Sebuah Ikhtiar Visualisasi Catatan Rumus Fisika

Pameran tugas akhir Dionisius Caraka bertajuk “Visualisasi Catatan Rumus Fisika”. Sebuah upaya menguasai dan menghadirkan fisika dalam karya seni lukis.


Perupa muda Indonesia, Dionisius Caraka menggelar pameran bersama 35 perupa lain di Galeri R.J. Katamsi, Sewon Bantul, Yogyakarta. Berangkat dari kegelisahan ia semasa SMA terkait mata pelajaran Fisika, Dion kemudian mengolah itu menjadi 20 karya lukisan yang 6 diantaranya dipamerkan di Galeri R.J. Katamsi mulai dari 24 Mei – 1 Juni 2021. 

Karya lukis Dion menjadi salah satu karya yang tidak menggunakan cat sebagai bahan dominan pembuatannya. Ia justu membedakan karyanya menggunakan kapur putih di atas kanvas yang dibuat seolah menyerupai papan tulis hitam. 

Tengoklah karya ia berjudul “Dari Copernicus Sampai Newton” di atas kanvas berukuran 70 X 90 sentimeter. Tampak coretan khas menggunakan kapur seperti di atas sebuah papan tulis hitam berisi rumus-rumus fisika. Pada lukisan tersebut Dion menambahkan dua sketsa seorang tokoh dalam Fisika yaitu Newton dan Copernicus. 

Dok. Katalog Karya

Karyanya yang tergolong unik dan khas ini terangkum dalam tajuk “Visualisasi Catatan Rumus Fisika”. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Mata pelajaran fisika semasa SMA menjadi tantangan tersendiri bagi Dion. Ketika itu ia yang belum mempunyai bekal ilmu fisika merasa begitu kepayahan tatkala mendapatkan fisika sebagai mata pelajaran yang harus ia lalui sebagai syarat naik kelas. Karenanya pria yang masih tercatat sebagai mahasiswa Seni Murni ISI Yogyakarta ini mengatakan ia mengerahkan segala upaya untuk dapat menguasai fisika. 

Tak dinyana hal tersebut membuat dirinya berada di bawah tekanan yang akhirnya membekas dan menjadi sebuah momentum baginya untuk mengolah emosi itu menjadi sebuah karya seni lukis. 

Butuh waktu cukup lama bagi Dion untuk mengerjakan 20 karyanya. Ia mengatakan harus menelusuri kembali jejak-jejak catatan fisika ia dan mendalami materi mengenai fisika. “Aku mulai kembali mengulik rumus-rumus fisika dari 1 tahun yang lalu ketika semester 8. Cukup banyak kendala waktu itu dan akhirnya di awal tahun aku mendapat saran untuk mengganti judul menjadi catatan rumus.” Pengalamannya berkaitan dengan catatan-catatan tersebut kemudian ia munculkan kembali menjadi bentuk visual. 

“Untuk tugas akhir ini aku mengambil [catatan yang terangkum dalam] 4 Bab dalam buku fisika. Kinematika Gerak Lurus, Gerak dan Gaya, Fluida, dan Getaran dan Bunyi,” kata Dion. 

Lebih lanjut ia mengatakan alasan dibalik pengambilan 4 Bab tersebut karena begitu lekat dengan dinamika kehidupannya. Ia memberi contoh dengan berfungsinya sebuah indra pendengaran yang tak dapat dilepaskan dari sebuah getaran. Penggunaan bahasa visual ia pun tidak jauh dari ilustrasi yang terdapat dalam buku fisika. Hal tersebut dapat dilihat dalam karyanya yang lain berjudul “Hertz dan Bandul”. 

Dok. Katalog Karya

Tampak dari lukisan di atas sebuah potret manusia. Ia dikenal dengan nama Heinrich Rudolf Hertz seorang fisikawan asal Jerman yang menemukan pengiriman energi listrik dari 2 titik tanpa kabel. Nama belakangnya, hertz, kemudian diabadikan dalam satuan internasional (SI) untuk frekuensi. 

Suasana Pameran Tugas Akhir di Galeri R.J. Katamsi dengan Judul “Get Slow” | Dok. Yustinus Satyagraha Reformanda 

Nano Warsono, Kepala Galeri R.J. Katamsi mengatakan bahwa tiap angkatan mempunyai jiwa zaman yang berbeda-beda. Ia mengungkapkan bagaimana pameran kali ini begitu merepresentasikan kondisi di sekitar mereka (mahasiswa) melalui sebuah karya. 

Meskipun para perupa mahasiswa muda bekerjasama dengan galeri untuk pameran ini, tapi secara tata kelola pameran sepenuhnya di-handle oleh mahasiswa yang memamerkan karya-karyanya atau swakelola.

“Saya mengondisikan bahwa mereka harus bisa swakelola. Dari merancang pembagian space, menentukan tema bersama, jumlah karya yang dipamerkan, mereka harus bisa,” tukas Nano.

Lebih lanjut, pria yang juga berprofesi sebagai dosen seni murni ini menyampaikan bahwa meskipun para seniman sering bekerja sendiri dalam upaya merepresentasikan diri mereka tapi ketika akan menggelar sebuah pameran, seniman harus bisa saling bekerjasama. Dan hasilnya dapat dilihat pada pameran tugas akhir kali ini dengan judul “Get Slow.”

 

Editor: Arlilngga Hari Nugroho
Foto sampul: Perupa Dionisius Caraka bersama salah satu karya yang ia pamerkan di Galeri R.J. Katamsi, Sewon, Bantul, Senin (24/05) | Dok. Yustinus Satyagraha Reformanda

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Kamu yang Kemarin Janji Menulis; Kumpulan Puisi Kristophorus Divinanto

Next Article

Aku Harus Pergi dari Kotamu; Kumpulan Puisi Azman Hassam

Related Posts