Tak ada aku yang tak dupa: Kumpulan Puisi Mirna Layli Dewi

Kumpulan puisi ini: Titik dua, tanda petik, dan kurung terbuka, Tak ada aku yang tak dupa, dan Batinku Padam Luka Menganga ditulis oleh Mirna Layli Dewi. Seorang perempuan yang lahir dan dibesarkan di Aceh. Saat ini sebagai Mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Negeri Semarang. 


Titik dua, tanda petik, dan kurung terbuka

Belakangan Aku terus ditanyai soal:

/1/ 
mana letak pusaraku
mana jiwa-jiwa puisiku 
mana ragaku
Mereka bertanya
Aku lupa;
Aku ingat
Mereka tak bertanya

/2/ 
Bunga apa yang kusukai
Warna apa yang menjadi favoritmu
Tempat apa yang kau idamkan
Pudar berpendar 
Anggrek kuminta
Bakung yang datang
aku berkabung
mereka lupa
mereka berkabung
barulah ingat atasku

demikian jawabanku:
titik dua, tanda petik, dan kurung terbuka

16 November-1 Desember 2023, Semarang

Tak ada aku yang tak dupa

Pra-upacara ngaben swasta, besok
Tepat ketika enam rangkaian telah tuntas
Rampung sudah
“Aku” diarak bareng wadah bade 
sampai pada setra
maka tiba di mana satu permintaan
Tak ada abu mengubah aku
ada pula kayu cendana beraksara magis mewangi 
Dengan mengenakan blus salem, rok, dan flashoes krem
Atau barangkali sebelum aliran bersambut
Tolong siapkan:
Kue-ku;
Dupa;
Dan hadirmu

Sebab tak ada aku yang tak dupa

Batinku Padam Luka Menganga

Dulu dupa kupersembahkan. Sebelum melepas mengerat aroma tubuhmu. Yang sementara kemarin aku harus terus-terusan tersandera dan tertikam sadis oleh jarak tempuh dilangkahi ribuan pesan tak beraturan. konon, batinku padam luka lalu menganga tak terobati sendiri. 

Di bawah bulan November, di samping sajian teratai, dan tak lupa bersama eratan tangan enggan dilepaskan. Dan kita melangkah menuruni tangga berdecak kagum, mengangguk pelan, seolah atma tertarik ke dalam pelukan. Berlekas menghadap dupa yang kini kian kau persembahkan. Bersumpah aku sebagian luka terobati. 

Dan ketika sebagian pintu vihara tertutup hingga suci menghanyutkan “jangan pernah lupakan remang menggantung berpenerang di langit sibuk semedi menyucikan hati kita, bernuansa sepia” 

Mungkin inilah caranya menyuruh rindu bersujud di kaki kita

15 November 2023, Semarang


Penyelaras aksara: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Mirna Layli Dewi

1 comment
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts
Read More

LESAP

LESAP Kala itu Kita menempuh lonjakan magis Bersama menyembuhkan tiap lebam Hingga detik Merisau-risau menghitamkan Membran itu Bersatu……