Pencuci Mulut; Kumpulan Puisi Adi Atmayuda

Kumpulan puisi ini ditulis oleh Adi Atmayuda. Lima puisi ini; Pertemuan, Lahir, Bersaksi, Bebal, dan Pencuci Mulut ditulis Atmayuda dalam merayakan kemuraman di hari Halloween.


Pertemuan

Aku selalu suka pertemuan

Baik bertemu dengan orang baru,

ataupun bertemu dengan seseorang yang lebih dulu aku kenal

 

Semua pertemuan itu indah

Meski aku tidak mengerti seperti apa akhir dari pertemuan tersebut

 

Malaikatpun sedang mencatatnya

Aku yakin dia sedang tertawa sekarang ini

 

Lahir

Bagaimana engkau akan mengajarinya?

Jika dia saja tidak bisa berbicara

 

Tampaknya dia marah sekali

Dia sudah sembilan kali operasi

 

Anak nakal

Kurasa dia yang paling pintar di rumah

 

Hei, sudah waktunya sarapan

Perlu aku bawakan tangga?

 

Dia bisa berbicara sewaktu bulan menghampiri,

dan lahir sebagai anak yang manis

 

Percayalah, aku tahu itu

Aku tumbuh di rumah sakit jiwa

 

Diamlah anak kecil, jangan ribut

Nanti Ibu belikan permen untukmu

 

Atau kau akan mati

 

Bersaksi

Sebut dan ingat posisimu dengan pikiranmu

Di mana bersamamu, kamu mengenal aku,

dan aku mengenal dirimu

 

Apa, dan bagaimana kamu memilihku

Sebagai apa yang kamu inginkan

Begitupun sebaliknya

 

Sebelum aku divonis oleh semesta

Aku ingin memberi saksi untuk langit yang aku tatap

Hari ini aku bukan menjadi manusia

Di mana tidak ada rasa perbedaan di antara aku dan dirimu

 

Wadah yang aku tatap bersamamu adalah sama

Demikian dengan cara yang kita terapkan untuk mengenal satu sama lain

Semua hidup dalam tempat masing-masing

 

Cukup damai saja yang kita jalani

Pun dengan belajar satu sama lain

Berbeda tidak menjadi di mensi yang fana

 

Ia adalah cara sebagai diri untuk mengenali

Bahwa persatuan berasal dari hati yang mengasihi

Baik antara satu sama lain,

Begitupun antara aku dan dirimu

 

Bebal

Aku menikmatinya;

Sebab mata ini mulai ditusuk dengan godaan-godaan hewani

 

Aku sedang berpikir;

Hidung itu dikukus oleh kue di dapur

 

Aku melihat;

Darah di dalam tubuh itu berlarian semakin cepat dan penuh ronta

 

Aku merasakan;

Telinga itu berteriak penuh akan buaian-buaian malaikat bersabit

 

Aku mendengar;

Tangan itu berpelukan dan saling memberikan sayatan-sayatan

 

Aku meraba;

Kaki ini dirajau babi hutan hingga pucat pasi

 

Aku mencium;

Kepalaku mulai tercabik-cabik

 

Kemudian datang fajar menyambut

dan Aku makan semua itu 

 

Pencuci Mulut

Halo Ayah, Halo Ibu

Apa kabar Paman, apa kabar Bibi

 

Hari ini sudah tengah malam

Karena itu kami mengetuk pintu kalian

 

Aku lapar dan juga haus

Tas yang kami gendong juga masih ringan

 

Jadi berikan kami sesuatu yang manis

Maka kita semua pulang dengan selamat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Lebih dari Kata; Kumpulan Puisi Rina Stiarahayu

Next Article

Single ketiga Sunlotus, "Sunroof Shelter (This Old House)" Kegelisahan di Tengah Modernitas