SkolMus Bawa Arsip Menyapa Masyarakat Kota Kupang

Komunitas Sekolah Multimedia Untuk Semua (SkolMus) turun ke jalan dan menyapa masyarakat Kupang dengan membawa arsip foto-foto yang sempat dipamerkan dalam Pameran Arsip Publik bertajuk Memori, Ruang, dan Imajinasi di Kota Kupang. 


Kupang, – Sabtu, 31 Oktober 2020, hari terakhir Merekam Kota: Pameran Arsip Publik bertajuk Memori, Ruang, dan Imajinasi. Di hari terakhir ini, panitia penyelenggara memberi kejutan kepada publik di Kota Kupang terutama masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke bekas Pabrik Es Minerva, tempat pameran dilangsungkan.

Baca juga: SkolMus Merekam Kota, Pameran Arsip Publik di Kota Kupang

Kepala Komunitas Sekolah Multimedia Untuk Semua (SkolMus) Armin Septiexan mengungkapkan dalam rangka penutupan pameran, panitia ingin menyapa dan memberi kejutan kepada masyarakat. Kejutan itu merupakan bagian dari rangkaian pameran.

“Katong ingin foto-foto yang ada dalam pameran ini dibawa keluar dari dalam gedung untuk ‘bertemu’ orang-orang yang sonde sempat datang ke pameran,” kata Armin.

Armin menuturkan, panitia meminta bantuan dari Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (Jikom) Universitas Nusa Cendana yang difasilitasi oleh Henny Lada, dosen Jikom. Para volunteer yang berjumlah delapan orang ini membantu panitia mengunjungi beberapa titik keramaian di Kota Kupang. Pada pukul 10:00 WITA panitia bersama volunteer mulai beranjak dari Minerva menuju target lokasi.

“Katong bersama volunteer keluar dari Minerva menyasar ke tempat-tempat publik. Katong turun ke lokasi pertama di Rusunawa Oeba. Di sana katong berdiri, pegang foto-foto, saat orang tanya, katong mulai jelaskan narasi-narasi penting di balik foto-foto itu lalu dikaitkan dengan pameran arsip publik yang katong jalankan,” jelas Armin.

Sempat Disangka Penjual Foto

Armin mengisahkan ketika panitia dan volunteer tiba di lokasi, mereka disangka penjual foto. “Orang-orang pikir katong mau jual foto, mungkin karena katong turun dalam rombongan macam sales mau tawarkan produk begitu. Tapi mereka punya pertanyaan, itu yang buat katong jelaskan ke mereka soal foto-foto itu, juga bagian dari acara penutupan Pameran Arsip Publik.”

Sangkaan itu ditegaskan Henny Lada, dosen Jikom Undana yang juga anggota SkolMus. Henny mengisahkan selain di Rusunawa Oeba, pertanyaan yang sama mereka hadapi di beberapa tempat lainnya.

“Selesai dari Rusunawa, katong lanjut ke Pasar Oeba. Di sana mereka kira katong mau bajual foto. Sama juga saat katong lanjut ke LLBK-Pantai Kupang, Rumah Abu, Terminal Bus Lama, dan Gereja Kota Kupang,” kata Henny.

Henny menandaskan, pertanyaan itu yang kemudian mengundang antusiasme masyarakat tentang arsip yang dibawa dan dipamerkan di tempat-tempat umum. “Saat lihat foto-foto, beberapa orang langsung bercerita: oh ini situasi tahun 80-an. Memori mereka tentang Kupang dulu langsung hadir begitu.”

Selain berkisah tentang memori-masa lalu, beberapa orang pun bertanya tentang beberapa arsip seperti Teddy’s tempo dulu, kunjungan Soekarno ke Kupang, dan rapat raja-raja. “Selain beri mereka informasi, cerita-cerita mereka juga menambah informasi buat katong. Misalnya tentang Rumah Abu yang selama ini katong kira itu Klenteng.”

Reporter: Nong Emanuel Seto
Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto-foto: Tim Dokumentasi Pameran Arsip Publik, SkolMus.
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Pertemuan-Perpisahan dalam EP "Titik Temu" Ronaswara

Next Article

Produktif, Gilang Kurniawan Rilis Single Ke-3 "Yang Tersimpan"