Setengah Mati Aku Ingin; Kumpulan Puisi Arlingga Urak

Kumpulan puisi ini; “Selebihnya, Kita Hanyalah Pemimpi”, “Setengah Mati Aku Ingin”, dan “tiga ratus enam puluh enam hari yang lalu”, ditulis oleh Arlingga Hari Nugroho. Akrab dipanggil Urak, seorang tukang baca artikel di sudutkantin.com dan suka mampir-mampir.


Selebihnya, Kita Hanyalah Pemimpi

seperti hujan–barangkali aku,
barangkali kau–akan pergi
dan datang pada waktunya

selebihnya, kita hanyalah pemimpi
yang sibuk berbincang dengan langit
sebelum jam tidak bisa tidur di kamar

aku ingin menjadi angin
yang merubuhkan kota di matamu.
menggantinya dengan kebun sayur-sayuran.
kelak akan kau jadikan sarapan untuk anak-anakmu.

sebab pemimpi berkawan baik dengan harapan
menjadikan kata, lalu buku
dan menua di lemari bukumu

tanggal favoritku: pulang
dan bertemu kau. entah
di simpang jalan mana

kubangunkan bulan malam ini
bulan tahu, kau adalah kidung
yang tak pernah bisa kulantunkan
sesuatu yang belum kutahu
namanya

5 April 2020

 

Setengah Mati Aku Ingin

sore tadi, aku pulang. jalan lengang tapi selalu gemerlap.
aku bosan melihat orang-orang kota sibuk. satu, dua, dan
kesekian kalinya. orang kota hanya menjadi tanda baca
yang tak pernah mereka ketahui kalimatnya. di bahu kota
para pemulung: memulung kata atau nasi bungkus.
mereka tak berani menjaring rembulan. atau
menggambar rasi bintang. sebab mereka tak bisa
membeli mimpi.

setengah mati aku ingin meyusun kata dan tanda baca.
menjadi kalimat tempat orang kota juga pemulung bisa
pulang. dan hari lekas berlalu. lalu aku bisa kembali
melamun tentang apa yang sedang kaulamunkan.

malam tadi aku hubungi kau.
setengah mati aku ingin menuliskan kau puisi.

14 April 2020.

 

tiga ratus enam puluh enam hari yang lalu

aku mengingat,
anak-anak kecil berkerumun
merawat api unggun saat perkemahan

tiga ratus enam puluh enam hari yang lalu
aku mengingat,
mahasiswi-mahasiswa sibuk
menyebarkan pamflet aksi di kampus-kampus

tiga ratus enam puluh enam hari yang lalu
aku mengingat,
bapak, ibu, dan adik membeli baju baru
lalu menyiapkan pesta akhir tahun

tiga ratus enam puluh enam hari kemudian
pesan singkatmu dari Jakarta,
“Hari ini sudah bertambah 4176 orang. Jangan lupa pakai masker, ya.”

21 September 2020.

 

1 comment
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Kedai Oksigen menjadi Rumah di Jogja

Next Article

Obituari yang Hidup | Berita Lelayu Momo