Tahun ini, Synchronize Festival 2023 hadir mengusung tema Bhinneka Tunggal Musik. Setiap tahunnya, Synchronize Fest selalu memancarkan suar keberagaman dari setiap genre yang ada di bumi Indonesia.
Keberagaman menjadi identitas yang terus dipertahankan. Melalui Synchronize Fest, pelaku musik dan penikmatnya dipersatukan untuk memperjuangkan keberlanjutan ekosistem musik tanah air.
Synchronize Fest tahun ini tampil beda. Penambahan jumlah penampil dan panggung, membuat sorak sorai kemeriahan hari pertama (1/9) memenuhi atmosfer Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta.
Penambahan jumlah penampil dan panggung tersebut, disambut dengan antusias gemuruh penonton. Rasa puas, dibarengi kebingungan karena penampil favoritnya tampil di waktu yang sama, namun berbeda tempat.
Sebanyak lima puluh musisi tampil memukau pada perayaan hari pertama dengan delapan panggung yang berbeda, yaitu Dynamic Stage, Panggung Getar, District Stage, Lake Stage, Forest Stage, Gigs Stage, XYZ Stage, dan Record Market.
Project Pop yang hadir sebagai penampil pertama dari para musisi pembuka lainnya, berhasil mencuri perhatian penonton. Project Pop mengajak penonton untuk melaju bersama menuju Dynamic Stage. Keramaian membludak disebabkan efek nostalgia para penonton pada lagu-lagu milik Project Pop. Hari pertama tidak hanya menampilkan grup musik saja, ada pula penampilan tari tradisi Mambri Papua di area bundaran.
Selanjutnya, penampilan Fiersa Besari sebagai pembuka di District Stage, disambut antusias oleh penonton. Meskipun siang masih menyengat, penonton bersemangat untuk bernyanyi bersama artis kesukaannya. Celengan Rindu yang diciptakan Fiersa Besari menjadi salah satu lagu yang dinyanyikan di panggung tersebut.
Penampil pembuka lainnya, yakni Indische Party, Primitive Monkey Noose, Sunwich, dan Iramamama X MMS, tampil ciamik. Penonton langsung disuguhi hidangan yang baik. Kesan pertama yang apik untuk mendapatkan hati penonton.
Keseruan lainnya menyelimuti Dynamic Stage. Synchronize Fest memanggil kembali Parade Hujan untuk mengisi panggung tersebut. Parade Hujan merupakan band beraliran folk dan keroncong yang lagu-lagunya telah memasuki sukma masyarakat Indonesia. Salah satu lagunya, yaitu Perempuan Dalam Pelukan. Kehadiran Parade Hujan disambut antusias penonton. Daratan panggung tersebut sudah menjadi lautan manusia.
Lantunan lirik Di Atas Meja berhasil menyihir panggung Dynamic. Penonton bersatu rasa mengubah suasana sore menjadi sendu. Tidak sampai di situ, Parade Hujan juga berkolaborasi dengan Ade Firza Paloh (vokalis grup band Sore), membawakan lagu Menuju Senja yang membuat penonton larut dan ikut bernyanyi. Lantunan Cerita Tentang Gunung dan Laut dipadukan dengan nyanyian rap milik Saykoji, membuat rasa dari lagu tersebut semakin hikmat.
Parade Hujan juga berkolaborasi dengan Ichamalia membawakan lagu Sisa Kebahagiaan. Sebelum dinyanyikan, Mohammad Istiqamah Djamad alias Is menceritakan bahwa lagu tersebut ia tulis bersama Ichamalia, saat berada di FIB UI tahun 2013. Selanjutnya, hidangan penutup dilantunkan. Di kala senja datang, Akad menjadi akhir dari penampilan Parade Hujan di panggung Dynamic.
Matahari mulai bersalaman dan hendak berpamitan. Semangat penonton semakin lantang disuarakan. Kehadiran Krisdayanti & Erwin Gutawa Band, Iwan Fals X Sawung Jabo, dan JKT 48 & Member Gen 1, di Dynamic Stage, menghadirkan tawa, canda, nostalgia, dan goyang bersama yang mengesankan.
Penampilan Trio Macan juga ikut meramaikan Dynamic Stage. Grup vokal dangdut yang diisi personil-personil baru dari generasi ketiga tersebut memang terkenal dengan aksi panggung yang energik dan terkesan seksi. Membuat penonton berbondong-bondong meramaikan panggung tersebut.
Penonton yang hadir didominasi oleh kaum adam. Sorak sorai penonton melihat aksi panggung grup vokal dangdut asal Lamongan tersebut membikin suhu atmosfer panggung menjadi hangat. Iwak Peyek menjadi salah satu lagu yang dibawakan di panggung tersebut.
Sinar bulan mulai menyinari cakrawala, dibantu penata lighting panggung yang tak lelah menyoroti penonton yang sedang asik bermesra. Keseruan hari pertama ditutup dengan pecahnya penampilan Soneta X Dipha Barus di Dynamic Stage. Soneta berhasil mengiri sang raja, Rhoma Irama, untuk berkolaborasi dengan disjoki andalan Jakarta, Dipha Barus. Darah Muda menjadi salah satu lagu yang dibawakan di panggung tersebut.
Weird Genius di District Stage membuat penonton tidak kuat menahan tubuh yang meronta, meminta untuk bergoyang. Lantunan musik ajep ajep ala Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Gerald Liu berhasil mengguncang panggung tersebut. Lathi yang mereka ciptakan menjadi salah satu lagu yang dibawakan di panggung District Stage, dan menjadi akhir dari malam pertama Synchronize Fest 2023.
Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Instagram/Synchronize Fest 2023