Manik Bumi Puas Gelar Acara Ramah Lingkungan dan Bebas Sampah

Manik Bumi Puas Gelar Acara Ramah Lingkungan dan Bebas Sampah

Yayasan Manik Bumi adalah yayasan non-profit yang fokus terhadap isu lingkungan.  Jumat (14/02) lalu, Manik Bumi menggelar acara ramah lingkungan bertajuk “Gumi Lascarya – Satu Cinta Merawat Bumi” di kantor Manik Bumi, kawasan Pantai Indah, Singaraja. Di kantor tersebut, Manik Bumi menyulap tanah lapang di bagian belakang kantor menjadi panggung kecil dengan arsitektur bambu.

Setelah melewati meja registrasi, pengunjung diajak untuk masuk ke dalam kantor yang telah dihias oleh instalasi seni rupa, hasil daur ulang sampah. Di bagian akhir, pengunjung disuguhkan karya seni mural tentang kesetiakawanan merawat bumi yang dipajang di sepanjang lorong menuju panggung.

Malam itu, dipandu oleh kelompok Bondres Rare Kual, Dialog Dini Hari naik ke atas panggung dan menghangatkan penonton dengan lagu-lagu bertemakan alam. Dialog Dini Hari dikenal sebagai salah satu band Bali yang kerap mengampanyekan isu-isu lingkungan. Beberapa kali mereka ikut serta dalam berbagai aksi sosial untuk menjaga kelestarian bumi.

Baca juga: Kebisingan Jogja Noise Bombing 2020

Tatkala Dialog Dini Hari sampai pada lagu terakhir, pengunjung mengambil jarak lebih dekat dengan panggung. “Bali adalah rumah saya dan tempat yang paling nyaman untuk ditinggali.” Ungkap Dadang vokalis Dialog Dini Hari sebelum melantunkan lagu “Tentang Rumahku”.

Di area panggung, hidangan makanan dan minuman telah disediakan oleh Manik Bumi. Beberapa makanan disajikan menggunakan bahan organik seperti daun pisang untuk mewadahi gorengan. Stan-stan kecil berjejer di sebelah kiri panggung. Pengunjung dapat memesan kopi atau camilan lainnya tanpa harus membayar. Begitu pula dengan air putih, di beberapa sudut telah tersedia stan untuk mengisi ulang botol minum pengunjung.

Seperti tidak ingin setengah-setengah dalam menggelar acara, Manik Bumi menuliskan pada poster acara kepada pengunjung untuk membawa tumbler sebagai syarat masuk ke dalam acara. Hal ini adalah upaya untuk mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan. Manik Bumi berusaha mengajak setiap pengunjung untuk sadar bahwa permasalahan lingkungan merupakan permasalahan bersama.

“Anak punk yang identik dengan susah diatur, jika diajak untuk menjaga lingkungan, sejatinya mereka akan sepakat jika disadarkan.” Ungkap Luh Gede Juli Wirahmini, pembina Yayasan Manik Bumi.

Baca juga: Merayakan Bercinta dengan Melbi di Yogyakarta

Menurut Juli, tim acara merasa sangat puas dengan acara Gumi Lascarya. Acara ini berhasil berjalan sesuai dengan perencanaan, yakni bebas dari sampah. “Fokus kita lebih bagaimana membuat event bersih dari sampah. Tidak ada istilah pembersihan, kita tidak memanggil DLH (Dinas Lingkungan Hidup) atau apa. Itulah ukuran kesuksesan kita,” jelasnya.

Acara ini akhirnya ditutup oleh penampilan band punk, Marjinal. Suasana di depan panggung seketika dipenuhi oleh kawanan anak muda dengan atribut punk. Sesekali mereka saling merangkul, berdansa, hingga menggendong satu atau dua orang. Melihat penggemarnya begitu antusias, Mike, vokalis Marjinal, mengajak mereka untuk tetap menjaga lingkungan, termasuk menjaga tanaman hias di depan panggung.

 

Editor: Endy Langobelen

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article
Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa: Wisata Sejarah yang Instagramable

Next Article
puisi air mata

Sebotol Air Mata Untukmu