Pekan Raya Konflik: Kumpulan Puisi Angela Ardhika Sinthawati

Kumpulan puisi ini: Festival Cinta PertamaPerlombaan Id, Ego, dan Superego, dan Si Tuan Pemenang Hati. Ditulis oleh Angela Ardhika Sinthawati.


Festival Cinta Pertama

Romansa cilik yang membara kala itu
Dua tokoh pijaraya yang mematung semu
Tangan-tangan kecil sudah mulai saling menyatu
Mereka saling beradu rayu dalam kelambu

Sintingnya mereka saling memisahkan diri
Melepaskan kisah mereka pada frasa takdir yang fana
Tahunan menuju puluhan sudah tak lagi mencari-cari
Egoisnya sang takdir pun turut menghantui mereka

Putaran badai rasa menghantar dua pijaraya menyatu dalam rayuan sendu
Guncangan asa dan fakta ikut campur menimpa keduanya
Mungkin baginya melawan takdir tak akan membelenggu
Nyatanya pilihan bodoh pun menyakiti lara sang empunya cerita

Apakah layak mencintai dan menyakiti satu sama lain?
Ironinya penyakitmu turut melukai jiwa sang lara yang membaik
Hebatnya juga kau turut meninggalkan lara yang pilu menjadi sendu
Satu lustrum menghilang pun hanya luka yang dihadiahkan pada lara

Ratusan pernyataan hanya omong kosong belaka
Pada akhirnya pergi menjauh pilihan penuh ilusi
Tak akan ada lagi rasa yang bersangka
Kepingan lara sudah sepatutnya tak digenggam kembali

(Ruang Hitam, 20 Juni 2023)

Perlombaan Id, Ego, dan Superego

Memori berabad-abad lalu kembali memukul kepalaku
Mungkinkah aku disana menjamu pilu pertama kali?
Bahkan saat aku tak lagi menggenggam kamus baku
Apakah aku gerangan gadis berjubah hitam yang bernyali?

Puingan kenangan menyatu bagai keping mainan bongkar pasang
Aku kembali terduduk pada ranu yang memintaku untuk kembali pulang
Ah, sayangnya diriku telah kehilangan kendali untuk berperang
Lantas mengapa diriku pusing tidak kepalang?

Hebatnya mereka beradu menguji kesabaranku yang setipis tisu
Lalu apalagi yang hendak kau beri pada gadis ingusan itu
Anganmu terlalu tinggi hingga semesta pun enggan menjamu
Bagaimana mungkin kau dan dirimu yang lainnya saling berjibaku

Suara manusia berisik itu berseru tanda tak mampu
Memaki dan mencaciku selayaknya aku hina dihadapan sekutu
Sialnya mereka lupa rahasia mereka yang dikekap olehku
Apakah baik jika kuadukan mereka yang memaku?

(Ruang Tunggu Sekutu, 26 Juni 2023)

Si Tuan Pemenang Hati

Layaknya kotak tua yang kutemukan di gudang lama
Terlihat menawan namun belum kuketahui asalnya darimana
Semua tentangnya terkunci rapat tak ada cela untuk dibuka
Sayangnya aku jatuh cinta padanya tanpa bicara

Puluhan hari kutunggu menanti kisah gila antara kita
Ajaibnya kehangatanku mampu membuatmu sedikit mencair
Egoisnya aku ingin selalu mengajakmu bercerita
Semua tentangmu aku hanya tak ingin segera berakhir

Tuan, bisakah kau menetap di sini untuk waktu yang lama?
Kan kuceritakan kau indahnya panorama yang kita tuju
Bisakah kita sesuaikan langkah kita agar berirama?
Agar tak ada lagi pengganggu dan kitapun segera melaju

Mengapa aku tak bisa berkata-kata setiap kali menggambarkanmu?
Bagaimana bisa aku selalu membisu dan tertawa jika semua itu tentangmu?
Beruntungnya dirimu memenangkan hatiku tanpa bertanding dengan siapapun
Sialnya kau tak tahu bahwa aku selalu memilihmu 
Meski aku tak tahu siapa pemenang hatimu, hei Tuan berhati biru!

(Ruang Hati, 28 Juli 2023)


Penyelaras aksara: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Akwila Chris Santya Elisandri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

[MMF Subang] Letupan Kecil dari Pinggiran Kota | Music Merch Fest 2023

Next Article

[MMF Bandung] Mengusahakan Perniagaan Demi Eksistensi Bermusik | Music Merch Fest 2023

Related Posts