Kiamat; Kumpulan Puisi Antonius Wendy

Kumpulan puisi ini; Delusi, Kiamat, dan Tameng, ditulis Antonius Wendy. Seorang muda yang menyukai sastra dan sedang belajar Bahasa Inggris di Universitas Widya Dharma Pontianak.


Delusi

“Siapa bilang aku berdelusi?”
Sebuah teriak memecahkan hening

Lalu menyusul teriakan lainnya
Beberapa di antaranya cukup histeris

“Dan tolong jangan perkosa anakku
Tolong jangan masukkan kontol saintifik
Ke dalam mulut anak-anakku
Di bangku dan papan tulis sekolah!”

“Aku terus mencium bau sperma
Di buku-buku yang kau pegang itu
Mungkin ada pesta seks kaum gay
Apa judul bukunya, The Gay Science?”

“Lebih baik ngentot dengan sesama umat
Daripada kau suruh aku masturbasi
Dengan data-data ilmiah dan sejarah!”

Kiamat

Kau bilang ada tanda-tanda kiamat
Tanpa kau sadari ucapan itu
Sudah diucapkan jutaan orang mati

Kuncilah pintu dan semua jendela
Para iblis datang
Mereka bernyanyi

“Tidak ada Tuhan selain Tuhan-Tuhan.
Tidak ada Tuhan selain Tuhan.
Tidak ada Tuhan.”

Hingga kau sendiri mendekap ketakutan
Yang mengoyak tangis mengiris sepi
Tanpa sadar kau ikut menyahut para iblis

“Tidak ada.
Tidak.”

Di situ tangismu mengucurkan noda dosa
Pada sepi yang berceceran
Menjadi cermin-cermin kaca
Lalu tiba-tiba muncul pantulan Nietzsche
Yang sudah tak waras di usia tua
Sedang menyeka kumis lebatnya
Yang berlepotan susu
Lalu ia berteriak di wajahmu,

“Tuhan sudah mati.
Dan kau membunuh-Nya!”

 

Tameng

Mereka bilang itu tameng
Tapi mana ada tameng yang patah
Dan lucunya mereka marah sendiri
Lalu menyalahkan pedang yang merusaknya?

Tameng ajaib yang penuh percaya diri
Katanya bisa memindahkan gunung
Tapi katakanlah padaku, kenapa
Kenapa patah oleh kata-kata?

Itu tameng ataukah pisau
Yang menghunjam tajam
Untuk mencelakai orang
Yang katanya kebal nurani?

Oh ya aku tak boleh bertanya
Oh ya aku tak boleh menilai
Karena aku tidak mengerti
Karena aku kafir

 

Foto: Rahma Kusuma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts