Bersemai 2024: Perayaan Perkawanan, Melepas Bentuk, Menggandakan Gagasan

Sudut Kantin Project telah menginjak usia empat tahun. Empat yang dalam bahasa Jawa Krama disebut “sekawan”, membawa kami pada sebuah perenungan. Ikatan antar kawan, atau se-kawan terbukti cukup untuk menopang sebuah cita-cita kolektif.

Dalam perjalanannya, kumpulan ide-ide dari kawanan yang semula rajin duduk di Kantin Realino, Yogyakarta ini dikenal dengan berbagai macam rupa. Kami menjabarkan ide ke dalam berbagai bentuk, tak hanya tulisan, tapi juga video, foto, grafis, dan berbagai kampanye inisiatif.

Sebermula, semua yang ada di sudutkantin.com bolehlah disebut sebagai upaya mendefinisikan diri sebagai media komunitas. Lebih dalam, Sudut Kantin Project tak lebih dari sebuah ide, gagasan, atau isme-isme yang “ditenani”. Untuk itu, betapa mudahnya ide dan gagasan ini diduplikasi dan dimodifikasi, menjadi purwarupa di penjuru sekawan lainnya.

Toh, setiap ide dan gagasan sepatutnya punya hak yang sama untuk dikemukakan, tanpa batasan-batasan birokratis. Menanti teks dikurasi redaksi, tak ubahnya membuat sudutkantin.com jadi kawah yang semu saja. Yang pada akhirnya, bisa jadi tak berbeda dengan yang sebelumnya sudah ada.

Pada titik itu, kebebasan membagikan cerita gagal dirayakan. Ide dan gagasan macet tertunda di daftar tunggu yang panjang. Sebaliknya, ide dan gagasan punya ruang yang lebih luas untuk dihambur-hamburkan oleh sekawanan yang baru. Perihal kegagalan dan hasil buruk, hanya keberanian yang punya jawabannya.

Untuk itu, semailah apa yang ada di sekitar kalian. Benih yang bertunas, bertumbuh, patah, hangus, dan seribu cara untuk bangun kembali perlu sebuah langkah awal. Dari segala kemungkinan tersebut, tentu Sudut Kantin Project bakal tetap membersamai dengan hambatan yang kami buat-buat sendiri. Sudutkantin.com adalah hal lain yang kami rawat sendiri. Namun ide dan gagasan rasanya terlalu mubazir dikurung dalam hosting dan domain yang meranggas dari waktu ke waktu.

Budi Darma dalam sebuah esai berjudul Sastra: Sebuah Catatan (1974) pernah mengatakan, sastra memang karya tulis, akan tetapi yang terpenting bukanlah tulisannya, melainkan yang ada di dalamnya.

Apabila orang mengatakan bahwa yang penting di dalam tulisan sastra adalah keindahannya, maka sebetulnya keindahan itu bukanlah disebabkan oleh keindahan bahasanya seperti yang banyak dikatakan orang, melainkan karena keberhasilan tulisan sastra tersebut mendekati kebenaran.

Dari nukilan tersebut sekurang-kurangnya ada sebuah gambaran yang menyiratkan, tulisan hanya wadak atau tubuh, yang jadi roh adalah ide dan gagasan. Di sisi lain, ide dan gagasan yang mendekati kebenaran harusnya berasal dari orang-orang yang menjalani sendiri kisahnya.

Dengan kata lain, kamu, sekawananmu, komunitasmu, dan sekelilingmu punya kesempatan yang sama untuk menuturkan cerita yang tertimbun di antara lesatnya rutinitas. Sebuah cerita yang jadi penggalan peradaban harus dikabarkan dengan suka cita. Kamu, tentu saja tidak sendirian.

Akhir kata, Sudut Kantin Project mengucapkan terima kasih kepada semua pihak mulai yang urun tangan selama setahun ke belakang. Semoga kerja-kerja semacam ini masih mendapat ruang.

Tak bakal terhalang bentuk, Sudut Kantin Project adalah sebuah ide dan gagasan yang hidup, tumbuh, berdinamika, dan tak terhindar dari ajal.

Selamat empat tahun!
Sukap


Ilustrasi oleh Ragil Anantya (@ragilant_)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts