Grunge disebut sub-genre dari aliran musik alternatif dengan ciri khas distorsi gitar kenceng, riff gitar kotor, beat drum kenceng, dipadukan suara vokal yang berat dan melankonis, katanya adalah ciri pure dari musik ini. Grunge juga disebut juga Seattle Sound, dikarenakan awal kemunculanya pada pertengahan 1980-an di negara Paman Sam, khususnya di wilayah Seattle.
Grunge juga mengikutsertakan genre punk dan metal yang melebur di dalamnya. Tidak hanya dari punk dan metal yang berkontribusi menciptakan aliran musik ini, tetapi sebagian juga merangkul noise rock yang dipengaruhi distorsi. Namun bukan menjadi bising, justru menggambarkan “bungkus baru” dengan varian yang diminati anak muda hingga menjadi tren.
Baca juga: MTV Jiwanya Anak Muda
Perlahan tapi pasti, aliran ini mulai menarik perhatian media untuk melirik sub-genre tersebut. Puncaknya adalah lahir banyak band grunge yang bergabung dengan label komersil pada akhir tahun 1980-an. Namun hingga saat ini, belum ada yang menggantikan peran Nirvana dalam menyebar luaskan sub-genre ini hingga menjadi konsumsi khalayak global. (Di sisi lain, Kurt lebih suka menyebut genre musik mereka, Nirvana, adalah punk).
Nevermind (1991) bisa dibilang adalah salah satu yang menggandeng grunge. Nevermind juga sebuah album klasik dan susah ditelan perubahan zaman serta selera. Pasalnya album ke-2 Nirvana ini terjual dengan angka 30 juta keping di seluruh dunia. Meledaknya Nevermind di pasar, secara langsung mengangkat skena grunge ke permukaan. Lewat album ini juga sang vokalis, Kurt Cobain, didaulat menjadi ikon global dan revolusi musik tahun 90-an dimulai.
Nevermind dari berbagai sudut pandang memang paling agresif dan kotor untuk didengar bila dibandingkan dengan album-album band grunge lain. Cita rasa “kasar” dari grunge sangat kental di album ini, selain karena distrosi gitar Kurt Cobain, gebukan drum Dave Grohl yang kenceng, dan ditemani petikan nada bass Krist Novoselic membuat album ini enak untuk didengar dan bukan sekadar musik yang berisik nggak karu-karuan. Keberhasilannya ini, juga menjadikan Nirvana adalah band yang mainstream di scene grunge.
Simpang Siur Makna Grunge
Lantas apakah grunge itu Smells Like Teen Spirit-nya Nirvana?
Apa arti yang sebenarnya?
Ada banyak arti dari g-r-u-n-g-e. Bisa berarti sesuatu yang seenaknya, ketidakteraturan atau anti keteraturan, sampah, bahkan kesederhanaan, atau malah bunyi berisik yang tidak karu-karuan.
Adapun kutipan dari Kamus Slang Amerika terbitan Gramedia hanya ada dua kata yang mirip, yaitu Grungt yang artinya muak dan Grung yang artinya muram. Simpang siur sekali jika membahas lebih tentang grunge itu sendiri, karena tidak ada dalam beberapa kamus bahasa paling lengkap sekalipun.
Baca juga: Kekalutan Perpisahan dan Memori yang Disampaikan Pale Skies
Namun lebih dari sekadar simpang siur, sub-genre ini dianggap oleh anak muda kala itu dan penggemarnya sampai sekarang ini, sebagai sebuah pengetahuan, filosofi kehidupan, menggambarkan empati, kecerdasan, cinta, hasrat, kemarahan anak muda, dan tidak ada yang dapat menggantikannya.
Musik ini juga merupakan pilihan hidup yang sesuai dengan naluri mereka, tentang kejiwaan, sesuatu yang redup, kebebasan, dan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan. Bukan hanya perasaan seperti itu yang dirasakan oleh grunge, tetapi lebih jauh lagi, genre ini menggambarkan ekspresi tak berbatas dan gabungan berbagai ideologi dan -isme yang ada di lingkup kehidupan kita, mulai dari feminisme, liberalisme, apatisme, idealisme, dan masih banyak isme-lainnnya.
Catatan!
Grunge semakin asing terdengar, juga sepertinya hanya sensasi sesaat di era 90-an. Menurut saya genre ini adalah kultur orisinil terakhir yang tercipta di kancah musik. Selebihnya setelah grunge, adalah kultur-kultur penyempurnaan dan kebangkitkan aliran musik itu sendiri.
Untuk lebih serunya mending nonton film Hype! (1996). Film ini akan membawamu pada masa-masa grunge yang tentunya berisik .
Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto: Charles Peterson