Memahami Demokrasi dalam Circle Pertemanan

Apakah circle pertemanan yang sehat mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi yang sesungguhnya?

Saya punya dua teman kuliah bernama Yordan dan Fariz. Mereka berdua adalah teman satu jurusan dan satu angkatan, juga sekaligus teman satu kelas. Karena itulah, kami jadi sering bermain bersama dan hubungan kami begitu dekat. Kalau sedang menjalani kuliah luring, kami biasa pergi ke jalan Daksinapati Barat untuk nongkrong. Di pinggir lapangan sepak bola dekat jalan tersebut, kami biasa mengobrol sambil mengopi dan merokok.

Suatu hari di bulan November lalu, Yordan berkata, “Gua lihat di TikTok, katanya pertemanan yang ganjil itu enggak sehat. Soalnya nanti ada satu orang yang cuma diam, menyimak, dan ngikut saja. Kalau gitu pertemanan kita enggak sehat dong!”

Mendengar perkataan Yordan, badan saya dan Fariz pun sedikit gemetar, lalu tanpa sadar kepala saya dan Fariz pun langsung menunduk. Kemudian, hening beberapa detik memberikan kesempatan kami untuk merenung. Sekian detik kemudian, Fariz akhirnya membantah perkataan Yordan.

Ia tidak setuju perihal pertemanan yang harus genap. Singkatnya, jumlah tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan circle pertemanan itu sehat atau tidak sehat. Pertemanan yang sehat itu ketika semua orang di dalamnya saling menghargai dan saling melibatkan satu sama lain. Jadi, setiap orang di dalamnya tidak memiliki sifat superior dan ingin selalu mendominasi. 

Setiap orang di dalam circle pertemanan itu harus ikhlas menempatkan dirinya setara. Karena dengan begitu, semua orang bisa leluasa berbicara jujur tanpa rasa takut dan harus selalu ikhlas mendengarkannya. 

Mendengar jawabannya, saya bisa menarik kesimpulan bahwa circle pertemanan yang sehat itu selalu memberikan ruang. Ruang tersebut yang menciptakan keadilan bagi orang yang berada di dalamnya. Saya pun akhirnya menyetujui bahwa circle pertemanan akan jadi toxic jika orang di dalamnya mewajarkan adanya sifat superior dan selalu ingin mendominasi.

Berkaca pada Prinsip Demokrasi 

Dari percakapan di atas, saya menyoroti bahwa jumlah orang tidak boleh dijadikan patokan untuk menentukan kualitas circle pertemanan. Yang terpenting adalah kita bisa menghindari sifat superior dan ingin mendominasi. Hal ini membuat semua orang di dalam circle pertemanan tersebut akhirnya memiliki keterlibatan. Dari keterlibatan ini terciptalah kesetaraan.

Kesetaraan ini yang membentuk keterbukaan dalam circle pertemanan. Sifat-sifat yang disebutkan tadi juga mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi yang sesungguh-sungguhnya (substansial). Demokrasi yang dapat menciptakan keadilan bagi kita semua.

Pertama, menghindari sifat superior dan dominasi dalam circle pertemanan relevan dalam konteks demokrasi. Prinsip demokrasi menghindari kesenjangan kekuasaan dan memastikan bahwa semua pihak memiliki kesempatan yang sama, yaitu kesempatan yang sama untuk berbicara dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Intinya semua pihak memiliki keterlibatan. Tidak pandang bulu.

Kedua, circle pertemanan sehat juga menghargai kesetaraan. Kesetaraan membuat orang yang berada dalam circle pertemanan tersebut menjadi terbuka. Keterbukaan tersebut adalah fondasi penting dalam circle pertemanan yang sehat. Dalam demokrasi, hal ini tercermin dalam pentingnya mendengarkan pandangan dari kelompok lain, termasuk kelompok minoritas dan terpinggirkan. 

Keterbukaan ini memberikan kelompok minoritas dan terpinggirkan ruang untuk berpartisipasi secara aktif. Hal ini memastikan bahwa setiap suara didengar dan dihargai kepentingannya. Dengan itu, akhirnya lahir sebuah keputusan yang lebih representatif dan adil bagi semua pihak.

Nah, dengan memahami keterkaitan antara circle pertemanan yang sehat dan prinsip-prinsip demokrasi, semoga kita dapat memperkaya pemahaman kita akan demokrasi yang substansial. Ini merupakan langkah penting dalam membangun hubungan yang harmonis di tengah masyarakat kita yang beragam.


Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Akwila Chris Santya Elisandri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts