Kubawa Kenanganmu Keliling Jakarta Malam Ini: Kumpulan Puisi Kristophorus Divinanto

Kumpulan puisi ini: Kubawa Kenanganmu Keliling Jakarta Malam Ini , Pepohonan Thamrin, Menjenguk Jassin di Menteng, Mengapa Kota Ini Tidak Istirahat?, Kasak-kusuk Air Pasang, Leher yang Retak Serupa Tanah, Ibu Belum Pulang dari Jakarta, Laris, Semua Boleh Merasa Sedih, dan Semua Boleh Merasa Lelah, ditulis oleh Kristophorus Divinanto atau lebih dikenal dengan nama Divin. Guru SD yang rajin membaca manga dan menonton anime. Beberapa karya yang telah dipublikasi antara lain, Melarung Sesaji PiluKota yang Menggigil (puisi), Elegi Secangkir Jamu, dan Sebentar Lagi Pagi (cerpen).


Kubawa Kenanganmu Keliling Jakarta Malam Ini 

Aku melihat kamu duduk di kursi mobilnya malam ini
Namun kenanganmu ketiduran di balik punggungku

Kenanganmu di jok belakang enggan turun dari motor
Lagi-lagi aku diajaknya berkeliling Jakarta malam ini
Dan kubawa saja kenanganmu seperti malam kita dulu
Melintas Jakarta yang tak lelah menjawab dan bertanya
Mengendarai motor bebekku dari Trisakti sampai Slipi
Sampai kenanganmu juga ketiduran saat di Palmerah
Kadang aku ajak makan mie ayam di Kebayoran Baru

Lantas Jakarta sebelah mana yang kamu sudah lewati

Kenanganmu sudah tidur dan aku masih di Menteng
Aku ingin jajanan pasar di dekat Stasiun Pasar Senen
Entah pukul berapa aku antar kenanganmu pulang

Sepertinya dia lebih memilih tinggal di dalam aku.

(Jakarta, Mei-Juni 2018)

Pepohonan Thamrin

Pohon Jakarta
Ada gorden dan kaca
Rimbun melangit

(Jakarta, Mei 2018)

Menjenguk Jassin di Menteng

Jassin tertidur
Pada selembar pohon
Tersimpan zaman

(Jakarta, Mei 2018)

Mengapa Kota Ini Tidak Istirahat?

Jakarta mungkin
Butuh rehat sejenak
Sebelum pingsan

(Jakarta, Mei 2018)

Kasak-kusuk Air Pasang

Kabar yang muncul
Kota ini terendam
Air mata-Nya

(Jakarta, Mei 2018)

Leher yang Retak Serupa Tanah

Musim kemarau
Mencekik leher ibu
Meminta air

(Jakarta, Juni 2018)

Ibu Belum Pulang dari Jakarta

Seekor tikus
Mendapati ibunya
Terlindas mobil

(Jakarta, Juni 2018)

Laris

Baliho kota
Tertabrak burung-burung
Langit terjual

(Jakarta, Juni 2018)

Semua Boleh Merasa Sedih

Rumah berkabung
Menunggu kepulangan
Tuan yang mati

(Jakarta, Juni 2018)

Semua Boleh Merasa Lelah

Kopaja ini
Berhenti saat senja
Mengeluh bisu

(Jakarta, Juni 2018)


Ilustrasi: Christina Audrey

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

MES 56 dan Praktik Kesetaraan Ruang

Next Article

Biar Aku yang Mengantar Kau Pulang Hari Ini; Kumpulan Puisi Azman Hassam