Kumpulan puisi ini; Doa Pahit, Puisi Gelap, dan Trompet Berbunyi, ditulis oleh Antonius Wendy. Seorang muda yang menyukai sastra dan sedang belajar Bahasa Inggris di Universitas Widya Dharma Pontianak.
Doa Pahit
Doa-doa yang kupanjatkan sudah dingin di tebing waktu
Ayat-ayat saling berpantulan menjadi gema di goa batinku
Doa-doa sudah dingin dan ayat-ayat menjadi gema
Tetapi ketika sembahyang aku lelah dan bising sekali
Isi hati dilahap kecamuk ombak yang menjeritkan rindu
Siang malam menerka-nerka ruwetnya jalan-Mu
Sambil menyusuri langkah kaki para orang kudus
Menerka jalan-Mu dan menyusuri kesucian jiwa
Hingga bersusah payah menggambar peta menuju surga
Agar tidak tersesat dalam pencarian dan kepulanganku
Puisi Gelap
Gemerlap malam telah lama menjadi jantungku
Dan bintang dari langit kutenggak penderitaannya
Hingga aku berbicara dalam bahasa kesedihan
Dan suaraku memadat oleh perasaan yang dalam
Tapi aku tak ingin lagi jadi pengembara kegelapan
Yang memburu kemesraan pada segala yang kelam
Seperti meraba ajal hingga tertusuk pahitnya
Dan doa-doaku hanya menjelma gema hantu
Perlahan sinar bulan membakar habis diriku
Dan yang tersisa hanyalah suara terkecil
Memohon untuk dibersihkan dengan api suci
Yang menyala oleh kepedihan air mata
Trompet Berbunyi
/1/
Trompet berbunyi
Tanah lapang terbakar
Darah mendidih
/2/
Lonceng berbunyi
Keloneng dalam gelap
Hantu bermimpi
/3/
Dingin melengking
Kuburan tanpa nisan
Juga tangisan
(2020)
Foto sampul: Kristophorus Divinanto