Rekomendasi Segar Musik Teranyar #1: Final Fury, Incremation, Electric Bird, Avhath, The Glad, dan Noose Bound

Dok. Avhath

Tim Sudutkantin.com mencoba hadirkan deretan musik segar dan teranyar untuk pembaca sekalian.

Kami telah mengkurasi musik untuk jadi rujukan bagi kalian yang mulai penat dengan playlist yang terus menerus disodorkan artificial intelegence (AI) tanpa diminta. Nantinya musik yang kami hidangkan ini, bisa jadi single atau full album.

Deratan setelah ini tentu saja bisa jadi alternatif lagu untuk kalian dengarkan di saat senggang atau di tengah sesaknya pekerjaan. Jangan kaget kalau jenis musik yang nanti tertulis di bawah sangat beragam. Bisa jadi Anda menemukan idola baru dari deretan musik di bawah ini.

Yang jelas, seperti petuah dedengkot Sudutkantin.com, jangan lupa bersenang-senang.

Oleh karena itu, simaklah beberapa musik yang kami sajikan di bawah ini. Kencangkan volume,  ketatkan earphone, dan sandarkan kursi sejenak. Selamat mendengarkan.

 

1. Agony – Final Fury (Single)

Single pertama Final Fury berjudul Agony. Lagu ini menceritakan kondisi psikologis seseorang yang hanya bisa diluapkan melalui teriakan hati. Terdesak oleh tudingan sepihak , situasi situasi sempit yang membuat seseorang tersebut tidak memiliki sedikitpun celah untuk membuat pembelaan.

Dalam liriknya tertulis “Pull the trigger, finish this soon , no need talk to much”. Penggalan lirik itu menggambarkan kondisi paling terpuruk seseorang hingga satu satunya jalan mungkin tinggal menyerah.

Band melodic hardcore ini bernama Final Fury. Ia terbentuk pada pertengahan tahun 2017 yang terdiri dari Pablo (Gitar), Bimo (Drum), Sigit (Gitar), Fanda (Bass), Ocha (Vocal dan Melodic Hardcore).

Lirik yang disematkan dalam lagu ini memiliki masalah pribadi tetapi dibahas dari sudut pandang orang lain. Seolah-olah memberikan preringatan, pengertian dan solusi atas masalahnya sendiri

Anda dapat mengikuti mereka di akun Instagram @finalfurymhc

 

2. Dilapidated Psyche – Incremation (Album)

Unit brutal death metal asal kota Malang, Incremation merilis debut album dengan judul Dilapidated Psyche. Album ini dirilis dalam naungan bendera Dismembered Records (Banjarnegara).

Dok. Incremation

Dilapidated Psyche akan menjadi sajian kegilaan pemuas telinga, berisikan 9 track serta di padukan dengan sajian vokal yang mengeram, merepresentasikan akan sebuah (gore) kekejaman, kesadisan, kekerasan dari homo sapiens (manusia). Seperti pembunuhan atas dasar hawa nafsu dan niat busuk untuk mencelakai setiap manusia serta lebih mementingkan kepentingan pribadi.

Penulisan lirik juga dibantu oleh Cepit Dargombes (Hysterorrhexis) sekaligus menjadi guest vocal yang mengisi lagu Rigorous Brainstem Euphoria. Lirik dan pengonsepan debut album telah dimulai sejak 2018 silam.

Mereka mengaku, memakan waktu yang cukup panjang untuk meramu sajian debut album ini, dimulai pada 2018 pengonsepan dan lirik berlanjut 2019 masuk dapur rekaman “Asylum Project” dengan operator recording Amal Subagio. Untuk sesi recording drum dilakukan pada tempat yang berbeda, yaitu di Klan Musik Studio dan Fitranto Haryo sebagai operator.

Anda dapat mengikuti mereka lewat akun Instagram https://www.instagram.com/incremation

 

3. Shut it Out – Electric Bird (Single)

Electric Bird adalah trio garage rock asal Surabaya yang diperkuat oleh Arik (Drum), Danu (Vocal-Bass) dan Vicky (Lead Guitar) mereka baru saja merilis single bertajuk Shut It Out.

Dalam penggarapan, single Shut It Out masih dibantu Chitoz yang sebelumnya juga berperan sebagai producer sekaligus mixed and mastered di album perdana mereka yang rilis 2019 lalu, Stings You Hard. Sedangkan, perekaman mereka kerjakan di Rumah vokalis (Danu), yang dirasa sebagai tempat yang tepat bagi
Electric Bird.

Dok. Electric Bird

Lagu ini berangkat dari keresahan pertengahan 2020 di awal pandemi melanda, di tengah bencana. Setiap hari selalu ada kabar duka dari kerabat, kawan ataupun keluarga dekat. Sementara, media selalu memberitakan kematian dan duka dalam bencana yang sebenarnya kita semua sedang merasakan

Berbuat acuh dengan sekedar mematikan TV atau tidak membaca berita duka dan kehilangan tanpa menghilangkan empati terhadap orang lain dirasa cukup untuk sekedar ”hidup normal” dan berpikir logis di tengah bencana yang melanda.

Single dan Vidio Klip Shut It Out dapat dinikmati di platform digital YouTube, Spotify, itunes, Deezer, JOOX

 

4. Cool, Levitating, dan Don’t Start Now – Avhath (Dua Lipa Cover)

Tidak sedikit yang bertanya, kenapa Dua Lipa? Mungkin bootleg culture bisa di bilang menjadi konsep dasar “kemas ulang” 3 lagu ini.

“Kalau merchandise artis pop bisa di-approach menggunakan metal inspired graphics, lagu harusnya bisa juga kali ya?” kata Satan’s Heir, vokalis dari Avhath.

Tidak ada alasan khusus dalam pemilihan lagu Cool, Levitating, dan Don’t Start Now yang dibawakan di live session ini, hanya saja ketiga lagu tersebut memang personal favorites personil-personil Avhath.

Dok. Avhath

Dalam aransemennya, Avhath melibatkan kembali produser Alyuadi Febryansyah yang seperti kita tahu sebelumnya turut hadir dalam pembuatan FELO DE SE yang akhirnya menyabet piala AMI Awards tahun 2021 kategori Karya Produksi Metal Terbaik. Avhath Covers Dua Lipa adalah bentuk respect Avhath untuk 2 dunia yang berbeda, pop dan metal.

Menggunakan teknik one-take-long-shot, Avhath Covers Dua Lipa di sutradarai oleh Arief Wahyudi (@simpletapiplan) dan bisa kalian saksikan mulai tanggal 7 Maret 2022 di kanal YouTube Avhath Rites.

5. Yes, You! – The GLAD

Masihkah kau ingat? Di sisi perempuan yang hebat terdapat laki-laki yang kuat. Begitulah bunyi jargon kultural yang masih relevan dalam realitas kehidupan hari ini.

Sekiranya kalimat tersebut cocok disematkan untuk single terbaru dari band Oi!/skinhead yang mengakui kalau mereka pernah dilahirkan di trotoar jalan ini.

Secara eksplisit, single terbaru “Yes, You!” ini ditulis secara tidak langsung mungkin mewakili kaum subkultur di Indonesia, khususnya kaum Skinhead. “Aku suka kamu, iya kamu!” C’mon lads!

Dengan besutan sound yang jauh lebih catchy dari single sebelumnya seperti, Anti Nganggur dan Pesta Pora. Kali ini The GLAD tetap memberikan warna musiknya yang sangat khas. Tentunya sarat akan singalong: “Yes you was…She was my skinhead girl”.

Sebuah perwujudan tentang entitas kaum puan (baca: skinhead girl) dalam skena subkultur skinhead di Indonesia. Single ini juga ditampilkan dalam format video musik nan ciamik yang digarap oleh sutradara muda berbakat dari kolektif: Madep Manteb.Lab

The GLAD adalah Hazthelad (Vokal), Skinheadbob (Gitar Melodi), Eska (Gitar Ritem), Gonskin (Bass), dan Eric Cofitalan (Drum).

 

6. To The Same End – Noose Bound (Album)

Metallic-hardcore asal Malang, Noose Bound, meluncurkan debut album pertamanya dengan tajuk To The Same End Februari kemarin. Dalam album ini, mereka menampilkan lirik-lirik introspektif beraura amarah, kecemasan, keputusasaan, dan refleksi diri yang  berkutat di tepi hidup dan mati. 

Album ini bukan coba-coba.  Sebelum To The Same End dirilis, band yang diawaki oleh Bagas (vokal), Alfin (bas), Devrizal (gitar), Icang (gitar), dan Rio (drum) ini sudah mengeluarkan single. Lagu-lagu yang mereka sebut sebagai single pancingan itu misalnya Paint Me Red, The Needle, Lost in the Plot, dan yang terbaru adalah Haplessburg.

To The Same End diluncurkan melalui Samstrong Records (Jawa Tengah) dan Set The Fire Records (Jakarta). Sepuluh lagu di dalamnya mengeksplorasi berbagai elemen musik mulai dari death metal, beatdown hardcore, mathcore hingga post-hardcore, tapi tetap berpakem hardcore punk.

Dengar melalui Bandcamp: Noose Bound – To The Same End (Album Stream)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts