Mulai Bercocok Tanam, Berawal dari Explore Instagram

Freepik
Freepik

Berawal dari hebohnya si virus bernama Covid 19, membuat segala aktivitas yang biasanya dilakukan bersama-sama atau kegiatan di luar rumah menjadi harus dilakukan di dalam rumah. Berapa lama? Sayangnya, tidak ada yang tahu.

Dunia pun tidak tahu kapan virus ini benar-benar “bersih” dan “hilang” dari muka bumi. Sampai sekarang, rasa-rasanya belum ada tanda-tanda yang signifikan perihal kapan pandemi akan berakhir.

Lalu, jiwa ekstrovert ini pun jadi meronta-ronta, alias bosen banget. Ya sebenarnya dibilang bosen banget juga enggak. Soalnya, kondisi kaya gini bisa juga jadi pelampisan kaum-kaum mata panda alias kurang tidur buat balas dendam dari hari-hari padat sebelumnya. Maksudnya, supaya bisa bangun siang.

Hari-hari yang biasanya ketemu orang dan berkeliaran kesana kemari, mendadak berubah  enggak boleh. Pun, karena tidak tahu mau melakukan apa, jadilah hanya buka gawai, lanjut ke Instagram. Kegiatan ini yang jadi rutinitas baru.

Di explore Instagram, kok banyak orang-orang bercocok tanam. Wah ada tanaman bagus-bagus nih, ijo-ijo banget, tapi juga subur. Kok lucu bisa gitu ya tumbuhnya.

Maaf norak yes, ya gimana namanya juga enggak pernah tanam menanam. Mungkin tanaman pertama dan terakhir gue adalah kacang ijo. Itu juga ditanam waktu ngerjain tugas sekolah pas SD, iya Sekolah Dasar, hahaha.

Setelah melihat-lihat tanaman apa yang kira-kira cocok buat gue si jiwa pemalas merawat tanaman. Gue jatuh hati pada kaktus, ya cocok lah ya. Gak perlu disiram tiap hari, cukup kena sinar matahari tapi enggak boleh langsung.

Awalnya, titip nyokap beliin satu dulu. Dari situ terus mulai beranak deh. Maksudnya malah gue jadi beli terus. Pas pertama kali nyokap dateng bawain kaktus, gue girang banget. Akhirnya, kesampean punya kaktus. And there’s a fun fact behind gardening.

Ternyata berkebun alias bercocok tanam ada manfaatnya. Pertama, menjadikan diri ini lebih sabar. Di saat keadaan justru serba “dibatasi” dan harus “#dirumahaja” pasti enggak gampang dong buat ngapa-ngapain. Apalagi enggak ada yang tahu kapan sih selesainya pandemi ini.

Dengan bercocok tanam kita bersentuhan dengan tanah, menanam bibit, dan sabar nungguin sampai si tanaman gede. Nah, hal ini kasih pelajaran bahwa harus sabar untuk mendapat hasil yang diinginkan dan tentu saja berkualitas. Tiap prosesnya dijalani dengan penuh kesabaran. Kaktus adalah media yang gue pilih.

Kedua, bercocok tanam itu menyegarkan pikiran. Ngeliat tanaman tumbuh subur itu kesenangan sendiri. Walau baru keluar daun kecil aja udah kegirangan. Selain buat ngilangin rasa jenuh dan suntuk karna #dirumahaja, ternyata tanaman juga bisa menyegarkan pikiran.

Jadi kita enggak melulu 24/7 ngeliat layar laptop atau gawai. Kasian tuh mata disuruh liat layar terus.  Kasih mereka kesempatan untuk penyegaran. Mata juga pengen liat yang lain. Salah satu kegiatan yang asyik buat mata dan pikiran, tentu saja adalah bercocok tanam.

So, happy gardening!

Editor: Agustinus Rangga Respati

1 comment
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Sapardi Djoko Damono dalam Ingatan

Next Article

Idul Adha 1441 Hijriyah dan Momen yang Hilang di Hari Raya