Perjalanan Tour Lintas Generasi Bersama Krass Kepala | Brang Breng Brong #4

Acara Brang Breng Brong #4 memang menyajikan berbagai Band dari lintas generasi.
Performance Krass Kepala di Panggung Brang Breng Brong #4

Jadi ada di salah satu lagu kita judulnya “Penguasa Bohong”, di situ kaya terlalu kuatnya sistem yang ada membuat sikap ngeyel terus dijadikan senjata Krass Kepala untuk menyuarakan sikap yang kita yakini.

“Seperti penguasa bohong, awas polisi, ya itu buat temen-temen. Jangan sempet ketangkep ajalah. Karena susah buat dilawan,” ucap sang vokalis Krass Kepala.

Berawal dari beberapa pengalaman yang sudah dirasakan membuat beberapa personil Krass Kepala memiliki perasaan tidak nyaman. Beberapa peristiwa yang dialami secara sadar itu membuat Krass Kepala pun lahir dan mencoba untuk mengkomunikasikan kenyataan yang ada di sekitar mereka tanpa ada maksud yang bertele-tele.

Band punk ini awalnya hadir dari kegelisahan atas fenomena pertunjukan musik (gig) di Bandung, dan secara individu bukanlah pendatang baru melainkan kumpulan para pengampu skena punk di Kota Kembang. Krass Kepala juga dulunya bukanlah band, melainkan group demo atau juga bisa disebut dengan group sound check.

Sekitar tahun 2005, berawal dari acara kolektifan bernama “Anti Mapan”. Saat itu acara dibuat dengan bantuan teman-teman dan dilakukan secara patungan dan gotong royong. Nyaris setiap band penampil waktu itu ogah untuk tampil menjadi yang pertama, dan panggung tersebut sempat hening sementara.

Performance Krass Kepala Manggung di Brang Breng Brong #4

Sehubungan dengan berbagai acara yang sudah pernah terjadi dan diikuti, banyak penampil utama kadang telat dan cenderung tidak on time. Akhirnya tanpa kula nuwun, Krass Kepala mengokupasi panggung demi mengisi kekosongan waktu dengan mengcover lagu-lagu punk populer.

Krass Kepala juga mengatakan kalau sebenarnya acara kolektif itu kontribusinya bukan sekedar uang semata. Menurut sang vokalis “Kalau bisa ya kamu datang, ajak temen-temen biar ramean, support satu sama lain. Sebab dulu, acara rame karena temen-temen juga, pada nari pogo bareng-bareng, rame pokoknya.”.

Berangkat dari cek alat dan bantu-bantu mempersiapkan panggung acara band. Krass Kepala sering melakukan pemanasan sekaligus jamming. Hal itu mereka lakukan secara terus menerus diberbagai acara sampai akhirnya Krass Kepala melakukan perjalanan tour untuk membawakan lagu-lagunya sendiri.

Seolah tidak ingin sepi untuk berkegiatan, setiap Krass Kepala selesai membuat album ataupun EP mereka pasti akan menyelenggarakan tour. Meskipun terbatas, dan sesuai kemampuan tapi perjalanan mereka cukup dibilang konsisten.

Terbukti selama perjalanan dari tahun 2006 Krass Kepala aktif berjejaring sampai menghantarkan mereka berkenala ke daratan Eropa. Beberapa diskrografinya antara lain “4 Ways split (CDR) 2006, Pesan Pendek EP (CDR) 2006, Total Destruction EP (CDR) 2007, Total Destruction (Tape) 2009, V/a Bandung Burning Vol.2 (CD) 2010, 2 Ways Split Solidaritas Internasional (7”.CD and Tape) 2013. Discography Ten Years Of Madness (LP) 2015, 4 way Split State (LP) 2020, Live At Klub Racun (Tape) 2022”.

Proses perjalanan tour ini merupakan serangkaian bagian program untuk mendistribusikan dan memberitahukan bahwa Krass Kepala itu ada dan hadir diantara kolega ataupun disekitar masyarakat yang memiliki satu pemikiran.

Meskipun para anggota personil sudah banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun solidaritas yang dibangun tidak sertamerta goyah dan lumpuh dimakan usia. Itulah kenapa dari setiap perjalanan tour yang sudah dilewati dari berbagai kota, Band asal tanah Sunda ini kerap berjumpa dan menjalin pertemanan kuat dengan berbagai lintas generasi.

Adapun juga alasan Band ini memilih Kota Jogja sebagai perjalanan tour mereka karena salah satu personil Krass Kepala dulunya pernah tinggal di Jogja. Sebuat saja Jahkunx (Jah Papinya Ciko), Gitaris yang sering menggunakan kacamata ini dulunya tinggal di daerah Gampingan, semenjak tahun 1995 sampai 2001.

Selama di Jogja itulah ia banyak menjalin hubungan dengan teman-teman dan kemudian tetap menjaga lingkaran pertemanan yang sudah ada. Seperti kedigdayaan sebuah band punk, selain corak musik pada hakekatnya adalah menjalin jaringan pertemanan dan mengedepankan semangat budaya berbagi.

Panggung Brang Breng Brong #4

Momen tour Krass Kepala di Kota Gudeg ini juga sebenarnya mengngenang romantisme dan ajang untuk reunian bersama dengan teman-teman. Malam itu (01/07/2022) menjadi saksi dan juga kesempatan yang terbayarkan tuntas bersama band-band lain di Boggiedown, dan tentunya memberikan berbagai suguhan yang beragam dalam panggung Brang Breng Brong #4.

Dipandu MC Baratnaluri (vokalis Amok), acara musik ini dimeriahkan oleh PSK JAZZ, NVMBBASTA, SOMETHING WRONG, PRONTAXAN, dan tentunya KRASS KEPALA. Disetiap selesai band manggung juga diadakan sesi ngobrol santai bersama, selain untuk mengakrabkan personil dengan penonton. Sesi ngobrol ini juga ajang untuk berbagi pengalaman dan menjalin pertemanan dari lintas generasi.

Acara Brang Breng Brong #4 memang menyajikan berbagai Band dari lintas generasi, sebut saja SOMETHING WRONG. Secara entitas Band Hardcore Yogyakarta (HCYK) ini sudah 27 tahun berkiprah dan tumbuh di jalur skena subkultur tanah air. Disambung Band Blackmetal Krust/Punk asal Kediri bernama NVMBBASTA yang pada akhir bulan Juni 2022 kemarin telah rampung menyelesaikan album perdananya.

Sebelum itu PSK JAZZ tampil lebih awal untuk membuka acara. Penampilan mereka ini bisa dibilang nyentrik dan tampil beda daripada yang lain. Band Chaotic di tanah indie ini mengusung lisensi sumber terbuka alias open-source. Yang artinya siapapun boleh join di panggung dengan PSK, entah itu musisi atau bukan mereka nggak peduli. Mau main seperti apa, mau gaya macam mana, Pokokmen Sak Karepmu!.

Kemudain diakhir sesi acara ini ditutup dengan group kolektif demit digital bernama Prontaxan. Dengan mengoplos musik indie sampai punk-punk’an, musik Funkot yang dibawakan Prontaxan sudah pasti membuat malam Brang Breng Brong Remuk Ora Karuan.

Persis apa yang pernah dikatakan oleh Hahan (Salah satu personil Prontaxan) “semua boleh ngaku anak punk atau yang paling ‘nge-punk’ tapi kalo udah diketok gendang, naluri binatangnya keluar dan langsung goyang”

Disudut gigs yang diorganisir oleh teman-teman Dugtrax ini juga dibuka aktivasi “Offline File Sharing” secara legal, bebas dan gratis. Cukup dengan membawa Hardisk, Flashdisk, ataupun Smartphone. Pengunjung dibebaskan untuk saling berbagi (memberi/menerima) karya musik atau visual. Atau jika kalian penasaran, kalian bisa mengaksesnya lewat dugtrax.bandcamp.com

Menurut sang Vokalis Krass Kepala “Baik untuk berjumpa kawan lama maupun kawan baru, itu nantinya akan menambah energi kedepannya untuk Krass kepala. Jadi jaga solidaritas lingkaran temen-temen yang sudah ada. Kita tidak bicara tentang senior ataupun junior, justru dengan bertemunya antar lintas generasi ini membuat yang lama memiliki energi kembali”.

Perpaduan lintas generasi ini seolah bukan menjadi hambatan ataupun saingan dalam bermusik, justru dengan saling melintas dari berbagai generasi menjadi jalur penghubung untuk saling menemukan teman dan keluarga baru dalam skena bermusik.

Jaga teman-temanmu, keluargamu, dan orang-orang yang kamu sayang. Nggak ada punk senior maupun junior. Punk tetap Punk. Brang Breng Brong! Oi Oi Oi!

Editor : Editor Tim Sudutkantin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

“Silang Saling: Titian dan Undakan”, Refleksi Seniman Muda dalam Berkarya | Biennale Jogja 2022

Next Article

Hampir Saja, Menjadi Laki-laki Pelupa Karena Tidak Menyapanya ‘Selamat Pagi’

Related Posts