Seperti banyak yang kita ketahui mengenai perayaan hari Valentine, kita juga menyadari akan adanya banyak pelarangan perayaan hari Valentine yang dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia. Namun, tulisan ini tidak akan membahas masalah tersebut. Tulisan ini hanya sebuah opini bagi beberapa orang yang merasa bingung untuk merayakannya.
Tanggal 14 Februari tak pernah lepas dari istilah Hari Kasih Sayang, di mana orang-orang di seluruh penjuru dunia merayakannya dengan mengungkapkan rasa kasih sayangnya kepada orang yang dicintai. Tak heran cokelat, bunga, surat cinta, atau bahkan kondom untuk beberapa fakboy menjadi barang-barang yang laris manis di pasaran.
Tiap orang berlomba untuk menunjukkan rasa cintanya kepada pasangannya masing-masing, baik melalui instastory di Instagram hingga konten vlog di YouTube. Banyak pula orang yang menunjukkan rasa cintanya hanya untuk feed atau pansos di jejaring sosialnya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, “Haruskah kita merayakan Valentine seperti apa yang dilakukan orang-orang lain?”
Meskipun Valentine memang bukan budaya asli Indonesia, tidak ada salahnya jika kita juga ikut merasakan euforia romantis yang terjadi setahun sekali. Begitu pula sebaliknya, tentu tidak ada salahnya jika kita tidak ingin ikut dalam merayakan hari Valentine.
Tak perlu kita memaksakan untuk membeli bunga atau coklat jika memang kita tidak punya uang yang cukup. Kalau pun kita punya cukup uang, kita juga mungkin memiliki prioritas-prioritas lain yang sedang dikejar sehingga tak perlulah memaksakan diri untuk membeli hal-hal yang sebenarnya tak diinginkan.
Jika memang kita bukan pribadi yang romantis, tak perlu kita memaksakan diri untuk menulis kata-kata puitis untuk pasangan kita atau mengajaknya kencan makan malam romantis. Tiap orang memiliki cara sendiri untuk menunjukkan kasih sayang kepada pasangannya. Tak perlu dengan rayuan gombal yang membuat otak kita meledak karena sibuk mencari kata-kata dan makna cinta. Apalah arti sebuah perkataan tanpa perbuatan? Basi!
Kencan – makan malam yang romantis dengan lilin remang-remang di atas meja – merupakan salah satu cara jitu bagi banyak orang untuk merayakan hari Valentine. Namun, tak perlu tergesa-gesa dengan hal tersebut. Tidak sedikit pula pasangan yang melakukan hal tersebut hanya untuk pansos di media sosial. Bukannya merayakan kebahagiaan bersama, mereka malah sibuk dengan ponsel mereka masing-masing seolah mereka sedang bermesraan dan akhirnya diposting di media sosial. Tidak ada salahnya untuk mengikuti hal tersebut, tapi bercinta bukanlah hal yang kompetitif. Tidak ada yang dapat menilai seberapa bahagia hubungan seseorang hanya dengan melihatnya di layar ponsel.
Buatlah kebahagiaan kita masing-masing, sama seperti halnya dengan cinta sejati pun tidak pernah ada yang berlebihan.
Editor: Endy Langobelen
Mantap bro. Saya sebagai kaum buruh tidak merayakan valentine karena memang tidak punya pacar!
Udah tahun 2020 loh kak. Jangan sampai jadi mubazir. Heuheu..