Menggeragau 2023: Tiga Tahun Sudut Kantin, Menolak Terombang-ambing

Tak ingin sekadar menjadi media alternatif yang terombang-ambing, kami akan berusaha membengangkan diri untuk menangkap segala kemungkinan dengan mempertahankan sudut pandang.

Tiga tahun bukan waktu yang sebentar, tapi tentu jauh dari kata panjang umur. Apalagi tak ada janji apa-apa yang perlu ditepati di depan sana.

Sudut Kantin Project telah masuk ke usia tiga tahun. Sebuah angka yang memiliki banyak makna untuk kolektif patungan yang berusaha mandiri mengurus dirinya sambil tetap gemirang. Begitu banyak kesempatan yang terjadi setahun ke belakang. 

Orang-orang bersulih, semakin banyak pihak yang membantu kami menekuni ide ini. Sebagian lain telah menemukan pilihan-pilihan untuk bersama terus maju ke depan.  

Di luar itu, angka tiga sendiri kerap dimaknai sebagai kestabilan dan keseimbangan untuk menopang sesuatu. Menolak stabil dan hanya jadi penonton pada usia ini, kami ingin memiliki sikap di tengah denyar-denyar kebudayaan yang bergulir. 

Sudut Kantin Project, melalui sudutkantincom, tidak ingin sekadar menjadi media alternatif yang terombang-ambing. Kami akan berusaha membengangkan diri untuk menangkap segala kemungkinan dengan mempertahankan sudut pandang.

Dari sebab itu, kami sangat tertarik untuk berjumpa dengan sesiapa saja dari disiplin cara berpikir apa saja untuk dapat mengupayakan sesuatu setahun ke depan.

Semati-mati angin, pada kesempatan merayakan tiga tahun Sudut Kantin Project ini kami juga ingin kembali menoleh ke belakang, apa yang telah membawa ide-ide sepelemparan batu terlontar sejauh ini.

Pun, apakah pilihan-pilihan itu masih layak diperjuangkan, dibela mati-matian? Apakah benar ini jalannya?

Sukap

Sebuah petilan dari cerpen di bawah ini rasanya telah menggeragau kami berulang kali untuk menyadari, membersamai kata-kata adalah jalan yang sunyi. Ada harga-harga yang perlu kami lunasi untuk dengan sadar punya pilihan dan menjalaninya. 

“Untuk apa? Kata-kata tidak ada gunanya dan selalu sia-sia. Lagi pula siapakah yang masih sudi mendengarnya?

Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa peduli apakah ada orang lain yang mendengarnya. Bahkan mereka juga tidak peduli dengan kata-katanya sendiri. Sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-kata tanpa makna. Kata-kata sudah luber dan tidak dibutuhkan lagi. Setiap kata bisa diganti artinya. Setiap arti bisa diubah maknanya.”

Sepotong Senja untuk Pacarku (Seno Gumira Ajidarma)

Kami tetap akan wawas diri. Di tengah gemuruh kata-kata yang berjujuh setiap hari, kami dengan telaten mencoba menyiangi, memberi pupuk, dan memanen kata dengan hati-hati.

Di depan sana, kami tetap percaya setiap cerita yang tertimbun di tumpukan rutinitas adalah penggalan peradaban yang lesat dan selalu memiliki arti. 

Akhirulkalam, bagi siapa saja yang memberikan dukungan, kesempatan, logistik, pemikiran, dan bentuk lainnya setahun kemarin, kami ucapkan terima kasih.

Sesudah itu, hormat kami selipkan di setiap pertemuan dengan semua rekan yang turut mengambil bagian dalam perjalanan Sudut Kantin Project dan sudutkantincom. Meskipun menggerumit, langkah-langkah kecil ini kami tuntun menuju sebuah tujuan yang lebih besar. 

Selamat tiga tahun!
Sukap


Ilustrasi oleh Ragil Anantya (@ragilant_)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Feminisme: Perjalanan Panjang Melawan Stigma Menuju Kebebasan

Next Article

Kumpulan Puisi David Ryan Sitorus: Lectio Humana