Kedai Oksigen menjadi Rumah di Jogja

Karena Jogja kota yang ramah, tak jarang mereka akan belajar untuk menjadi ramah. Ngomongin nongkrong, aku menemukan satu tempat yang menjadi candu dan andalan. Tempat itu adalah Kedai Oksigen.


Tidak asing Jogja dikatakan sebagai “rumah” bagi beberapa orang yang pernah singgah di kota ini. Banyak sapaan tentang Jogja, seperti Kota Gudeg, Kota Seni dan Budaya, atau Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan, Jogja Wani Party, Pulang ke Jogja dan lain sebagainya. Jogja selalu menawarkan sesuatu yang mungkin belum pernah ditemui di tempat lain. Suasana, adat, sapaan warganya dan lainnya. 

Banyak juga tempat yang menawarkan candu seperti Malioboro, Alun-alun saat festival sekaten, angkringan, pantai, bukit, bahkan tempat nongkrong yang kecil sampai besar. Maka tak jarang ketika orang ingin berlibur, bersekolah, dan sekadar menghilangkan penat akan pergi ke Jogja. Seperti kata Sudjiwo Tedjo, “Pergi ke Jogja adalah caraku menertawakan kesibukan orang-orang Jakarta,” atau seperti lirik lagu Nosstress, “Bali, aku tinggal sebentar ya, aku mau ke Jogjakarta, aku mau nyanyi seperti biasanya.”

Baca Juga: Sulit Move On dari Jogja itu Nyata dan ini Alasannya

Terkesan berlebihan, namun seperti itulah Jogja adanya. Beberapa orang yang berwisata di Jogja mungkin baru mengenal sebagian tempat-tempat nongkrong. Berbeda dengan perantau yang memutuskan Jogja sebagai tempat belajar atau bekerja, mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk mengunjungi berbagai tempat nongkrong, salah satunya aku.

4 tahun lalu memutuskan untuk menginjak kaki di kota ini, tak habis cara untuk belajar dan nongkrong. Jangan salah! Nongkrong di kota ini salah satu bentuk belajar yang mengundang banyak pertemanan. Karena Jogja kota yang ramah, tak jarang mereka akan belajar untuk menjadi ramah. Ngomongin nongkrong, aku menemukan satu tempat yang menjadi candu dan andalan. Tempat itu adalah Kedai Oksigen.

Mengapa Kedai Oksigen? Berawal dari rumah kontrakanku yang berada di daerah Maguwoharjo, waktu itu pengen ngopi. Mencoba mencari tempat ngopi di aplikasi maps, muncullah beberapa tempat salah satunya Kedai Oksigen. Pada ulasannya tempat ini menyuguhkan tempat yang santai, dan akhirnya aku memilih tempat ini.

Jam setengah 4 sore aku kesana dengan mengendarai si wiwik-ku. Jalan menuju tempat ini lumayan membingungkan karena memang masuk ke daerah permukiman dan dekat dengan Waduk Tambak Boyo. Tidak seperti yang aku kira tempat ini tidak terlalu besar, tempat ini sederhana yang menyuguhkan pemandangan sawah, sungai, angin yang sepoy-sepoy dan kalau beruntung kalian akan melihat pemandangan gunung Merapi, cocok banget sama nama kedainya! 

Jika kalian berkunjung ke sini jangan kaget dengan keramahan baristanya yang selalu menyapa dan jelasin menu yang ada sampai kamu selesai memilih. Ngobrol dengan baristanya sudah menjadi icon di sini. Sesuai dengan keinginanku, aku memesan kopi V60 tapi pakai es, mereka menyebutnya Japanese Ice Coffee. Menu andalanku sampai sekarang di Oksigen selalu Japanese Ice Coffee.

Mungkin bagi kalian penikmat kopi, Kedai Oksigen adalah salah satu tempat ngopi yang rasanya cocok buat lidah kalian. Tak hanya itu, menurutku Kedai Oksigen adalah tempat yang magic, dalam suasana hati apapun tempat ini cocok sebagai ruang untuk menuangkan suasana hatimu. Mau sekadar ngobrol bisa, ngerjain tugas, skripsi, atau kerjaan bisa. Mau menyendiri santai bisa banget, mau curhat atau PDKT? Sangat cocok di sini! Gak akan habis bahan obrolan kamu ketika memilih tempat ini sebagai ruang untuk menuangkan perasaanmu.

Baca Juga: Bersepahnya Kopi di Sekeliling Penikmat Ngopi

Setelah beberapa tahun menjadi tempat nongkrongku saat sendiri atau ramai-ramai dan tempat ngerjain tugas dan skripsi, aku pengen ngobrol mengenai Kedai Oksigen, bertemulah aku  dengan salah satu orang “legend” yang bekerja di tempat ini. Mas Bagus salah satu orang yang lama bekerja di sini, cukup terkenal orangnya di kalangan pelanggan, karena memang dia orang ramah serta selalu ngasih jokes yang lucu, tak jarang Mas Bagus mengajak pelanggannya untuk ngobrol atau sekadar “gojekan”.

Cerita Mas Bagus bekerja di sini mulanya sebagai pelanggan yang pernah menumpahkan green beans dan merasa bertanggung jawab untuk menggantinya. Namun nasib baik datang; ownernya tidak menyuruhnya mengganti. Karena merasa bertanggung jawab Mas Bagus tetap ingin mengganti dengan cara membantu di kedai sampai jam tutup. Akhirnya dari cerita tersebut berlanjut nongkrong bareng sampai ditawarkan untuk ikut bekerja di Kedai Oksigen.

Memilih Konsep Kedai

Bercerita tentang konsepnya, tempat ini tidak bertema Coffee Shop pada umumunya. Konsep yang diceritakan adalah Kedai. Sempat bertanya kenapa kedai? Padahal yang diketahui orang, di sini dikenal sebagai coffee shop. Kedai menurut Mas Bagus dan Mas Ijik, sebagai pemiliknya, adalah biasa-biasa saja, apa adanya, sederhana dan semua kalangan umur cocok untuk berada di sini. Menurut Mas Bagus pribadi, maksud yang ingin disampaikannya yaitu Oksigen adalah rumah, yang berarti saat orang ke Jogja pasti akan kembali ke tempat ini. Takjub Oksigen adalah rumah ternyata cukup menyentuh di hati para pelanggannya, tak jarang ia mendapat pesan menanyakan Kedai Oksigen untuk berkunjung lagi karena kangen dengan suasana di sini. Benar adanya ketika aku melihat ulasan-ulasan di internet, ketika tutup waktu yang cukup lama, orang-orang merindukan Kedai Oksigen. 

Semua perjalanan Kedai Oksigen sudah dilalui termasuk di masa pandemi ini, sempat memutuskan untuk rehat sejenak dan beberapa bulan kemudian memutuskan buka untuk kembali membaik. Seperti biasanya para pelanggan mulai berdatangan walau tak seramai di kala normal, tapi Kedai Oksigen berusaha menyuguhkan hal-hal baik walaupun harus mengorbankan beberapa hal untuk kembali membaik.

Salah satu tempat magic yang bebas kamu artikan ya di sini. Jogja memang banyak tempat nongkrong, ini versiku yang mungkin bisa kamu coba. Kalau penasaran coba cek di media sosialnya @oksigencoffee.yk, kalau tambah penasaran cari saja di aplikasi maps “Oksigen Coffee” langsung ketemu sama pegiat kopinya, coba kenalan dan ajak ngobrol, di sana ada mas Bagus, Mas Nugi, Mas Ganjar dan mbak Riana.

Gak cuma Mas Bagus doang yang lucu, mereka semua lucu sampai admin media sosialnya juga gemes banget. Kedai Oksigen gak hanya di Jogja. Buat yang belum sempat ke Jogja dan berada di sekitar Jawa Barat, main ke Cirebon karena di sana juga ada @oksigencoffe_crb. Di sana kamu bisa langsung ketemu ownernya yaitu Mas Ijik yang katanya lucu juga.

Itu cerita versiku, semoga kamu nemuin versi sama atau versi baru ketika kamu berkunjung di Kedai Oksigen. Hai Oksigen!

 

Editor: Arlingga Hari Nugroho

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts