Seni sebagai Media Bimbingan Konseling

Seni visual dalam konseling memungkinkan seseorang mengekspresikan dan melepaskan emosi dalam unsur warna juga teknik menggambar. Artikel ini memiliki judul asli Guidance And Art Counseling.


Counseling atau konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor/pembimbing) kepada seseorang yang megalami suatu masalah (konseli). Menurut para ahli seperti Prayitno, Wingkel, Gibson, Carl Rogers, bahkan surat keputusan Mendikbud No. 025/1995, pengertian Bimbingan dan Konseling memiliki pengertian yang berbeda-beda, namun untuk tujuan konseling itu sendiri difokuskan untuk mengajak seseorang memecahkan permasalahan. Tentu saja yang memecahkan permasalahan itu adalah seseorang itu sendiri, atau bahasa kerennya klien dapat mengambil keputusan sendiri juga bertanggung jawab terhadap berbagai persoalan yang dihadapinya melalui dinamika konseling.

Bimbingan dan Konseling secara umum memiliki dua model bimbingan, yaitu individual counseling atau bimbingan individual dan group guidance atau bimbingan kelompok. Sedangkan untuk konseling itu sendiri memiliki macam-macam teknik juga terapi.

Terapi-terapi yang sering dijumpai antara lain adalah Humanistic Theraphy. Terapi ini memiliki tujuan untuk bisa membantu klien untuk bisa lebih kenal dengan dirinya sendiri. Kemudian ada Behaviour Theraphy, terapi ini merupakan terapi yang bertujuan untuk mengubah perilaku negatif ke perilaku yang lebih postitif, atau sederhananya mengubah perilaku yang merugikan menuju perilaku yang lebih baik. Dan juga ada jenis terapi ekspresif. 

Apa sih terapi ekspresif?

Terapi ekspresif ini adalah terapi yang menggunakan seni sebagai media konselingnya. Cara konseling ini usut punya usut digunakan untuk seseorang yang sulit menyampaikan secara verbal perasaan serta permasalahan yang dihadapi. Terapi ekspresif ini juga memiliki macam-macam media, salah satunya yang beririsan dengan seni seperti musik, drama, menulis, dan menggambar.

Dalam kehidupan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hasrat mengungkapkan atau menyatakan perasaan pribadi mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari tentang kelahiran, puber, cinta, perkawinan, iri hati, ditolak doi, sampai kematian lumrah diungkapkan melalui media seni.

Adanya Konseling Ekspresif  ini merupakan salah satu metode kreatif dalam konseling. Salah satunya tadi ialah seni visual atau menggambar, melalui gambar dan lukisan dapat membantu seseorang mengekspresikan masalahnya. Jadi bukan hal yang penting jika seseorang tidak mampu menggambar atau melukis dengan baik karena apa yang tergambarkan dan terlukiskan akan mencerminkan perasaan atau permasalahan yang sedang dihadapi. Karena ya itu tadi; setiap seseorang punya karakteristik dan keunikannya masing-masing, dan itu tidak bisa dimodifikasi. Fix no debat!

Seni visual dalam konseling mencakup proses-proses dalam bidang seni yang fokus pada visualisasi atau simbolisasi permasalahan seseorang seperti unsur warna juga teknik menggambar. Bermacam-macam seni lukis misalnya, sketsa, menggambar, dan melukis dapat digunakan sebagai alat untuk konselor karena memungkinkan seseorang mengekspresikan dan melepaskan emosi mereka juga meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan. Selain itu, seseorang yang mengalami kesulitan berbicara tentang kehidupan yang memalukan atau trauma terhadap peristiwa seperti kekerasan keluarga, pelecehan, bahkan ditolak doi pun juga dapat mengeskpresikan diri mereka melalui media artistik ini. 

Untuk lebih-lebihnya lagi pernah nggak sih kalian terpikirkan mengapa manusia dilengkapi dengan kemampuan untuk menghasilkan gambar? Baik secara spontan dalam mimpi ataupun sengaja dalam berkreasi? Maupun ketika tak terelakkan dalam pidato dalam bentuk metafora? Juga perasaan-perasaan apa yang sudah digambarkan? Atau malah kesempatan menggambar sebagai pelepasan pengalaman emosional? Atau mungkin menekan trauma?

Penciptaan seni berfungsi untuk mengatur pikiran dan perasaan menjadi sesuatu yang visual. Dikarenakan berbagai orang mengekspresikan kreativitas yang berbeda, maka konselor (mungkin) menemukan penggunaan seni kreatif sesuai dengan multikultural seseorang tersebut.

Seni visual juga merupakan salah satu seni kreatif yang memiliki peluang untuk dimanfaatkan konselor dalam memberikan layanan konseling yang nggak gitu-gitu aja. Bukan bagaimana-bagaimana sih, tapi Bimbingan dan Konseling yang ada di negeri ini pikirku masih kurang, dipandang sebelah mata, apalagi stigma yang udah seperti polisi sekolah; suka mara-mara dan suka ngasih hukuman yang kadang ngak jelas. Hahahahaha

Bimbingan dan konseling bukan seperti itu!

Untuk kenal dan paham seseorang itu sungguh hal yang tidak mudah. Dari satu orang ke orang lainnya aja udah pasti beda karakteristik, beda emosional, beda pikiran, beda rupa. Pun juga untuk menganalisis kepribadian seseorang itu sendiri. Jelas itu bukan perkara yang sepele.

Dari yang A sampe Z udah pasti memiliki tipe kepribadian yang berbeda. Bahkan mereka yang kembar siam pun pasti ada perbedaan satu sama lain. Apalagi untuk mereka-mereka yang memiliki imajinatif yang tinggi, suka overthinking, suka insecure, dan suka berpikir jelek nan negatif. Padahal sesuatu yang dipikirkan itu belum tentu terjadi. Jelas ini bikin parno dan membuat perasaan serba cemas dagdigdug nggak karuan. Resah semakin membuat gelisah dan pikiran memikirkn hal-hal yang di luar nalar.

Dan sepertinya kalau komponen pikiran juga diaduk perasaan-perasaan itu diwujudkan dalam bentuk seni visual seperti gambar, sketsa, lukisan sepertinya keren. Ini masuk dalam salah satu komponen kreatif juga positif. Apalagi siapa yang tau sih isi imaji-imaji seseorang itu di ambang batas mana? Atau malah sehabis konseling nanti akan terarah untuk bikin kolektif buat pameran, atau juga melalui konseling ekspresif ini konseli malah bisa jadi seorang seniman.

Wow artsy sekalie.

 

Editor: Arlingga Hari Nugroho

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts