Aku duduk menghadap langit,
sembari mengamati pergerakan Ibuk yang sigap menyingkirkan jemuran baju dari dari langit terbuka.
Kali ini hujan datang lebih santun,
mengucap permisi lewat mendung.
Satu, dua menetes.
Hujan mulai menyatakan keberadaannya di tubuh bumi.
Hujan jatuh lengkap dengan atributnya,
Dingin , kilat, gemuruh dan tangis adik kecilku.
Aku masih duduk menghadap langit dan Ibuk menimang-nimang bungsunya.
Jadi apa benar ibu adalah ibuk, kenapa pake k? Apakah k untuk kasih? Atau kasar? Atau kelu? Kusam? Kantin? Kenapa? Atau ibuk adalah ibu kenapa?