Nyanyian Perlawanan dan Solidaritas Viva City untuk Sukatani

Membawa spirit solidaritas untuk Sukatani, Viva City kritik polisi di atas panggung “Tulang Panggung” 2025.

“Tugasmu mengayomi,
tugasmu mengayomi,
Pak Polisi, Pak Polisi,
Jangan ikut kompetisiii”

Anthem itu terus dinyanyikan di sela-sela pertunjukan Viva City pada perhelatan Tulang Panggung, Selasa 25 Februari 2025. Tanpa dikomando, para penonton terus menyanyikan anthem tersebut dengan semarak dan kompak. Lagu sindiran untuk instansi kepolisian dinyanyikan serupa paduan suara. Lagu tersebut mungkin dinyanyikan karena keesokan harinya klub bola yang didukung Viva City yaitu PSIM Jogja akan melawan klub dari kepolisian yaitu Bhayangkara FC. Tapi yang pasti, lagu tersebut dinyanyikan hasil dari amarah karena rekan sejawatnya, Sukatani baru dipersekusi polisi.

Mini gigs di sebuah cafe yang terletak di Jl. Kaliurang, Sleman itu ramai karena menampilkan Sukatani. Gigs tersebut merupakan panggung kedua Sukatani setelah menyampaikan klarifikasinya yang membuat geger itu. Banyak dari penonton menjadi penasaran setelah pertunjukan Sukatani di Tegal disatroni satu kompi truk seragam coklat. 

Membawa spirit solidaritas untuk Sukatani, Viva City menghadirkan pertunjukan yang berisi kritikan kepada polisi. Formasi Viva City pada pertunjukan itu adalah Ricky Cunk pada gitar vokal, John Tito pada bass, Yassar Dimas pada gitar, dan Kemal Akbar di posisi drum. Kemal menggantikan Jat Baztard yang saat itu sedang nyadran. Mereka tampil dengan dandanan punk dan wajah dibalut corpse paint. Berbeda dengan penampilan Viva City biasanya yang menampilkan lukisan wajah bertema punakawan, tampilan mereka kali ini menghadirkan spirit 1312.

(dok. @_alaint)

Punkers asal Pasar Kembang Jogja ini tampil disambut riuh penonton yang terkejut dengan dandanan aneh mereka. Mereka menjadi penampil kedua setelah Cold Dealin, setelah itu Megatruh, dan yang terakhir Sukatani. Viva City tampil amburadul sebagaimana band punk pada umumnya. Mereka membawakan seluruh lagu dari album “The Wild Is Yours” + lagu Sukatani yang telah turun peredarannya di platform digital yaitu: Bayar, Bayar, Bayar

Viva City bersama barisan skinhead dan punkers se-DIY seperti ingin mengobarkan amarahnya kepada instansi kepolisian dalam gigs itu. Saat Viva City naik panggung, anthem yang telah disebutkan di atas tak henti-hentinya dinyanyikan. Viva City seperti menjadi dirigen paduan suara kegelapan. Saat menyanyikan anthem tersebut salah seorang pun mengeluarkan secarik kertas bertuliskan “AWAS ADA INTEL 1.3.1.2”. Tak ada gentar, anthem ini pun malah dinyanyikan dengan lantang.

Hingga lagu terakhir yang mereka mainkan membuat pecah. Cover version dari track kedua album “Gelap Gempita” yang dirilis Dugtrax Records pada 24 Juli 2023. Saat hendak membawakan lagu tersebut, Ricky Cunk dan John Tito memanggil-manggil Alectroguy untuk segera naik ke atas panggung. Sayang, Alectroguy tidak menyahuti. 

Viva City pun memaklumi keputusan dari Alectroguy. Lelaki bertopeng kain itu hanya menyaksikan pertunjukan Viva City dari balik jendela backstage. Saya melihatnya dari jauh hanya berdiri bersama Twister Angel di sampingnya. Saya merasa mereka pasti tersenyum bangga melihat lagu tersebut dibawakan secara epik oleh Viva City.

Saat Bayar, Bayar, Bayar dimainkan penonton pun meliar. Para penonton berebut mikrofon untuk bisa ikut menyanyikan lagu tersebut. Sang vokalis, Ricky Cunk pun turun ke moshpit untuk ikut berpogo bersama penonton. Lagu yang sudah diturunkan oleh penciptanya pun malah justru dinyanyikan beramai-ramai oleh banyak orang. Meskipun liriknya jadi kacau balau karena dinyanyikan dengan keos, setidaknya lagu tersebut terus dinyanyikan dan tidak berhenti setelah Sukatani pensiunkan. 

Segala kata-kata kotor kepada kepolisian pun diumpatkan John Tito dari atas panggung. Dengan gagah berani, Viva City seperti menebar virus keberanian kepada setiap penonton yang hadir. Para penonton seperti telah diberi suntik agar kebal bacok saat menghadapi polisi. Sebuah motivasi yang memiliki makna jangan pernah takut melawan ketidak benaran. Lagu Bayar, Bayar, Bayar malam itu adalah milik Viva City.

(dok. @_alaint)

Setelah Viva City turun panggung, penonton beratribut punk ini pun tak buru-buru pulang. Barisan ini masih duduk-duduk sembari menunggu Sukatani naik panggung. Mereka bercengkerama sambil berbagi minuman dan rokok. Seperti anak punk pada umumnya. Gerombolan ini seperti sedang menyiapkan fisiknya untuk bisa menyaksikan penampilan Sukatani.

Penampilan Sukatani pun berjalan lancar dan meriah. Nyanyian solidaritas “terima kasih, terima kasih Sukatani” dengan tepukan tangan bersama pun menjadi viral. Nyanyian yang dimulai oleh barisan punk ini menjadi viral setelah diunggah akun instagram @ykvvknd, @gigs.society dan @kamibersamasukatani. Pertunjukan tersebut juga berlangsung dengan aman terkendali karena dikawal Ricky Cunk yang saat itu didapuk menjadi Kasat Intel. Permintaan penonton untuk membawakan lagu Bayar, Bayar, Bayar pun tidak ditanggapi oleh Sukatani.

“Kami dari Sukatani mengucapkan banyak terima kasih untuk kawan-kawan solidaritas yang sudah mendukung Sukatani dengan ikut bersama #KamiBersamaSukatani. Terima kasih kawan-kawan. Tanpa energi dari kawan-kawan kami tidak akan bisa sekuat ini sekarang. Terima kasih banyak,” ucap Twister Angel di atas panggung pada tengah pertunjukan.

Pertunjukan itu pun berlangsung lancar tanpa ada insiden berbahaya sedikit pun. Semua berjalan lancar sonder sesuatu yang mencurigakan. Selepas pertunjukan semua penampil pun berkumpul di area backstage dengan penuh kekerabatan. Semua memberi semangat kepada duo asal Purbalingga ini agar semakin kuat menghadapi cobaan yang sedang mendera mereka. Tidak ada tendensi untuk mencari momen atau tenar dengan viralnya kasus Sukatani. Semua guyub rukun karena sadar bahwa kasus semacam ini bisa menimpa para musisi yang lain.

Tak seperti pertunjukan di Tegal yang dikabarkan disatroni satu kompi aparat berseragam coklat, pertunjukan di Jogja utara itu justru bebas dari pengamanan. Pertunjukan tersebut berakhir dengan sumringah karena berakhir tanpa ada sesuatu yang tidak diinginkan. Para yang hadir pun bisa menghapus rasa penasarannya akan kabar Sukatani.

Setelah cafe tutup, tongkrongan tersebut pun berpindah ke Warung Mie Ayam di Jl. Urip Sumoharjo. Gerombolan buyaran gigs itu pun menyantap mie ayam bersama sambil ngemper di trotoar. Pada dini hari, semua pun kembali ke tempat masing-masing karena rombongan Sukatani akan pulang ke Purbalingga pagi nanti. 

Dalam obrolan di trotoar itu Ricky Cunk mengungkapkan kemarahannya kepada polisi yang sempat menyandera Sukatani. Sebagai anak punk yang terbiasa hidup di jalanan, Kicunk memang kerap menemui polisi yang sebagaimana disampaikan Sukatani di lagu Bayar, Bayar, Bayar. Ketika melihat unggahan Sukatani yang terkesan dipaksa melepas topengnya di feed mereka, jiwa rebel Kicunk pun memberontak. 

“Siapa yang tidak marah melihat teman sendiri digituin? Ini polisi sudah keterlaluan banget. Kebacut. Kita sekarang jadi harus jaga diri sendiri-sendiri aja karena polisi saat ini sudah jadi musuh kami bersama,” ucapnya.

Kicunk menjelaskan bahwa sebetulnya Viva City juga telah kerap membawakan lagu Bayar, Bayar, Bayar saat pertunjukannya. Lagu tersebut dibawakan Viva City saat menjalankan The Wild Is Yours Tour 2024. Viva City membawakan cover version dari lagu tersebut di Cepu, Bojonegoro, Malang, Kaliwungu, hingga Jakarta. Sehingga ketika membawakannya lagi, Kicunk mengaku tidak kesulitan membawakannya lagi.

Mengenai lagu yang sudah diturunkan dan tidak akan dibawakan lagi oleh Sukatani itu, Viva City mengaku siap untuk membawakan terus lagu Bayar, Bayar, Bayar. “Sukatani sudah cukup gak perlu bawain Bayar, Bayar, Bayar. Konsekuensi yang mereka terima sudah gede banget. Saat ini giliran kami yang nerusin legacy-nya Sukatani, bawain lagu itu sebagai simbol perlawanan ngelawan kesewenang-wenangan aparat,” kata Kicunk. 

Dengan wajah yang belum bersih dari bedak putih itu, Kicunk mengaku akan terus membawa spirit dari lagu Bayar, Bayar Bayar. Kicunk sendiri mengungkapkan pernah berurusan sangat ribet dengan polisi ketika gitarnya dicuri. Saat itu, Kicunk jadi harus membayar beberapa rupiah agar gitar yang telah dicuri itu bisa kembali ke tangannya. Dengan mengumpat, Kicunk menyampaikan kekesalannya bagaimana bisa gitar yang dicuri sudah ditemukan kembali justru harus menunggu lama. “Katanya sih jadi barang bukti. Tapi jadi lama banget itu kayak nunggu harus dibayar berapa biar bisa balik,” ujarnya. 

Lagu Bayar, Bayar, Bayar saat ini telah diturunkan dari seluruh platform musik digital oleh Sukatani. Pasangan ini pun menyampaikan untuk tidak membawakan lagu itu dari panggung-panggung yang akan mereka jalani. Tapi apa spirit lagu yang berisi kritik untuk instansi kepolisian itu bisa hilang? Tentu saja tidak. Lagu itu justru berlipat ganda dengan banyak musisi lain yang menggubah Bayar, Bayar, Bayar dengan bermacam-macam genre.

Kemunculan pencekalan lagu Sukatani yang muncul saat demonstrasi #IndonesiaGelap memang seperti menjadi penanda bahwa kita sekarang berada di era yang tidak baik-baik saja. Sebuah zaman di mana banyak rakyat kesusahan hingga kritik lewat karya seni menjadi dibungkam. Saya menjadi setuju dengan ucapan Ricky Cunk. Bahwa di zaman kegelapan semacam ini sudah saatnya kita mempersenjatai diri kita masing-masing.


Editor: Zhafran Naufal Hilmy
Foto sampul: @_alaint

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Revisi Hidup: Kumpulan Puisi Rifqi Septian Dewantara

Next Article

Dua Film 'Dune': Eksplorasi Persoalan Takdir hingga Agama adalah Candu

Related Posts