Self Title Adalah Album SATCF Paling Liar Yang Pernah Ada

Dok. SATCF

Sudah hampir tujuh tahun semenjak pertama kali saya mengenal band keren asal kota Malang, Snicker And The Chicken Fighter atau biasa dikenal SATCF.


Saat itu saya masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan masa itu juga masih ngehitsnya boyband-girlband yang kerap tayang di berbagai acara musik televisi nasional. Jadi, bukan tidak mungkin teman-teman satu angkatan tidak tahu tentang joget-jogetan yang tampak seksi itu. Soal ngobrol musik band juga tampak membosankan untuk mereka, jadi mau tidak mau waktu itu saya lebih banyak untuk mencari informasi band dibilik-bilik warnet selepas pulang sekolah.

Awal mula mengenal SATCF adalah dari observasi berbagai tempat tongkrongan dan hasil dari kenalan dengan kakak tingkat yang usianya lebih tua. Persisnya saat itu saya sedang main di rumah seorang teman, seorang mahasiswa semester awal salah satu universitas swasta di Jogja.

Waktu itu saya tidak sengaja mengetuk jendela dan dengan sigap teman saya langsung membukakan jendela kamar dengan lebar. Situasi kamar itu ramai dengan berbagai poster band ternama seperti Blink 182 eranya Tom, Mark, dan Travis. Selain itu ada juga poster album …And Out Come the Wolves milik band punk Rancid.

Cover Album Self Title oleh SATCF

Berhubungan dengan poster band punk tersebut, teman saya saat itu sedang memutar musik yang menurut saya asik untuk didengarkan. Meskipun liriknya cenderung menceritakan sepasang kekasih yang sudah tidak bersama lagi dan butuh obat yang namanya move on. Namun unsur musik yang dibawakan ada nuansa pop-punk, yang tentu membuat tempo dan melodinya mampu membakar semangat.

Reff lirik lagunya seperti ini

Kaupun berharap waktu tuk berputar dan kembali // Dan semua telah pergi dan menghilang // Seiring jalannya waktu dan kaupun berhenti berharap // Yakinkah dirimu dan diriku satu hingga saat tiba //

Hanya beberapa menit setelah lagu itu berhenti diputar, saya pamit dengan teman dan memutuskan untuk langsung pergi ke warnet terdekat untuk mencari siapa band yang membawakan lagu tersebut. Hanya bermodalkan uang lima ribu rupiah dan kata kunci dari lirik refferian tadi, akhirnya SATCF berhasil saya temukan.

Refferian lagu yang saya dengarkan lewat jendela kamar teman tadi berjudul Hilang. Lagu ini ternyata adalah lagu yang sejak awal rilisnya langsung membuat nama SATCF menjadi terkenal dan banyak dibicarakan oleh muda-mudi khusunya arek-arek di Malang.

SATCF beranggotakan Adit (vocal, bass), Cahaya (gitar), Jefry (gitar), Oneding (keyboard), dan Jack (drum). Sejak tahun 1999, mereka masih konsisten untuk berkarya sampai sekarang.

Dalam perjalanan bermusiknya, SATCF memakai warna musik melodic punk, tetapi karena ingin tampil beda dan tidak ingin memainkan unsur musik yang sudah banyak dimainkan oleh banyak musisi, SATCF pada akhirnya menemukan formula musik yang cocok dengan menggabungkan musik era tahun 90-an sampai sekarang.

Hasilnya, SATCF berhasil merilis album perdana berjudul Self Titled pada tahun 2011. Album ini bisa saya bilang adalah album yang paling liar dibanding album kedua mereka berjudul Retorika (2017).

Unsur musik dalam album ini tak hanya kental dengan nuansa punk, tetapi unsur lain seperti pop-punk, punk-rock, ska, blues, hingga hardcore juga ada di dalam album ini. Hal itu dipertahankan. Dalam live preformance-nya di Mayhem Get New Spirit #9 Gor Ngurah Rai, Bali pada 11 Desember 2014, Adit sang vokalis menyebut bahwa SATCF tidak akan berubah dengan jenis musiknya.

Mereka akan tetap mejaga kultur musik yang menggunakan unsur ska dan melodic di dalamnya. Sebab menurut Adit, jenis musik yang ncet-ncetan itu bukanlah kampungan, tapi eksklusif dan mahal.

Perjalanan SATCF dalam bermusik tak bisa diremehkan. Pencapaian mereka dalam bermusik behasil merilis dua mini album dan terpilih sebagai salah satu band Indonesia yang mampu menembus album kompilasi internasional berjudul “Between Skating and Punk Compilation” pada tahun 2010.

Lalu, setahun setelahnya SATCF berhasil merilis satu album penuh. Membutuhkan sekitar satu dekade lamanya untuk memiliki satu album penuh, so fucking cool men tak sia-sia dinanti. Namun, saya katakan bahwa album Self Title ini adalah masterpiece-nya SATCF.

Total album ini memiliki 14 track berisikan tiga lagu berbahasa Indonesia dan sisanya menggunakan bahasa Inggris. Seolah ingin tampil keren dan maksimal, Adit sang vokalis bisa saya katakan membabat habis-habisan di album ini. Warna vokalnya yang pas untuk musical SATCF membuat album ini menjadi salah satu album yang paling tidak bisa saya lupakan sampai sekarang.

Beberapa live performance SATCF yang pernah saya tonton dari berbagai chanel di Youtube pun bisa saya rasakan bahwa tidak bisa sembarang orang bisa membawakan lagu-lagu SATCF dengan format vokal seperti Adit. Meskipun tidak sedikit yang meng-cover lagu SATCF, tetap saja ada beberapa teknik improvisasi yang menurut saya hanya Adit-lah yang bisa membuat SATCF tampil sangar.

Bagi kalian yang belum kenal dengan SATCF, berikut saya rekomendasikan beberapa lagu mereka yang mungkin bisa membuat kalian candu saat mendengarkannya. Beberapa lagu ini saya pilih dari album Self Title dan dari pengalaman saya mendengarkannya sampai sekarang.

Party Line

Dibuka dengan intro suara-suara lalu lintas jalanan, lalu disambung nyala korek api membakar sebatang rokok. Lagu track pertama pada album ini benar-benar sudah membawa kesan yang liar.

Gebukkan drum di awal lagu ini juga langsung mengiringi cepatnya musik ala hardcore yang benar-benar membuat saya pingin meloncat tinggi. Di bagian lirik kedua setelah Adit memberikan vokal “take two”, lagu ini sekali lagi benar-benar fucking shit membuat merinding.

Yeah // They wanna rock as hard as rock as “fuck” // But they don’t know there is something goin’ around on tha “block”// They wanna build some “scene”// If you know what I “mean”// We give you punk-rock with some lyrical style (yes you are) // You getting steady frozen and quiet // We throw the party with booze and riot // (Hell Yeah) // It doesn’t make it look so worse // And you will end up waking ‘tryin’ to say // (On our party line)

Saling saut-sautan lirik antara Adit dan Cahaya di lagu ini juga seakan mengajak pendengarnya untuk merasakan bagaimana pesta yang liar, rock sekeras rock seperti “fuck”.

Salah

Lagu ini menceritakan perjuangan untuk selalu bertahan di segala kondisi. Meskipun terus menerus disalahkan, tapi dengan terus bangkit dan bertahan. Kesalahan itu pun bakal menjadi harapan yang membuat dirimu menjadi lebih baik kedepannya. Liriknya yang mudah diingat pun membuat lagu ini menjadi salah satu lagu andalan pada album ini.

Kau katakan salah // Jika ku merasa tak mampu bicara //

Ku tak mampu melawan // Hancur dan tertindas perlahan // Bangkit mencoba tuk bertahan // Berpura-pura ku tak bisa // Kesalahan kan hadirkan harapan // Butuh waktu untuk usia // Tertunduk lemas dan wajah pucat pasi // Kan melintasi dan taklukkan ku // Saat ku takkan meminta // Dari apa yang tlah terjadi //

Nothing’s For Real

Pada lagu Nothing’s For Real, dengan suara rendah serta racikan rockstedy, lagu ini seolah menjadi pemecah dari liarnya album ini.

We take all the good things around the globe // Take it for granted and see how it goes // When bad things are coming, you better listen // Yeah you better listen // We got it nothing’s for real //

Di lagu ini menurut saya, SATCF ingin memberikan pesan jika hari-hari yang sudah dijalani kerap melelahkan dan juga menyulitkan itu bukanlah pertanda dari akhir dunia. Sebab jika kamu tidak melakukan suatu hal yang sulit, kamu juga tidak akan pernah tau bagaimana hasilnya nanti.

Dari semua lagu yang ada dialbum ini, hanya lagu Jhonny’s Escape yang bisa membuat saya geleng-geleng bukan main. Lagu yang hampir memadukan semua unsur dari SATCF ada di sini. Hype anak muda di lagu ini juga tampil garang dan makin liar. Sehingga bisa tampil keren dan punya materi yang berkualitas. Top abis dan tidak bisa berkomentar apa-apa buat lagu satu ini.

SATCF memberikan saya nuansa yang tak kalah mendebarkan dalam setiap mendengarkan lagu-lagunya. Biarpun musiknya slow maupun cepat ala hardcore, Adit sang vokalis tetap saja masih bisa berimprovisasi dengan sangat keren. Sehingga membuat musik SATCF memiliki energy yang asik untuk dinikmati.

Sejak tulisan ini dibuat, album yang satu ini memang belum tayang di platform Spotify, tapi kalian sudah bisa mendengarkannya di Soundcloud dan Youtube. Atau, jika ingin mengikuti update soal SATCF, coba mlipir ke kanal di Instagram, Twitter, dan Youtube mereka.

Editor: Sudutkantin.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts