Kumpulan puisi ini: Bangun Pagi, Pengeras Suara, dan Juara Satu, ditulis oleh Stefani Kartika Dewi, seorang mahasiswi Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Bangun Pagi
debrak debruk
suara dapur gawat sekali
sepertinya sedang terjadi perang
aku bangun terperanjat
menghampiri ibunda
masih pukul empat
ayam kalah cepat
saut-saut suara tuhan
gerakkan mereka yang beriman
saut-saut suara ayam
gerakkan mereka yang mencari garam
sekarang pukul enam
televisi sibuk siaran
kabarkan keributan
yang terjadi di Senayan
bapak bukan politisi
dia buruh tani
jadi tidak peduli
dia sibuk menyeduh kopi
abaikan suara televisi
yang penting hari ini kita makan nasi
Yogyakarta, 12 september 2021
Pengeras Suara
Azan tak lagi berkumandang di kota ini
Tak lagi aku diusik oleh pengeras suara itu
Tak lagi tidurku terganggu pengeras suara itu
Tapi aku penasaran, hilang kemana suara azan?
Ku cari ke setiap sudut kota
Ke gedung-gedung tinggi
Di sepanjang lorong-lorong sunyi
Tak ada! Aku tak tau di mana azan berada
Tiba-tiba aku kepikiran untuk membuat selebaran
Ku pasang di setiap perempatan
Tertulis berita kehilangan azan!
Orang-orang tak peduli
Seminggu berlalu,
azan belum ketemu
Entahlah!
Aku yang tuli,
atau tuhan memang membisu?
Yogyakarta, 11 September 2021
Juara Satu
hari Sabtu
ibu mengambil rapotku
katanya aku juara satu
ditanyainya mau hadiah apa aku
aku coba mengingat
tapi tak dapat-dapat
ibu nyuruh cepat-cepat
akhirnya aku menjawab
aku ingin penis
dengan penis aku punya bebas
ibu menatap sinis
katanya aku tidak waras
Yogyakarta, 23 September 2021
Penyelaras aksara: Arlingga Hari Nugroho