Kampung Bugis, Singaraja Merayakan Kemerdekaan dari Atas Sampan Mini

“Sekali lagi yang mendapat nomer urut awal, silakan persiapan,” seru Memed menggunakan pelantang memanggil peserta lomba sampan mini. Pada ruas jalan yang tidak terlalu lebar di pinggir pantai, anak-anak berlarian, sedangkan muda-mudi dan orang tua telah menyiapkan tempat terbaik untuk menyaksikan perlombaan. Pagi itu langit nampak cerah dan bersahabat.

Tulisan seperti Bintang Utara, Doa Ibu, Bang Zai, Jamal Mbek, dan Bajak laut adalah nama-nama sampan dari lima peserta awal. Beberapa dari nama itu tergores indah di lambung sampan. Bersama pemiliknya mereka berenang ke tengah laut, berbaris, dan sigap menunggu aba-aba. Tanpa nakhoda, sampan mini bergegas melaju dengan embusan angin menerjang gelombang laut seusai Memed menghitung mundur dan meniupkan peluit.

Dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan, Minggu 16 Agustus pagi, warga Kampung Bugis Singaraja menggelar lomba sampan mini yang bertempat di Pantai Kampung Bugis. Sejak pagi, barisan sampan mini telah memenuhi bahu pantai. Beberapa orang terlihat sibuk menyiapkan jagoannya. Sedang lainnya fokus memasang layar, dan ada pula yang mengencangkan ikatan daun kemudi.

Tidak ada batasan umur, calon peserta lomba hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp10 ribu untuk biaya pendaftaran. Setiap sampan haruslah mengikuti beberapa ketentuan, seperti panjang sampan yang 120 cm dan tinggi layarnya 150 cm. Hingga hari pelaksanaan, terdapat sekitar 172 peserta yang turut memeriahkan perlombaan ini.

Dalam sekali tiupan peluit, ada lima sampan mini yang adu cepat. Selayaknya perlombaan, sampan yang terlebih dahulu mencapai garis akhir akan menjadi pemenang.

Tak jarang, sampan-sampan itu urung menyentuh garis akhir karena keburu keluar jalur atau bahkan jungkir balik dan mengambang. Tentu saja, peristiwa tersebut malah jadi hiburan bagi penonton yang hadir.

Salah satu penggagas acara Roni Pattinasarani menuturkan, lomba-lomba ini bukan saja untuk memperingati hari Kemerdekaan, tapi juga sebagai pesta rakyat untuk menghibur seluruh warga kampung yang jenuh di masa pandemi.

“Karena kami dan masyarakat di sini haus akan hiburan. Kami ingin membuat pesta rakyat, semacam hiburan,” tutur Roni.

Roni dan warga kampung menyediakan berbagai perlombaan sehingga semua kalangan dapat berpartisipasi. Lomba-lomba tersebut antara lain lomba sampan mini, lomba lari karung, lomba kelereng ibu-ibu, panjat pinang miring, dan lomba menangkap bebek. Rangkaian lomba ini terselenggara selama dua hari terhitung dari tanggal 16 hingga 17 Agustus.

Yang unik, lomba-lomba itu tidak digelar di pelataran rumah atau lapangan di tengah kampung. Lomba seperti panjat pinang miring, gebuk bantal, dan tentu saja sampan mini dihelat di atas laut.

Laut adalah lanskap alam yang terbentang di Kampung Bugis, Singaraja. Memperingati hari Kemerdekaan dari atas laut adalah cermin dari latar sosial warga Kampung Bugis di Singaraja. Pun, sebagian besar dari masyarakat memang bermatapencaharian sebagai pelaut.

 

Editor: Agustinus Rangga Respati

1 comment
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts