Akibat penyebaran Covid-19 yang semakin signifikan, warga RT 21/RW 008, Mrican, Yogyakarta melakukan pecegahan dengan lockdown area (30/3/20). Beberapa akses jalan ditutup dan diberi tulisan “Warga luar dilarang masuk #lockdown” yang menandakan ada pembatasan mobilitas dan aktivitas di daerah tersebut.
Banyak warga yang menetap di rumah untuk meminimalisir kegiatan di luar. Ada pula beberapa tempat usaha yang tutup sementara dan menunggu sampai situasi kondusif. Akan tetapi, masih ada usaha seperti warung sembako yang memberanikan diri untuk tetap buka dan melayani pembeli.
“Ya, tetep buka mas. Kalau gak, nanti gak dapet pemasukan”, begitu kata Ndari (42) saat saya wawancara perihal lockdown yang diberlakukan di RTnya.
Alasan ekonomi masih menjadi modal keberanian di tengah tingginya penyebaran Covid-19 ini. Meskipun pemasukannya akhir-akhir ini menurun, Ndari tetap harus berdagang karena pemasukan keluarganya hanya dari warung tersebut.
Suasana di siang hari memang terasa sepi, akan tetapi ada yang unik ketika malam hari. Suasana pada malam hari terlihat lebih ramai karena para remaja setempat melakukan penjagaan di depan gang yang portalnya diberi tulisan “lockdown”.
Mereka akan mengecek suhu tubuh dari setiap orang yang hendak masuk ke kawasan RTnya. Namun, sayangnya mereka tidak menggunakan masker atau penutup hidung ketika sedang melaksanakan tugas pengecekan.
Sembari menunggu orang yang datang, mereka menghibur diri dengan bernyanyi dan bermain gitar. Kegiatan penjagaan ini dilakukan oleh kelompok remaja berusia 15 sampai 17 tahun dengan jumlah sekitar 5 orang.
Tidak jauh dari tempat penjagaan, ada salon yang masih buka hingga malam hari. Terlihat sebuah pemandangan unik di depan salon tersebut. Ada ember berisi air dan sabun cuci tangan. Ember tersebut dimodifikasi dengan menambahkan keran agar mudah digunakaan saat hendak mencuci tangan. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Pemandangan serupa pun dapat dijumpai di salah satu minimarket yang berada tidak jauh dari RT 21. Minimarket tersebut menyediakan tempat khusus untuk mencuci tangan sebelum masuk. Pegawai minimarket juga lengkap menggunakan masker dan sarung tangan. Langkah preventif yang dilakukan pihak manajemen minimarket ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dari para pegawai dan setiap pengunjung yang datang untuk berbelanja.
Langkah lockdown yang dilakukan terbilang sudah baik, akan tetapi masih kurang maksimal. Petugas pengecekan suhu tubuh di depan gang seharusnya menggunakan masker serta sarung tangan. Selain itu, jumlah penjaga sekitar 5 orang terbilang terlalu banyak sebab pemerintah telah menghimbau agar tidak berkumpul terlebih dahulu karena penyebaran Covid-19 cukup cepat. Melepas bosan ketika bertugas dengan bernyanyi dan bermain rasanya kurang tepat karena malah menggangu warga yang ingin beristirahat.
Saran yang saya tawarkan adalah agar petugas pengecekan menggunakan masker dan sarung tangan. Jumlah 5 orang harus dikurangi menjadi 2 atau 3 orang saja. Juga ada baiknya bila penjagaan dilakukan oleh orang dewasa. Tetap menjaga kebersihan serta kesehatan diri sendiri dan mari bersama melawan covid-19. Sekian laporan keadaan sekitar tempat tinggal saya di tengah hebohnya covid-19.
Editor: Endy Langobelen