Sebagian orang akan berpendapat Minotaur itu mitos, identik dengan hal-hal mistis, sekadar halusinasi, dan tidak realistis. Sebagain orang lainnya mungkin akan berpendapat jika Minotaur itu ikon hero yang kuat dan tangguh untuk bertempur di medan arena Mobile Legend. Sebagian orang lainnya pula mungkin berpikir Minotaur itu apa? Dari mana asalnya dan siapakah dia?
Minotaur merupakan makhluk berkepala banteng dan bertubuh manusia. Dalam mitologinya, kehadiran Minotaur ini berawal dari Raja Minos yang berdoa kepada Dewa Poseidon untuk dikirimkan seekor banteng jantan. Permintaannya ini dikabulkan oleh sang Dewa dengan perjanjian bahwa banteng tersebut akan dijadikan persembahan untuknya.
Namun setelah Raja Minos mendapatkan banteng tersebut, ia ingkar dan tak kunjung menyerahkan persembahan. Sang Raja malah terpesona dengan banteng tersebut dan ingin memiliki sepenuhnya tanpa harus dikorbankan atau dipersembahan, sekalipun itu kepada Dewa Poseidon.
Dewa Poseidon yang marah dengan sikapnya ini kemudian memberikan kutukan dan rasa malu kepada Raja Minos. Sang Dewa lantas memerintahkan dewi cinta, Aphrodite, untuk memberikan kutukan kepada Pasiphae, istri sang Raja, agar dibuat jatuh cinta kepada banteng milik sang Raja. Setelah kutukan itu terjadi, Dewa Poseidon juga memberikan kutukan lain yang membuat istri sang Raja terlena dan mau bercinta dengan banteng, lalu sampai pada akhirnya Pasiphae mengandung anak dari hasil hubungannya tersebut.
Minotaur pun lahir dan tumbuh dengan kuat, keganasannya ini juga membuat ia gemar membunuh dan memakan manusia. Kabar lahirnya Minotaur dari rahim istrinya ini juga membuat Raja Minos dari kerajaan Kreta malu dan menyuruh ahli bangunan bernama Daedalus untuk membuatkannya sebuah labirin rumit agar Pasiphae dan Minotaur dikurung di sana.
Sang Raja juga memerintahkan kepada kerajaan Athena agar menyerahkan tujuh pemuda dan tujuh gadis untuk upeti. Upeti ini alibi sang Raja sekaligus persembahan untuk Minotaur di labirin. Sebagai gantinya, kerajaan Athena tidak akan diserang oleh kerajaan Kreta.
Theseus dari kerajaan Athena yang geram dan muak dengan sistem upeti ini ingin mengkahirinya. Misinya untuk membunuh Minotaur ini lantas membuat dirinya menyamar menjadi korban untuk bisa masuk ke labirin di kerajaan Kreta. Alhasil, pertemuan dan pertempuran antara Theseus dan Minotaur pun terjadi. Pertarungan mereka terjadi begitu sengit. Sampai akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Theseus. Setelah itu, Theseus menjadi pahlawan sekaligus dinobatkan sebagai Raja untuk kerajaan Athena.
Minotaur sendiri adalah karya seni yang menakjubkan juga mengerikan untuk dijadikan dongeng di masyarakat maupun di dalam hati. Peristiwa Minotaur juga merepresentasikan kejadian beraroma mistis yang banyak berkembang di berbagai negeri, tidak terkecuali di Indonesia.
Kepercayaan masyarakat Nusantara (atau kini Indonesia) akan hal-hal mistis memang tidak bisa diperdebatkan. Mereka sungguh kental dengan kisah nenek moyang yang turun-temurun diceritakan kepada anak cucu. Mungkin ini sekadar cerita fiksi, dongeng, ataupun hanya bahan cerita supernatural untuk menakuti pikiran orang-orang.
Namun siapa sangka, dari cerita mistis itu ada juga orang yang membawa kisah Minotaur ini menjadi sumber inspirasi untuk dijadikan karya seni. Mulai dari kesenian Yunani klasik, seni di era modern bahkan hingga postmodernisme. Salah satunya adalah lukisan Minotaur Ravishing a Female Centaur (1939) karya Pablo Picasso yang melegenda itu. Bagi Picasso, Minotaur itu melambangkan nafsu, kekerasan, rasa bersalah, dan keputusasaan.
Lahirnya karya itu juga membuat Minotaur semakin memikat untuk dibahas dan dijadikan materi dalam wujud karya seni lainnya. Selain Picasso, kisah Minotaur ini juga menjadi rumus dan inspirasi Sigmun untuk menuangkannya ke dalam sebuah single bernuansa psychedelic.
Sigmun, merupakan sebuah band beraliran psychedelic rock asal Bandung yang berdiri sejak 2010 di kancah musik independen Indonesia. Sigmun dihuni oleh Haikal Azizi (vokal/gitar), Nurachman Andika (gitar), Mirfak Prabowo (bass), dan Pratama Kusuma Putra (drum).
Dalam merespond kisah Minotaur, Sigmun merangkum peristiwa seni klasik ini dengan menggunakan penampakan wujud Minotaur di cover artwork mereka. Kolaborasi penggunaan warna hitam dan putih semakin membuat kesan peristiwa kuno pada masa lalu ini semakin kental. Penampakan kesatria seperti Theseus pada cerita mitologi yang memandang Minotaur pada cover artwork ini juga seakan membicarakan kembali bahwa cerita masa lalu ini sangat identik dengan pertarungan untuk mencapai suatu kejayaan, dan siapa yang tahu jika aspek-aspek dari cerita fiksi itu tanpa disadari juga masih terjadi di dunia nyata era sekarang.
Nama Sigmun sendiri juga terinspirasi dari pencetus psikoanalisis dalam ilmu psikologi yaitu Sigmund Freud. Ketertarikan mereka terhadap konsep “Unconscious Mind” membuat mereka ingin menggali aspek-aspek alam bawah sadar mereka kemudian mencoba melakukan pendekatan dengan menuliskan lirik dan membawakannya dengan bermusik.
Melalui musik, Sigmun banyak mendapatkan perhatian dari berbagai penyelenggara pertunjukan dan promotor di dalam negeri, bahkan akhirnya mereka bisa menembus panggung di Singapura juga Malaysia. Sigmun juga berhasil merangkum satu album penuh berjudul Crimson Eyes (2015), dan album ini membawa kesuksesan Sigmun untuk masuk dalam kategori 20 album terbaik versi majalah Rolling Stones.
Kemudian di tahun 2019, Sigmun hadir kembali dengan single Minotaur untuk proyek perjalanan album psychedelic mereka selanjutnya.
Single Minotaur ini seperti musik rock dicampur dengan unsur blues pada umumnya, kesan psychedelic yang dimasukkan dalam single ini juga menjadikan musik ini memiliki irama dan ritme yang bernuansa dark dan absurd. Raungan gitar yang kalem perlahan semakin keras, ditambah reverb yang mencolok membuat single Minotaur ini menjadi semakin asoy untuk dinikmati.
Jangan sampai lewatkan solo gitar di menit-menit akhir, membuat lagu ini semakin membuat kesan melayang-layang dan ingin masuk ke dunia lain. Kesan surealis dan syair yang dipilih juga membuat Minotaur ini makin mengerikan dan kejam. Coba simak bagian awal dari single ini,
I seek for a way out this labyrinth and endless halls
This humid air that has been choking me violently
And I heard a whisper that speaks in unknown tongues I’ve never sung
These cold hard walls I’ve been circling around
Menurut saya pribadi, lirik di lagu ini ibarat mewakili perjalanan seseorang yang terjebak dalam polemik hidup. Rutinitas kehidupan yang terkadang membingungkan juga rumit. Kemudian timbul perasaan takut, dan mencoba untuk kabur dari labirin kehidupan, namun terus berputar-putar meskipun berapa banyak hal yang sudah dicoba namun hasilnya tetap saja menyusahkan.
Seakan hidup ini seperti dihantui dan dibayang-bayangi oleh pertarungan untuk bertahan hidup.
Editor: Arlingga Hari Nugroho
Ilustrasi: sigmunmusic.bandcamp