Origami Sepasang Burung; Kumpulan Puisi Dhery Ane

Kumpulan puisi ini; Origami Sepasang Burung, Di Pinggir Sungai Thames, 1, dan Di Pinggir Sungai Thames, 2, ditulis oleh Dhery Ane. Seorang mahasiswa Ilmu Filsafat Unwira, Kupang. Gemar menulis puisi, artikel, dan opini. Kini bergiat di Komunitas Sastra Filokalia Kupang.


Origami Sepasang Burung

kemarin di pinggiran kota tel aviv
kau lihat sepasang burung pheonix
dengan sayap patah-patah
hinggap di reranting pohon kurma:
itu tanda tabah
hidup yang belum dihidupi
kematian terlalu cepat menjemput

hari ini di apertemen rotterdam
dari ujung kelopak mata kau yang rajin
jadilah sepasang origami burung
tercipta dari jemari kau yang fana:
itu tanda lelah
mencintai yang terlanjur jauh
menghapus yang begitu dekat

(2021)

 

Di Pinggir Sungai Thames, 1

nyiur lambai pohon savania
di pinggir sungai yang terimpit bunga-bunga lotus
kemiskinan tidak punah, katamu
setelah ia jadi degup
dari bagian nafasmu

pukul 03 petang hari
apa yang kau ingat saat angin melambai
menghempas kulit rambutmu helai demi helai
kisah tentang adam yang memetik buah terlarang?
lot yang menyelamatkan diri dari tanah sodom?
badai yang memecah golgota
atau aku yang kini kau sebut kenangan?

tapi kataku,
di pinggir sungai thames
apa yang tertinggal dari ingatan-ingatanmu:
hati yang miskin atau gagal mencintaiku?

(2021)

 

Di pinggir Sungai  Thames, 2

/1/
karena riak sungai
adalah bahu paling dermawan
menopang sesaji
dari lingkaran cemasku

/2/
karena aku ingin bebas seperti keriapan ikan-ikan salmon
tak ingin cepat tua dan menyedihkan
juga tak takut pada masa depan
yang setengahnya adalah bayangan

/3/
karena ada kedamaian dan ketenangan
yang tak sama seperti saat berada di dekatmu

/4/
karena aku hidup di sisi takdir seseorang.
seperti halnya putik-putik bunga lotus
beberapanya jatuh terbawa arus sungai
sementara aku masih bertahan di jarak ini

(2021)

 

Ilustrasi: Amry Hidayat (Jogja Method)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Tour Mustajab, Kerinduan yang Disambut Fajar Merah

Next Article

Jejak Langkah yang Memudar dalam Skena Underground Singaraja

Related Posts