[MMF Tuban] Membaca Ikatan Musisi dan Penggemar dalam Skena Musik Tuban | Music Merch Fest 2023

Apresiasi dari para musisi yang hadir juga cukup antusias, meskipun gelaran tahun ini masih belum bisa dikatakan sebagai sebuah representasi dari kondisi skena musik Tuban.

Tulisan ini merupakan bagian dari pengarsipan festival cendera mata musik, Music Merch Fest. yang berlangsung di tahun 2023.


TUBAN – Awal kali saya mendapat kabar adanya gelaran Music Merch Fest (MMF) 2023 ini, terbesit sebuah gambaran pembaruan dalam skena musik yang sebelumnya hanya begitu-begitu saja. Di Tuban sendiri, cendera mata memang bukan hal yang baru dan bisa dibilang tak terpisahkan dari perjalanan sebuah band atau musisi. 

Namun hal ini juga tak sepenuhnya benar, sebab jika diamati dengan lebih jeli antara band dan merchandise masih belum bisa sehati dan saling percaya satu sama lain. Pasalnya sebagian besar band bahkan bisa dikatakan mayoritas masih menggunakan sistem preorder untuk menyediakan merchandise mereka. Mereka seolah belum yakin dengan fanatisme penggemarnya untuk mendukung eksistensi dan kelangsungan berkarya band favorit.

Mengingat realita bahwa kondisi yang terjadi masih belum stabil ini, adanya gelaran MMF 2023 seolah memberi tamparan keras kepada para musisi atau band sekaligus para penggemarnya. Beberapa narasumber yang dihadirkan oleh penyelenggara dalam hal ini Krusty Klab, juga sedikit banyak menyinggung hal-hal teknis tentang fenomena yang terjadi dalam skena musik Tuban. Entah ini sebuah kesengajaan strategi yang dibuat oleh penyelenggara atau spontan dari para narasumber.

Apresiasi dari para musisi yang hadir juga cukup antusias, meskipun gelaran tahun ini masih belum bisa dikatakan sebagai sebuah representasi dari kondisi skena musik Tuban.

Musisi yang datang atau bergabung baru dari sebagian aliran, khususnya didominasi oleh hardcore dan pop-punk. Vendor yang dihadirkan cukup kompleks, mulai dari penyedia jasa desain ilustrasi, pembuat merchandise, hingga para pelapak yang masing-masing menampilkan koleksi andalan mereka dalam gelaran ini.

Cendera mata musik di MMF Tuban 2023 (dok. Dwi Prasetyo)

Karena yang hadir hanya sebagian kecil dari seluruh genre musik yang ada di Tuban, gelaran ini rasanya juga masih jauh dari pembacaan masyarakat awam. Seperti yang disampaikan oleh salah satu narasumber yaitu Mas Kioro, sebagai perwakilan musisi.

“Kondisi di Tuban ini ada banyak nama band yang muncul tapi dengan personil yang orangnya itu-itu saja, hanya pindah main dari band ini ke band itu,” pungkasnya.

Hal ini yang kadang juga menimbulkan kebingungan di masyarakat karena rata-rata pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara personal sehingga masyarakat awam lebih kenal secara personal ketimbang secara utuh dalam bentuk band.

Kondisi ini tentu juga sangat berpengaruh pada aspek pendistribusian merchandise, terlebih lagi masih harus dibenturkan dengan daya beli penggemar yang menurun drastis ketika masa pandemi Covid-19 dan setelahnya.

Narasumber lain dalam MMF 2023 Farhan, selaku vendor apparel menjelaskan sebagian besar band yang datang kepadanya, baik preorder maupun ready stock, adalah berdasarkan kedekatan personal untuk membangun relasi yang saling percaya.

“Namun bukan berarti yang tidak kenal tidak bisa menjadi relasi, karena itu mari saling sharing dalam kegiatan ini agar sama-sama nyaman,” sambut Farhan.

Banyak merchandise yang dipajang selama gelaran MMF Tuban 2023 berlangsung, baik untuk pelapak maupun stand khusus pameran cendera mata yang merupakan koleksi dari peserta. Sayangnya ikatan emosional antara band dan penggemar masih belum nampak dominan.

Sebagian besar yang hadir saat itu mengenakan apparel band favoritnya masing-masing, akan tetapi jumlah transaksional yang terjadi selama gelaran berlangsung sangat minim.

Ada dua kemungkinan kenapa hal ini bisa terjadi, spekulasi pertama jelas mengarah pada fenomena kemudahan berbelanja digital melalui platform market place yang memberikan banyak penawaran menarik, atau dugaan kedua mengarah pada fanatisme dari penggemar yang masih minim.

Hal ini tentu saja dikuatkan oleh beberapa kondisi yang sudah kita bahas sebelumnya, yaitu penjualan merchandise secara preorder, serta ketertarikan personal dengan salah satu personel band yang kadang suka berpindah-pindah.

Sesi talk show MMF Tuban 2023 di Nitik Kopi (dok. Dwi Prasetyo)

Eksistensi cendera mata dalam bentuk rilisan fisik juga tidak lepas dari strategi musisi atau band itu sendiri, karena selain single dan album, merchandise adalah salah satu cara untuk mempromosikan band itu sendiri.

Bisa dikatakan antara band dan merchandise adalah dua komponen yang tidak bisa terpisahkan. Namun manajemen atau pengelolaan yang kurang bagus dari sebuah band juga akan sangat berpengaruh pada penjualan atau distribusi cendera mata itu sendiri.

Menyediakan cendera mata band secara ready stock tentu merupakan sebuah keputusan yang harus dipikirkan dengan sangat matang, termasuk memilih artwork dari illustrator yang mampu menerjemahkan konsep dari band atau musisi itu sendiri.

Karena itu, sebagian besar band atau musisi di Kabupaten Tuban ini masih memilih sistem preorder untuk mengambil langkah yang lebih aman.

Permodalan yang terbatas, konsistensi band dan tekad yang kurang berani, membuat manajemen pemasaran merchandise dari band itu akhirnya hanya terbatas pada jaringan personal atau dalam bahasa kasarnya “dibeli teman sendiri” yang juga merupakan bagian besar dari fans sebuah band.

Beberapa musisi yang terlibat dalam MMF Tuban 2023 ini membuat strategi rilisan fisik yang cukup baik; memproduksi apparel dengan konsep artwork yang menarik.

Hasil penjualannya digunakan untuk membangun eksistensi dalam bentuk tour di beberapa kota, meskipun kembali lagi secara sistem penjualan masih terbatas pada lingkup pertemanan dari musisi tersebut.

Selaras dengan kondisi ini, para pelapak dan vendor distributor dari cendera mata itu sendiri juga nampaknya belum melirik skena musik Tuban sebagai sebuah ladang bisnis yang menguntungkan.

Nampak beberapa upaya pendekatan yang dilakukan oleh vendor dengan musisi masih belum menunjukkan angin segar kerja sama dalam jangka panjang yang lebih serius ketika gelaran Music Merch Fest 2023 ini digelar Jumat (05/05/2023).

MMF Tuban 2023 (dok. Dwi Prasetyo)

Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul dan dokumentasi: Dwi Prasetyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Pameran Tunggal Khadir Supartini 'Behind The Eye': Estetika yang Asing, Tapi Menyenangkan

Next Article

[MMF Klaten] Merayakan Pertemuan adalah Peristiwa | Music Merch Fest 2023

Related Posts