Merayakan Pesta Halloween Bersama Kelelawar Malam

Performance teatrikal kuntilanak bersama Kelelawar Malam di Elite Fest, (30/10/2022), panggung Realino. (dok. Adi Atmayuda/ Sudutkantin)

Kelelawar Malam adalah band dengan lirik seram dan satan, atau seenggaknya ngomong cerita horror dan tingkah hantu nusantara. Mereka juga mengaku bandnya beraliran dead/horror metal punk.

Berdasarkan keyakinan masyarakat Celtic, diantara 31 Oktober dan 1 November merupakan batas antara dunia yang hidup dan mati menjadi kabur. Artinya, arwah orang yang sudah meninggal, atau sering dikenal sebagai hantu dipercaya akan kembali ke bumi dan akan berada di sekeliling manusia.

Tradisi yang mengakar dalam budaya pop di Benua Eropa itu kemudian sering diperingati sebagai Halloween.

Kepercayaan mengenai hal-hal mistis dan persoalan goib terkadang dianggap sebagai hal bualan belaka. Ada kepercayaan dan menganggap mereka adalah makhluk khayalan yang dibuat-buat, dan ada yang meyakini hantu adalah bagian makhluk hidup ciptaan Tuhan yang juga tinggal di antara manusia.

Beberapa pengalaman ketemu setan di mimpi kadang lebih seram daripada mengalaminya di dunia nyata. Karena tidak bisa milih situasi dan kondisi, tahu-tahu saya sudah ditempatkan pada situasi menyeramkan dan meneror tanpa tahu salah yang diperbuat. Entah terasa surreal maupun tidak, memimpikan hal yang mistis sering kali memicu ketakutan dalam benak diri.

Biasanya mereka yang tidak percaya makhluk astral ini tergolong skeptis, dan beralasan tidak percaya sebelum melihatnya sendiri atau ada bukti nyata lain. Sementara, jika di negera Indonesia, kepercayaan mengenai hal goib dengan beragam alasan, menyakini sosok setan dan hal goib bukan sekedar halusinasi maupun omong kosong.

Konsisten bersaing di podium tertinggi, negara ini banyak memiliki hantu seram khas seperti pocong, suster ngesot, kuntilanak, gunderwo, banaspati, sampai tuyul. Saya juga yakin hantu-hantu ini begitu populer dan dikenal luas dari lintas generasi juga sampai ke luar negeri. Mereka juga sudah mewarnai cerita banyak orang tentang kejadian horror yang pernah menimpanya dan bukan sekedar cerita untuk menakut-nakuti bocah semata.

Pesta Halloween Realino, Yogyakarta

Bulan Oktober tahun ini ada sederat pesta Halloween di kota Yogyakarta dan sekitarnya yang bisa dikunjungi. Sepertinya tidak sederet saja, tapi memang banyak acara dan pesta dimana-mana!.

Ga perlu bingung mau datang ke yang mana, pilih saja pesta dan acara yang disukai dan paling sreg buat sendiri dan teman-temanmu. Tentu saja yang menunjang keingingan untuk dandan jadi hantu paling seram yang disukai, lalu party sesuka hati.

Jangan khawatir jika kalian tidak tau dan tidak hafal ayat kursi ataupun ucapan mantra pengusir setan yang pernah diajari oleh orang tua, guru atau siapaun itu. Sebab hantu-hantu ini akan ikut bersenang-senang bersama tanpa ada maksud jahat seperti di film-film horor.

Saya berkesempatan untuk berkunjung dan merasakan langsung pengalaman malam Halloween tersebut. Berbeda dengan mengunjungi wahana rumah hantu, acara berkonsep horror ini jauh lebih menyenangkan dan bikin happy.

Berlokasi di panggung Realino, Kampus 2 Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Acara tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa-mahasiswi jurusan Sastra Inggris tahun ini sengaja menyuguhkan pesta Halloween. Malam itu terdapat beberapa orang berpenampilan menyeramkan. Mereka berdandan seperti zombie, hantu, dan jin. Sebagai pelengkap, ada wahana ataupun bisa dikatakan seperti rumah bermain yang isinya adalah instalasi dan pernak-pernik Halloween lainnya.

Acara ini akan tampak membosankan jika berangsung di siang hari. Disamping tidak terkesan menyeramkan, masyarakat dan mahasiswa Sanata Dharma juga sepertinya enggan untuk sekedar berdandan seperti hantu ataupun bertingkah seperti orang kesurupan.

Poster Acara Elite 2022

Pesta Halloween ini menyuguhkan beberapa penampil yang terbagi dalam dua hari. Masing-masing memiliki bintang tamu yang berbeda dan tentu siap menghibur muda-mudi yang sedang mabuk akan pesta.

Elite sendiri adalah rebranding dari acara sebelumnya bernama Elcom Fest. Sempat hiatus dan diam untuk berjuang dalam masa pandemi, akhirnya tahun ini acara kebanggaan mahasiswa jurusan sastra inggris tersebut bisa berlangsung kembali. Entah sengaja berkonsep serba indie, underground ataupun bukan, acara ini dari tahun ke tahun menurut sebagian orang kadang terlalu memaksa. Tapi tidak menutup kemungkinan acara ini juga bikin penasaran.

Kelelawar Malam adalah band horror

Terdiri dari Sayiba Von Mencekam (Vokal/Gitar), Deta Beringas (Gitar/Vokal), Fahri A-Maut (Gitar), Uri Mongol (Bass) Dan Hafid Buto (Drum). Nickname pada setiap personil Kelelawar Malam didasari oleh band The Misfits yang juga melakukan hal serupa untuk grup musiknya dan tentu untuk terlihat seram dan makin terkesan horor. Mereka juga mengaku bandnya beraliran dead/horror metal punk.

Sebelum manggung, acara ini sempat di isi oleh beberapa band lokal seperti Deathgang si group stoner ‘’Pelebur Batu Setan”, di susul band lain seperti Pasivic, D.A.T.C, dan The Kick. Sebagai penutup, malam itu Kelelawar Malam menjadi band terkahir yang mengisi pesta Halloween untuk seluruh umat Realino.

Band dari Jakarta beraroma menyan ini jauh lebih bisa untuk bersenang-senang dibanding band lain yang memainkan genre serupa, tentunya karena stok cerita horor tak akan pernah habis di negeri ini, dan itulah yang membuat Kelelawar Malam tampil horor dan seram.

Kadang hal-hal kecil, sisipan, dan suasana yang memberikan kesan bahwa ada sesuatu “horror” yang sedang terjadi bisa membuat peristiwa menjadi benar-benar mengerikan.

Disamping menyuguhkan musik dan distorsi bernuasa gelap, Kelelawar Malam juga memiliki konsep panggung yang tak kalah seram. Beberapa kali dalam aksi manggung mereka, Sayiba dan kawan-kawan kerap memberikan terror pada penonton dengan dandanan yang mengerikan. Ditambah dengan unsur teatrikal, penampilan mereka juga biasanya akan diselimuti dengan asap tebal juga sosok kuntilanak dan pocong di panggung.

Malam itu saya merasakan sendiri bagaimana sosok kuntilanak berada di panggung. Meskipun duduk termenung diam, sosok kuntilanak ini juga melakukan interaski dengan para penonton. Menatap, melambai, dan melakukan berbagai gerakan supaya tidak mengantuk. Sepertinya sosok kuntilanak di panggung realino sedang tidak mood untuk sekedar jail pada penonton, ataupun menangis dan tertawa dengan suara khasnya.

Sorotan lampu berwarna merah membuat suasana panggung dan sekitarnya seperti sedang berada di kobaran api maupun bayangan menyerupai neraka. Tidak ketinggalan, penonton yang ikut sing along juga melakukan beberapa tarian khas yang sering dijumpai di acara gigs, atau semacam tarian sedang kesurupan. Mereka menari dengan senang, seakaan mereka tau bahwa malam itu tidak boleh disia-siakan begitu saja.

Didominasi dengan pakaian serba gelap dan hitam, pesta area panggung realino memberikan energi dan kesan cukup merinding. Sisi kiri panggung juga terdapat beringin tua yang cukup rimbun dan tentu membuat nuansa angker tak terhindari.

Malam yang semakin larut, energi yang masih membara seakan menolak untuk berhenti bersenang-senang. Meskipun acara berhenti kurang dari jam sepuluh malam, tidak membuat kesan horor malam itu pudar.

Pesta Halloween tahun ini lebih menyenangkan daripada tahun kemarin. Meskipun bukan berasal dari budaya Indonesia, tapi cerita-cerita horor dan menyeramkan lainnya tetap menyelimuti perjalanan hidup manusia. Begitupun dengan Kelelawar Malam yang akan membawa kisah dan cerita horor dalam perjalalanan bermusiknya.

Editor: Tim Editor Sudutkantin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts