlupakan.				
			
					Hilmy Fadiansyah: “Zine itu penghubung kabar gerakan di berbagai kota!”
					Bagi Hilmy Fadiansyah, semangat memproduksi zine tak pernah lekang oleh waktu, meskipun pola pendistribusiannya sudah berbeda. Zine menjadi alat komunikasi kabar komunitas di berbagai kota.				
			
					Pameran Poster Propaganda Visual ‘Habis Gelap Terbitlah Gelap’: Lupakan Etika, Tugas Seni adalah Menciptakan Ketakutan bagi Penguasa
					Poster propaganda dalam pameran ini adalah estetika resistensi yang tumbuh dari partisipasi banyak tangan, suara, dan gagasan.				
			
					Film ‘Lagu Untuk Anakku’ (2022): Merawat Ingatan ’65 Lewat Senandung
					Film "Lagu untuk Anakku" (2022), merekam keseharian para anggota Dialita dan usaha untuk menyebar memori tentang peristiwa '65 lewat lagu kepada anak-anak muda.				
			
					Konser Rimpang Efek Rumah Kaca: Indahnya Melawan dalam Harmoni Refleksi Kehidupan
					Bisa saya katakan, Konser Rimpang adalah konser dengan paket super lengkap. Segala aspek yang kira-kira dapat memberikan pengalaman yang tak akan pernah bisa dilupakan kepada para penonton dipikirkan masak-masak. Eksekusinya tak tanggung-tanggung.				
			
					Manusia Lamban seperti Saya, Tidak Cocok Merayakan Record Store Day
					Pertimbangan kecepatan waktu dan hasrat untuk menjadi unik menurut saya sebagai orang yang lamban cukup membebani saya sebagai kolektor rilisan fisik untuk membeli rilisan eksklusif Record Store Day.