Melewati “Zaman, Zaman” Bersama TTATW

Apa yang sudah TTATW lakukan dalam Zaman, Zaman adalah sebuah perjalanan yang lama; bahwa sebenarnya meracik komposisi musik yang enak untuk didengar membutuhkan proses yang panjang.


Saya akan bercerita sedikit tentang apa yang saya kerjakan akhir-akhir bulan kemarin. Kerjaan saya di masa pandemi ini biasanya adalah melongo dan melamun, lantaran saya juga bingung harus mengerjakan apa, dan payahnya adalah akhir-akhir ini hujan sudah aktif menguyur basah di setiap tempat. Semua itu menjadikan saya semakin bosan, atau seperti yang sering dikatakan orang-orang: “mager” .

Mager menjadikan saya semakin nyaman dan sayang dengan kamar tidur, dan inilah waktu yang tepat untuk saya bermimpi kapan saja. Saya bermimpi kapanpun tanpa batas, bermimpi mengenai zaman ini akan seperti apa nantinya, bermimpi akan masa depan saya yang tidak tahu akan dibawa kemana, inilah saatnya saya overthinking dan bernostalgia.

Jika saya mager dan tidak mengerjakankan apa-apa di kamar, saya biasanya akan memutar musik dengan volume suara yang tinggi, agar isi kamar saya terpenuhi dengan bunyi dan pesan-pesan dari lirik musik yang saya putar. Saya kemudian mulai mencari musik yang enak untuk diputar lewat gawai.

Saat itu saya tertuju dengan kondisi pandemi sekarang, di mana zaman sekarang dihadapkan berbagai perubahan dan melahirkan era yang baru. Sepertinya ekspetasi dan antisipasi cenderung menghancurkan segala yang saya harapkan di masa sekarang ini. Begitu memanipulasi dan menguasai alam pikir saya ketika menghadapi hal-hal sekarang ini.

Kemudian saya menemukan kata kunci untuk musik yang akan saya putar, yaitu musik zaman. Entah kebetulan atau tidak, kata kunci tersebut langsung tertuju oleh musik yang dibawakan oleh band bernama The Trees And The Wild.

The Trees And The Wild (TTATW) adalah band asal Indonesia yang beranggotakan Ramalan Waloni (vocal/gitar), Andra Budi Kurniawan (gitar), Charita Utami (keyboard/synth/vocal), Hertri Nur Pamungkas (drum), dan Tyo Praestya (bass). Band ini dikenal sebagai band yang memadukan musik ambient, post-rock dan folk, didukung dengan unsur-unsur pop identitas khas Indonesia. Saya juga baru tahu kalau Iga Massardi dari Barasuara adalah mantan personel dari TTATW.

Jujur, saya bukanlah fans dari band ini. Namun setelah saya coba mencari-cari informasi dari mbah google saat itu, band ini memang sangat kurang begitu dikenal di Indonesia, tapi siapa sangka band TTATW ternyata terkenal dan sangat populer di luar negeri.

Setelah baca-baca informasi tersebut, saya bergegas memutar musik-musik dari TTATW. Dari hasil baca-baca juga, saya sempat menghiraukan playlist di album Rasuk (2009) dan langsung menuju album Zaman, Zaman (2016). Pasalnya pada album Rasuk banyak berbicara mengenai sisi romantisme, dan itu sepertinya tidak begitu membuat saya tertarik, lantaran situasi malam itu sedang dilanda hujan. Rasanya tidak enak saja dengan suasana hujan ditambah hening yang tenang saya memutar lagu yang bisa saja membuat saya kangen pada mantan pacar. Sungguh membuang-buang waktu saja bernostalgia seperti itu.

Untuk album keduanya yang berjudul Zaman, Zaman, setiap lagu yang mereka mainkan berdurasi cukup panjang. Durasi lagu-lagu terebut berkisar dari yang pendek sekitar 2 menitan dan paling panjang sekitar 14 menit. Album ini memang memiliki durasi yang cukup panjang, dikarenakan musik yang dikemas dalam album ini benar-benar sangar. Pasalnya hampir dari setiap lagu memiliki banyak nada yang berbeda dari mulai intro sampai outro. Hal ini sontak membuat saya yang mendengarkannya merasa dibawa ke dimensi yang berbeda oleh alunan musik yang dimainkan oleh TTATW tersebut. 

Mungkin hal inilah yang membuat TTATW menamakan album keduannya berjudul “Zaman, Zaman”, mereka ingin membuat para pendengarnya menikmati suguhan musik yang berbeda dan membawanya mengarungi perubahan zaman dalam dimensi lain.

Dari titel track lagu pertama saja, album ini sudah memberikan peryataan dan kesaksian. Apalagi waktu lagu kedua berjudul Empati Tamako merasuki teliga saya selama 14:35 menit, saya semakin overthinking dan yang ada di kepala saya hanyalah sebuah pikiran yang berkata, “Ya Tuhan, ini memabukkan!”.

Empatbelas setengah menit yang terlalui dalam lagu ini bukan merupakan menit-menit yang terbuang sia-sia, diiringi mantra “Terang yang kau dambakan, hilanglah semua yang kau tanya,” yang dinyanyikan sungguh menembus alam sadar.

Sekilas ketika saya mendengar lagu ke-empat berjudul “Monumen” saya jadi ingat musik yang dimainkan oleh band asal Abingdon, Inggris yaitu Radiohead yang berjudul Everything In Its Right Place. Nggak nyangka aja, ketika mendegar musik-musik yang dibawakan oleh TTATW membuat pikiran dan perasaan saya mencapai klimaks. Perlahan tapi pasti setiap memutarnya, musik ini akan merayap, merasuki jiwa, dan membuat saya tenggelam. Ditambah lagi band ini berasal dari Indonesia, makin jatuh cinta saya. Awwww

Musik di album ini juga membuat saya merasa kehilangan kesadaran selama beberapa menit karena lagu-lagu yang dimainkan begitu menghipnotis. Apalagi saat itu musik ini saya dengarkan dengan menggunakan headset dan dengan volume yang tinggi, sehingga suara yang masuk dalam telinga saya merasuki alam bawah sadar pikiran. Total ada 7 lagu dalam album ini, yang berakhir dalam 53:28 menit, dan diakhiri oleh lagu berjudul Saija, musik yang penuh kejayaan.

Apa yang sudah TTATW lakukan dalam Zaman, Zaman adalah sebuah perjalanan yang lama; bahwa sebenarnya meracik komposisi musik yang enak untuk didengar membutuhkan proses yang panjang. The Tress and The Wild mampu keluar dari ruang romantisme, menyingkirkan praduga dari catatan 7 tahun silam lalu bersama Rasuk. Zaman, Zaman merupakan langkah spiritual yang berputar pada poros refleksi pikir. Tidak ragu apabila kehadirannya sulit dilahap habis oleh silamnya zaman, meskipun di pandemi sekarang ini.

Itulah sedikit cerita saya dalam akhir bulan tahun ini, di mana tahun 2020 akan segera berakhir sekaligus membuat sejarah dalam zaman dunia.

 

Editor: Arlingga Hari Nugroho

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts