Baca Juga: That Breakfast, We Turned Into Rockstars | Bagian Pertama Fiksi Sejarah Britpop
Petualangan sederhana Major Tom begitu memikat sejak detik pertama Ground Control mengumumkan peluncuran. Terdengar suara statis, lalu hitung mundur dimulai. Surat kabar meliput besar-besaran. Major Tom melangkah ringan di udara, memandang Bumi. Berada ratusan ribu mil jauhnya, ia justru merasa sangat tenang. Major Tom percaya pada pesawat ulang alik yang menuntunnya. Namun tentu, tak ada cerita yang baik-baik saja. Sirkuit pertama mati dan disusul kerusakan lainnya. Ground Control kalang-kabut. Major Tom tak terpengaruh. Birunya Bumi memukaunya. Dalam ‘tabung kaleng’ tersebut, ia memandang penuh takjub. Dalam suatu wawancara, Elton John sendiri mengaku terpesona dengan penampilan David Bowie saat pertama kali mengenakan atribut Ziggy Stardust. Momen itu terasa seperti… eureka! “Ia sangat berbeda, rasanya… wow,” ungkap Elton. “Belum pernah ada yang melihat sesuatu seperti itu sebelumnya.”***
Sembari menegakkan kerah di sekitar lehernya, David Bowie berjalan cepat. Posturnya yang biasanya tegak itu sengaja agak dibungkukkan. Ia menghindari pandangan orang-orang sekitar yang tak peduli. Mereka tak tahu siapa pria kurus yang tergesa itu. Sebelum menghilang di balik pintu salah satu gedung, ia berhenti sejenak. Seolah-olah sesuatu telah menarik perhatiannya. Ia melempar pandang ke arahku, seperti tak sengaja bertumbukan dengan teman lama. Senyum singkat merekah di wajahnya.… I’m floating in a most peculiar way, and the stars look very different today…
Sulit dipercaya, di masa mudanya ia adalah pria yang tidur di bekas ambulans yang dimodifikasi menjadi mobil camping. Berhari-hari parkir di depan La Gioconda, terkadang nongkrong bersama musisi lainnya di emperan. Berbincang dengan Vince Taylor tentang obsesi mereka pada kehidupan luar angkasa. Setelah berbotol-botol Mateus Rosé dan segebung halusinogen, Vince mulai memetakan posisi pendaratan UFO di Charing Cross Road. David Bowie akan menyebutnya ‘sinting’. Walaupun begitu, ada yang mengatakan, alter ego Ziggy Stardust berasal dari sosok Vince Taylor.Baca Juga: Weekend Classics | Bagian Kedua Fiksi Sejarah Britpop
Asap memenuhi kafe sepanjang hari, begitu pekatnya seolah-olah dapat diiris dengan sebilah pisau. Musisi membuat rekaman di tepi jalan. Terkadang ikut tinggal di flat di lantai atas studio. Mereka membuat studio darurat yang dilapisi karton telur sebagai kedap suara. Lalu pergi ke 12 Bar Club, di mana musisi yang belum diakui bisa tampil murah meriah. Menarikan kisah patah hati sepanjang malam, ketiduran selepas subuh. Menenggak moonshine dan bertaruh siapa yang nasibnya lebih beruntung. Setelah senyum singkat yang mendebarkan, David Bowie berlalu. Ia masuk melalui salah satu pintu. Aku tak sempat membalasnya.… Far above the moon, Planet Earth is blue, and there’s nothing I can do.
— Space Oddity, David Bowie
*) Kisah ini merupakan bagian ketiga dari 4 babak cerita fiksi sejarah Britpop karya Brigitta Winasis. Editor: Tim SudutKantin