Dalam acara penutupan Pekan Budaya Difabel 2021, tersaji sebuah pertunjukan gabungan dari teman-teman difabel dan nondifabel.
Salam budaya! Lestari budayaku!
Pekan Budaya Difabel 2021 yang dimulai pada Minggu, 28 November 2021, resmi ditutup pada hari Jumat, 3 Desember 2021 lalu oleh perwakilan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta didampingi ketua acara, Broto Wijyanto. Bertempat di Purawisata Yogyakarta, acara penutupan dilaksanakan secara langsung pada pukul 19.00 WIB hingga selesai.
Pekan Budaya Difabel ini sudah kali ketiga diselenggarakan bersama Dinas Kebudayaan DIY. Acara ini mengusung konsep ‘gemati’ yakni upaya dalam perwujudan komunitas inklusi dengan pendekatan kebudayaan melalui interaksi dan relasi antardifabel maupun nondifabel, dengan berbagai latar belakang yang dimiliki setiap individu.
Acara ini memiliki tagline “Mengolah Rasa dan Inklusi Harmoni” yang dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti harmoni pembuka, gemati hastakarya yang dilaksanakan di Kasuli (kafe susu tuli), gemati pitutur yaitu workshop lima kabupaten/kota, talkshow yang terangkum dalam gemati micara, dan terakhir pertunjukan inklusi gemati Kridabudaya.
Hasil karya dan produk dari teman-teman difabel bisa kita beli dan nikmati di sebuah aplikasi bernama Difa Shop. Aplikasi tersebut sudah tersedia di Appstore atau Playstore di mana teman–teman sudah bisa mengunduhnya untuk membeli karya, produk, atau sekadar menikmati hasil karya dari teman–teman difabel.
Dalam acara penutupan, tersaji sebuah pertunjukan gabungan dari teman-teman difabel dan nondifabel. Mereka menampilkan Anoman Obong dan operet inklusi berjudul Punokawanita sebagai puncak pertunjukan.
Setelah berlangsung dengan beragam acara dan kegiatan edukatif, semoga pekan budaya seperti ini bisa semakin berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat yang telah mengikuti acara demi acara. Semoga pada Pekan Budaya Difabel tahun 2022 tetap ada dan rangkaian acara semakin lebih seru lagi.
Editor: Dionysius Raharditya Krisnayuda