Asal Muasal Kata Umpatan Bajingan, Jancuk, Sontoloyo, dan Bangsat

Sering terdengar dan diucapkan saat sedang mengobrol, ini kisah asal muasal dari kata umpatan seperti bajingan, jancuk, sontoloyo, dan bangsat.
kata umpatan

Siapa sih yang gak pernah mengumpat? Kata apa saja yang sering diucapkan? Pasti udah banyak kata yang sering diucapkan, bahkan jadi kosakata sehari-hari. Namun, pernah gak sih terpikirkan dari mana awal mula muncul kata umpatan tersebut, atau kok bisa sih kata itu jadi umpatan?

Oke, sebelum kita lanjut lebih dalam lagi, mari kita kuliah singkat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), umpat adalah perkataan yang keji yang diucapkan karena marah; cercaan; makian; sesalan. Sekian kuliah singkatnya, setidaknya mendapatkan ilmu walaupun sedikit.

Selanjutnya, coba kita flashback ketika awal kuliah. Menjadi mahasiswa baru (maba) di tanah rantau pasti bingung akan berbagai hal. Salah satunya bahasa yang digunakan.

Berdasarkan pengalaman aja, dulu waktu awal kuliah di Jogja, punya teman dari luar Jogja pasti diajari kosakata segawon. “Nanti kalau ketemu sama orang dewasa bilang aja segawon Pak, segawon itu buat sapaan.”

Alhasil dipraktekkan dong ke orang-orang yang lewat. Karena memang belum tahu arti yang sesungguhnya, bayangin aja sendiri apa yang terjadi setelah itu – berimajinasi sesuai gambaran masing-masing. Ada yang bilang segawon itu umpatan yang halus.

Oke, sekian dulu pengantarnya. Mari kita lanjut dengan pembahasan asal muasal dari empat kata umpatan berikut.

1. Bajingan

Kata paling favorit di kalangan mahasiswa Pulau Jawa adalah bajingan. Yak benar saja, sampai-sampai kata bajingan dapat terus-terusan berdengung di telinga. Ngomong-ngomong sebenarnya apa arti dari kata bajingan sehingga jadi kata umpatan semua golongan?

Dilihat dari asal usulnya pada tahun 1940-an, istilah ini berasal dari Banyumas. Bajingan sendiri berarti supir gerobak sapi. Gerobak ini berfungsi sebagai kendaraan antarkota pada zaman itu. Jangan bayangin zaman itu udah ada ojol.

Akan tetapi, gerobak ini tidak memiliki jadwal yang pasti dan sering terlambat sehingga si bajingan ini disalahkan oleh para penumpang. Lambat laun kata bajingan ini menjadi kata umpatan untuk orang yang suka terlambat, “Bajingan suwi tenan ora teko-teko”.

2. Jancuk

Kata jancuk paling familiar di daerah Jawa Timur atau tepatnya Surabaya. Kata ini bisa diartikan sebagai kata sapaan sehari-hari kepada teman, tergantung penggunaan intonasinya. Sampai sekarang, kata jancuk familiar di semua golongan usia, mungkin menjadi kata umpatan se-Indonesia.

Ternyata kata jancuk sendiri memiliki sejarah dan tidak memiliki makna yang buruk. Pada masa penjajahan, pasukan Belanda yang berada di Surabaya memiliki tank yang terdapat tulisan JAN COX. Salah seorang tentara menuliskan JAN COX pada tank yang konon katanya JAN COX ini merupakan seorang pelukis yang tenar pada waktu itu. Waw, jadi intinya seorang prajurit menuliskan nama idolanya pada tank tersebut, JAN COX.

Lalu ketika tentara Indonesia melihat tank dari Belanda, mereka akan teriak, “JAN COX, JAN COX!!!” yang menandakan tank Belanda sedang bergerak untuk menyerang. Kini, JAN COX menjadi jancuk sebagai makian, “jancuk kon!

3. Sontoloyo

Kata selanjutnya adalah sontoloyo. Kata sontoloyo sempat viral karena dilontarkan oleh salah satu Presiden kita. Menurut KBBI, sontoloyo adalah konyol; tidak beres dan bodoh. Namun, dari mana asal usul kata sontoloyo ini?

Pada terjemahan bahasa Jawa, sontoloyo artinya penggembala bebek. Benar, penggembala bebek yang salah satu tugasnya menggembalakan bebek-bebeknya ketika sedang mencari makan di sawah. Seorang sontoloyo menggembalakan bebek yang jumlahnya tidak sedikit, bahkan bisa mencapai ratusan. Seorang sontoloyo ini biasanya bekerja sendirian.

Oke, lanjut. Lalu kenapa bisa menjadi kosakata umpatan atau makian? Ketika sontoloyo menggembalakan bebek-bebeknya, dia berada di posisi paling belakang supaya tidak menghalangi bebek mencari makan dan ia bisa memantau bebeknya secara keseluruhan. Dengan jumlah bebek yang lebih banyak, mengakibatkan bebek-bebek ini sulit diatur dan tak jarang bebek merusak tanaman persawahan. Keteledoran sontoloyo ini tak luput dari omelan dari petani “Ooo, sontoloyo!

4. Bangsat

Bangsat adalah kata umpatan yang diucapkan ketika seseorang merasa kesal. Sebenarnya, kata bangsat sendiri adalah makhluk hidup kecil yang suka menghisap darah, kutu busuk namanya.

Kutu busuk ini sering menggigit dan menghisap darah manusia dan meninggalkan bekas luka berupa titik berwarna merah. Rasa gatal muncul setelah digigit kutu busuk ini. Seseorang akan berteriak “bangsat” karena kesal digigit oleh kutu busuk ini. Namun, pada kenyataannya kata bangsat ini menjadi umpatan yang umum diucapkan.

Beberapa kata di atas merupakan umpatan-umpatan yang sering diucapkan. Entah orang tersebut mengerti asal usul dari ucapan itu atau tidak, yang jelas pada saat ini, kata-kata tersebut memiliki arti makian yang tidak sopan. Masih banyak lagi kata-kata umpatan yang khas dari berbagai daerah.

 

Editor: Endy Langobelen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts