Kumpulan puisi ini: Dilema, Ironi, Absurd, Adakah, dan Masih Sibuk Bermimpi ditulis oleh Antonius Wendy.
Dilema
Setiap kali aku mengingatmu
Aku malah takut melihat wajahmu
Karena di tatapan matamu itu
Ada bayangan sosok yang lain
Dan janji yang sudah hilang
Setiap kali aku melupakanmu
Aku malah takut melihat wajahku
Karena di tatapan mataku itu
Ada bayangan sosok yang hilang
Dan jiwa yang sudah lain
Ironi
Jika aku mencoba mengingatmu
Batinku meminta untuk melupakanmu
Tapi dendam padamu malah jadi canduku
Tapi benci padamu malah jadi nafsuku
Yang tak akan pernah bisa kuhabiskan
Jika aku mencoba untuk melupakanmu
Batinku meminta untuk mengingatmu
Aku penuh kenangan yang jadi candu
Dan meluap ingin sekali menjadi nafsu
Yang tak akan pernah bisa kutumpahkan
Absurd
Biar kucabik hatimu
Dengan cakar cintaku
Biar kukeruk jiwamu
Dengan kuku rinduku
Adakah
Adakah yang lebih keras
Dari cucuran air mata
Yang tak bisa dimengerti oleh hujan
Di saat tangis diiris cuaca yang gelap?
Adakah yang lebih deras
Dari turunnya air hujan
Yang tak bisa dibedakan dari air mata
Di saat wajah dibasahi langit yang gelap?
Adakah yang lebih pedas
Dari tatapan mata
Yang bikin keringat bercucuran
Di saat tubuh kuyup oleh cadas cinta?
Adakah yang lebih cadas
Dari raungan cinta
Yang bikin darah menggumpal
Di saat wajah merah dan pedas mata?
Masih Sibuk Bermimpi
Dentum riak merogoh pantai
Dan lain masa tercecar tipis
Bersama angin yang rapuh
Ombak dibagi gelap gelisah
Kesumba merekah di ufuk jauh
Tapi gemawan masih sibuk bermimpi
Dentum kaki mengoyak pasir
Dan lain jejak terhapus habis
Bersama angan yang hancur
Ombak ditiup perih pasrah
Harapan merekah di ufuk jauh
Tapi aku masih sibuk bermimpi
Di suatu tempat
Kau melempar ke laut
Butir-butir pecahan mimpi kita
Penyelaras aksara: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Akwila Chris Santya Elisandri
![](https://sudutkantin.com/wp-content/uploads/2021/04/nyawer-banner-744x200.jpg)