Doa, Luka, dan Dendam; Kumpulan Puisi Anggit Kumara

“Doa, Luka, dan Dendam”, kumpulan puisi; PusaraKidung, dan Pemelihara. Ditulis oleh Anggit Kumara, seorang lulusan Sastra Inggris yang dibesarkan di keluarga Jawa dan sedang belajar menulis dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.


Pusara

Lantas bilamana rumah
Yang kau bangun megah
Telah pecah belah
Menjadi puing-puing
Tanah mana lagi
Yang akan kau jadikan pulang?
Seorang kawan bertanya padaku
Menelisik mencari jawab
Lantas bibirku berucap,
Aku akan jadikan pusara
Muara dari semua raga
Puncak dari semua doa di dunia
Sebagai rumah
Sebagai singgah, sebelum kekal
Dan sekarang akan kukirim doa-oa
Pada nama-nama
Di nisan batu, leluhurku

Kidung

Ingatanku melayang kembali ke masa
Di mana aku masih belum cukup dewasa
Untuk mengerti perihal apa-apa
Dan kukira hidup masih begitu asing dan ganjil kala itu
Teringat juga akan mbah putri
Dengan halus mendendangkan kidung
Dalam Bahasa Jawa
Belasan tahun berlalu,
Coba kuingat lagi bagaimana nadanya
Bagaimana liriknya
Namun yang kuingat hanya aku yang merasa aman
Dalam dekap hangat tangan keriputnya

Pemelihara

Setiap manusia adalah petani
Yang menuai dari yang ia tanam
Setiap manusia juga merupakan peternak
Ia gembala dan pelihara
Perihal buruk atau baik
Hingga besar dan gemuk-gemuk
Namun sayang,
Orang-orang lebih suka memelihara dan menanam
Perihal buruk
Perihal marah
Perihal dendam
Atau perihal luka
Lantas apa yang akan kita semua peroleh dari itu semua?

 

Anggit Kumara, 2021
Ditulis di bulan-bulan berakhiran -ber. 

 

Penyelaras aksara: Arlingga Hari Nugroho
Foto: Arieq Ibnu Nur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Provokasi Ingatan dalam Pameran Arsip | Catatan Mengunjungi Biennale Jogja XVI Equator 6

Next Article

Menilik Karya-karya Heri Dono dalam Pameran "Phantasmagoria of Science and Myth"