“Lihatku Cahaya”
Adalah mata yang sungkan dusta
Adalah mata yang bising nyuara
Adalah mata yang membunuh kuasa
Adalah mata yang nolak melelap
Adalah mata yang manggil nemani
Adalah mata yang cahayai matahari
Adalah mata matakau matakau
Kekasih
Adakah matakau telaga yang kudayung pulang? Kekasih
Adakah matakau itu menyaksi mata mataku? O!
Maka jadilah jadi
Matakau jadilah mata mataku Matikau jadi mati matiku
Bekasi, 26 Agustus 2018
“Kejarlah Daku Kau Kukudap”
Aku mau setangkup kau
Dalam manis coklat
Dan gurih keju
Kekasih
Soal apa yang nanti ngembang
Biar itu jadi yang nanti
Tak perlunya kau hirau
Yakin pada panggang
Yakinlah Kita matang
16 Agustus 2018
“Ayo?”
Aku rindu pada apa-apa yang belum ada
Pada sebingkai senyum
Sapa jenaka
Tawa kita kemarin dan esoknya
Adakah lagi waktu yang bisa kucuri?
Biar apa-apa yang belum ada
Kujadi nyata
Soal kata kita berdua
Aku tidak takut pada jarak
Pada medan di depan
Aku takut pada jawabmu Soal tanya ku
Yang ingin selalu
Bekasi, 16 April 2018
“Jarakita”
Mampukkah kita melipat bumi?
Biar dipotongnya itu jarak
Digulung mendekat kemudian terikat
Ini benang yang menghalang raga
Jarum yang meluka sukma
Cepat kita pakai tuk jahit
Tempatmu
Tempatku
Untuk berselimutnya rindu
Yang gigil memohon temu
Manggarai, 1 April 2018
Ignorantia
Ada papan tulis buram
Yang kau gurat kapur
Sedikit
Sedikit
Itu putih yang buram
Mulai kau geser jadi merah
Yang begitu menyala
Nyata
Kau lukis itu mega
Dari bawah
Ke ujung
Sampai sesadarnya aku
Gurat-guratmu asing bersuara
Tadinya kututup telinga
Namun tak ada decit
Hanya suara nafas
Yang meminta Apa saja
Asal bukan
Kemarin
Asal bukan
Esok hari
Ada yang jatuh
Membercak lantai
Buram
Sewarna mega
Dan kutanya
“Jarimu kenapa?”
Bekasi, 27 Desember 2017
“Apa Kau Rindu?”
Aku rasa langkah ini sendiri
Benci aku rasa ramai semesta suguhi
Tak satu itu suara kutahu mengerti
Cuma riak dari kosong yang wangi
Satu hari kau juga pasti kutahu mengerti
Padamu selimut malam belum kembali kau curi
Sandar kembali cerita waktu yang tak mampu kita pahami
Sudikah kau tulis itu kata indah tak pula kau sudahi?
Aku rindu pada wangi malam kita janji untuk lupa
Kau aku bicara senja yang habis ditelan warna
Tertawa tentang bodoh yang semua manusia suka
Menangis pada tangga cerita bulan menyeka luka
Windu jadi candu mengingat matamu menatapku
Mengingat dunia yang sebenarnya tak satu tahu
Sempatlah bicara satu tanda kembali kau kepadaku
Karena nafasmu masih sesak terjebak di nafasku
Depok, 24 Februari 2016
Editor: Endy Langobelen