“Silang Saling: Titian dan Undakan”, Refleksi Seniman Muda dalam Berkarya | Biennale Jogja 2022

Mengusung tajuk ‘Silang Saling: Titian dan Undakan’, pameran ini menjadi sebuah refleksi terhadap keragaman pendekatan, media, dan isu yang diangkat oleh seniman program Asana Bina Seni 2022 dan berkolaborasi dengan peserta program lainnya.

Pameran Asana Bina Seni yang merupakan program tahunan Yayasan Biennale Yogyakarta tahun ini resmi dibuka oleh seniman Eko Nugroho pada Senin, 18 Juli 2022 di Taman Budaya Yogyakarta.

Pameran Asana Bina Seni 2022 dibuka dengan beberapa sambutan dari para tokoh, salah satunya direktur Yayasan Biennale Yogyakarta, Alia Swastika. Beliau menjelaskan bahwa acara ini merupakan sebuah inisiatif untuk menjadi ruang belajar bersama antara penulis dengan seniman muda.

Karya Sekawan Project / Kelompok Seniman Asana Bina Seni

Tujuannya untuk memperluas lagi perspektif dan praktek-praktek dalam berkarya, sehingga diharapkan mampu menemukan cara pandang yang lebih disiplin. Pameran ini juga menjadi media bagi seniman muda untuk membuka ruang percakapan dan titik terang, antara mereka dengan rekan sebayanya. Bersumber dari kegelisahan terhadap
isu sosial masa kini, mereka bersama-sama berusaha membongkar percakapan dan pemikiran yang mampet.

Melalui pers rilis yang diterbitkan Yayasan Biennale Yogyakarta, tema “Silang Saling: Titian dan Undakan” memiliki definisi yang kompleks. Titian dan Undakan merupakan representasi para seniman ketika bekerja dalam relasi horizontal. Kemudian, ‘Undakan’ di sini menjadi metafor bagaimana seorang seniman muda melangkah lebih jauh dalam berkarya. Ide-ide dalam menciptakan sebuah karya yang dihadirkan bisa menjadi lebih kompleks, dan diharapkan mampu menjejakkan langkah pada tangga-tangga kreatif di masa depan.

Peserta yang ikut serta dalam Pameran Asana Bina Seni meliputi delapan seniman individual dan empat seniman kolektif. Mereka adalah Salma Khoirunnisa, Desy Febrianti, Chandra Rosselini, Ela Mutiara, Febri Anugerah, Gabriela Fernandez, dan Catur Agung Nugroho.

Kemudian empat seniman kolektif yang berpartisipasi yakni Puan Pualam, Bakar Tanah Lab, Sekawan Project, dan Kula Muda Project. Seniman-seniman ini hadir dari berbagai bidang seni, mulai dari seni lukis, patung, musik/bunyi hingga tari dan pertunjukan.

Sebelum memamerkan karyanya, para seniman muda yang berpartisipasi telah mengikuti rangkaian program yang dilakukan Yayasan Biennale Yogyakarta sejak Maret hingga Mei 2022. Dengan didampingi para penulis, mereka dipertemukan dengan para seniman senior dan berkunjung ke studio seni seniman senior. “Mereka berkunjung ke studio seniman yang lebih senior untuk melihat secara langsung bagaimana seorang seniman berproses dan membangun karir senimannya,” jelas Alia.

Dalam berproses, seniman-seniman muda dituntut untuk bisa menemukan makna terhadap tubuh dan identitas, penjelajahan atas tradisi, ritual, dan situasi relevansi masa kini. Mereka juga ditemani para kurator muda untuk menggali fokus penelitian dan berdiskusi, sehingga diharapkan mampu menghadirkan perspektif yang lebih luas dan tajam. Dinamika antara seniman muda dengan kurator juga dapat memperkaya isu dari berbagai macam sudut
pandang, mulai dari arkeologi, psikologi, antropologi, media, kajian budaya, dan sebagainya.

 

Karya Puan Pualam/Seniman Asana Bina Seni

Rangkaian acara pembukaan Pameran Asana Bina Seni 2022 “Silang Saling: Titian dan Undakan” diakhiri dengan simbolisasi yang dilakukan oleh seniman lukis, Eko Nugroho. Ada juga beberapa agenda program publik selama sepuluh hari kedepan, seperti kuratorial talk, artist talk dan workshop yang informasinya dapat diakses melalui media resmi Biennale Jogja.

Dengan dibukanya pintu masuk pameran oleh Eko Nugroho, pameran yang berlangsung dari tanggal 18 Juli hingga 28 Juli 2022 ini bersifat gratis dan diharapkan mampu menarik minat dan animo pengunjung. Apalagi pada tahun sebelumnya, pameran dari program Yayasan Biennale Yogyakarta ini harus diadakan secara daring efek Pandemi COVID-19.

 

Editor : Tim Editor Sudutkantin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article
Manusia akan terus mencari

Puisi-Puisi Kontemplasi: Kumpulan Puisi Didin Emfahrudin

Next Article

Perjalanan Tour Lintas Generasi Bersama Krass Kepala | Brang Breng Brong #4

Related Posts