Prung Terraceswear Webzine: Memandang Sepak Bola Dari Kacamata yang Lebih Luas

Koleksi tulisan dalam Prung Terraceswear Webzine mengajak kita untuk melihat sepak bola dari sudut pandang yang lebih luas sebagai alat perlawanan dan ruang untuk memperjuangkan hak-hak kolektif.

Apa yang ada dalam pikiran kita ketika mendengar kata “sepak bola”? Hal yang paling umum terbesit adalah sebuah permainan antara 2 kelompok dengan 11 orang yang memperebutkan 1 buah bola dan mencoba untuk saling mengalahkan.

Hampir semua orang mengetahui salah satu olahraga dengan peminat paling tinggi di dunia ini. Namun apakah benar sepak bola hanya sebatas permainan atau olahraga dengan segala bentuk industrialisasinya?

Jika kita mendengar wacana mengenai sepak bola dari teman, keluarga, atau beberapa media mainstream pada umumnya yang kita dengar hanyalah bahasan sepak bola dari segi permainan, taktik, hasil pertandingan, atau cerita-cerita besar mengenai indusrinya.

Siapakah yang lebih hebat antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo? Siapakah yang akan menjadi juara liga inggris musim ini, dan beberapa deretan nama-nama pemain muda dengan harga yang fantastis. Topik-topik yang akan dengan mudah kita temukan dari berbagai sumber informasi yang semakin menjamur.

Tidak ada salahnya mengetahui sepak bola dari hal-hal yang demikian. Beberapa tahun yang lalu saya menemukan sebuah media yang benar-benar membuka kacamata dan cara pandang saya mengenai sepak bola. Sepak bola memiliki dimensi yang jauh lebih luas dari yang pernah saya bayangkan.

Dengan berbagai topik mengenai sepak bola yang sangat variatif, saya akan mencoba mengulas beberapa tulisan yang ada di dalam Prung Terracewear Webzine.

Webzine, Fanzine?

Lalu apa itu webzine? Sebelum membahas topik-topik mengenai sepak bola yang ada dalam webzine Prung Terracewear, mungkin masih banyak di antara kita yang belum familiar dengan istilah, webzine, fanzine, ataupun zine.

Fanzine, atau biasa dikenal dengan zine merupakan salah satu media yang tumbuh sebagai media alternatif yang sering kali digunakan untuk menyampaikan aspirasi kaum minoritas. Sementara webzine merupakan versi website dari zine yang telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. 

Zine sering kali dibuat berdasarkan pada kecintaan pada fandom atau jaringan yang terorganisir berdasarkan kesamaan selera, identitas sosial, tujuan politik, atau minat pada isu tertentu. Salah satu webzine yang ada di Indonesia adalah webzine dari Prung Terraceswaer sebuah brand lokal casual football asal Bandung.

Webzine yang dimiliki Prung Terraceswear ini secara khusus berfokus pada isu-isu dan fenoma yang terjadi dalam dunia sepak bola, serta budaya dan subkultur yang berkaitan denganya. Webzine yang dimiliki Prung Terracswear ini tidak melihat sepak bola sebatas sebagai sebuah olahraga 90 menit di lapangan, namun juga melihat sepak bola dari sisi lain yang tidak dilihat oleh banyak orang.

Sepak Bola dan Budaya Kolektif

Salah satu tulisan yang berada di dalam webzine Prung Terraceswear adalah tulisan yang berjudul “Sepak Bola dan Budaya Kolektif”. Tulisan ini membahas bahwa sepak bola bukan hanya sekadar sebuah olahraga namun juga merupakan sebuah media perlawanan hingga simbol politik tertentu.

Di dalamnya, tulisan ini menyoroti bagaimana olahraga sepak bola telah menjadi lebih dari sekadar permainan, tetapi juga sebuah alat untuk menyuarakan perlawanan terhadap kebijakan dan praktik yang dianggap merusak esensi sepak bola. Tulisan ini juga mengkritik arah modernisasi sepak bola yang dianggap semakin menjauhkan suporter dari peran aktif mereka, menjadikan mereka sekadar konsumen dan penonton yang pasif.

Perlawanan beberapa suporter terhadap tren tersebut, upaya untuk mempertahankan esensi sepak bola sebagai olahraga yang dapat dinikmati oleh semua orang tanpa diskriminasi dan eksploitasi menjadi salah satu sorotan utama yang dibahas dalam tulisan ini.

“Selalu ada kesempatan untuk merebut apa yang sudah direbut. Rebut dan yakini selalu bahwa budaya kolektif akan merebut semua itu dan mengembalikan semuanya! Karena makanan adalah hak semua orang bukan hak istimewa segelintir orang saja!”

Ada gambaran tentang bagaimana sepak bola dapat menjadi lebih dari sekadar olahraga, tetapi juga merupakan cerminan dari dinamika sosial, politik, dan ekonomi dalam masyarakat. Sepak bola menjadi platform di mana berbagai isu dan konflik dapat diutarakan dan diekspresikan, baik melalui tindakan langsung di lapangan maupun melalui gerakan dan perlawanan di luar lapangan. 

Secara keseluruhan, tulisan ini mengajak pembaca untuk melihat sepak bola dari sudut pandang yang lebih luas, sebagai alat perlawanan dan ruang untuk memperjuangkan hak-hak kolektif, serta menegaskan pentingnya budaya kolektif dalam mengembalikan esensi sepak bola sebagai olahraga rakyat.

Budaya Kritik Suporter di Era Modern

Tulisan selanjutnya dari webzine Prung Terracewear yang akan saya ulas adalah tulisan berjudul “Budaya Kritik Suporter di Era Modern“. Tulisan ini menggambarkan peran penting suporter dalam dunia olahraga, khususnya dalam cabang olahraga populer seperti sepak bola.

Gambaran mengenai kompleksitas fanatisme suporter, dapat menjadi sumber kebanggaan dan juga kritik terhadap klub atau pemain yang mereka dukung juga dibahas dalam webzine ini. Dalam konteks fanatisme, tulisan ini menyoroti bagaimana suporter sering kali merasa memiliki rasa kepemilikan terhadap tim kesayangan mereka dan berani mengkritik berbagai aspek yang mereka anggap tidak sesuai.

Perkembangan teknologi dan media sosial yang mempengaruhi cara suporter mengkritik dan menyuarakan pendapat mereka. Meskipun kemudahan akses dan komunikasi telah meningkat, namun budaya kritik dalam dunia sepak bola masih lebih efektif dilakukan dalam bentuk aksi langsung di dalam stadion. Misalnya seperti membentangkan spanduk dengan pesan yang menggambarkan emosi dan pandangan suporter. Isu-isu sosial dan politik terkadang diangkat oleh suporter dalam bentuk protes di dalam stadion.

Tulisan ini juga memberikan gambaran yang cukup lengkap mengenai peran suporter dalam dunia sepak bola, mulai dari fanatisme, kritik, hingga isu-isu sosial dan politik yang mereka angkat. Ini menunjukkan bahwa suporter bukan hanya sekadar penonton pasif, tetapi juga aktor penting dalam membentuk budaya dan atmosfer dalam olahraga.

Dari ulasan saya mengenai beberapa tulisan dalam webzine Prung Terracewear ini, dapat dilihat bahwa sepak bola memiliki dimensi yang jauh lebih luas daripada sekadar olahraga biasa. Melalui webzine seperti Prung Terracewear, kita diperkenalkan pada beragam perspektif yang menggali isu-isu sosial, politik, dan budaya yang terkait dengan olahraga ini.

Sepak bola bukan hanya tentang pertandingan di lapangan, tetapi juga tentang bagaimana ia mencerminkan dinamika masyarakat dan bagaimana suporter berperan dalam mempengaruhi arah dan identitas klub mereka. 

Dengan demikian, mengamati sepak bola melalui lensa yang lebih luas bukan hanya memperkaya pemahaman kita tentang olahraga ini, tetapi juga memperluas pandangan kita tentang dinamika sosial yang melatarbelakangi fenomena tersebut.


Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: evening gazette

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts