Awal bulan Oktober lalu, dua sejoli Endah N Rhesa, baru saja merilis sebuah tembang yang disusul dengan garapan video musik. Pada keterangan video musik di akun Youtube-nya, Endah N Rhesa menulis lagu ini sebagai persembahan untuk kecamatan tercinta mereka Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Wilayah suburban di selatan Jakarta ini diakui mereka sebagai tempat yang memiliki pesonanya sendiri. Hingga hari ini, video musik tersebut telah ditonton 250 ribu kali.
Di tengah masa pandemi yang sudah berjalan berbulan-bulan, Endah N Rhesa mencoba memaknai ulang situasi yang sedang terjadi dengan tetap berkarya. Alhasil lagu “Pulang Ke Pamulang”-pun hadir. Endah N Rhesa turut menjadi salah satu dari sekian musisi yang mencoba tetap produktif meski keadaan sedang carut marut.
Bagi teman-teman yang tidak tahu, Pamulang adalah sebuah kecamatan di Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Pamulang berasal dari kata pamulangan atau tempat pulang. Pamulang adalah daerah suburban yang berada persis di pinggiran selatan Jakarta. Meski berada di pinggiran Jakarta, permasalahan seperti macet, tata ruang, dan banjir juga dialami oleh kecamatan tercinta Endah N Rhesa ini. Pamulang sendiri telah menjadi rumah bagi orang-orang yang bekerja di Jakarta, Tangerang, maupun Bogor.
Ide dasar penulisan lagu ini hanya perasaan personal Rhesa yang sudah 29 tahun tinggal di daerah Pamulang. Tanpa disangka-sangka lagu ini malah banyak mewakili perasaan kolektif masyarakat Pamulang. Antusiasme juga terlihat dari banyaknya pesan positif yang sampai pada Endah N Rhesa setelah lagu ini rilis.
“Jauh di tepian selatan,
Bagaikan tanah tak bertuan,
Terasing dan tak tentu arah,
Mungkin kau kan kesini kapan-kapan.”
Selayaknya kota-kota suburban lainnya, Pamulang masih sering mendapat citra negatif karena posisinya yang berada di pinggiran kota besar. Curi kutip dari Kompas.id, “Berita-berita soal Pamulang selama ini kurang friendly. Masuk koran atau televisi karena kasus terorisme, tawuran antarwarga, begal, perang petasan, banjir, atau munculnya ular-ular di permukiman,” ungkap Endah ketika bercerita tentang citra Pamulang.
Pamulang memang daerah pinggiran Jakarta, namun kecamatan ini masih cukup asri dan nyaman untuk ditinggali. Hal-hal indah masih terselip di Pamulang, ada danau, pepohonan, dan pacuan kuda. Tenda makanan juga berjejer mudah ditemui, seperti lirik dalam lagunya,
“Merayap di jalan layang, Danau yang tenang,
Rindang pepohonan, Terlihat kuda berkawan,
Langit berawan, Tiba di Bundaran”
atau,
“Malam tak takut kelaparan, Warung tenda yang bertebaran”.
Endah N Rhesa menceritakan Pamulang dengan lugas tanpa ada kesan pencitraan. Hal tersebut membuat banyak orang merasa related dengan pesan yang hendak dibawa dalam lagu tentang Pamulang. Tentang pulang ke rumah setelah lelah bekerja, sekolah, atau mengadu nasib di kota lain. Rumah selalu menjadi jawaban atas lelah yang dipanggul setiap orang.
Terselip doa dan harapan dalam lagu ini. Meskipun secara spesifik mereka bercerita tentang Pamulang, Endah N Rhesa tidak membatasi harapan yang sama terjadi di tempat lainnya.
“Ini pun lokasinya mungkin bisa di mana-mana, hanya yang utama adalah doa yang kita kirimkan ke tempat atau orang-orang yang kita sayangi,” ujar Rhesa yang semasa kecil hingga dewasa bermukim di Pamulang. Doa dan harapan ini disampaikan melalui lagu mengingat mungkin masih banyak orang belum bisa kembali ke rumah karena keadaan yang memaksa.
“Pulang Ke Pamulang” sudah bisa didengarkan di layanan musik streaming kesayangan kalian. Sempatkanlah mendengar lagu ini, dan nikmati bagaimana Endah N Rhesa menceritakan dengan hangat tentang arti kata pulang, maupun tentang Pamulang.
Dan jangan lupa, sempatlah untuk pulang.
Editor: Arlingga Hari Nugroho.
Foto: reiprojectmusic.com