Tirani dalam Lima Babak: Kumpulan Puisi Amos Ursia

Berisi lima babak puisi yang ditulis oleh Amos Ursia. Seorang yang gemar menulis berbagai puisi dan prosa. Karya terbarunya diduga agak berkualitas oleh juri Sayembara Manuskrip Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2023.


i. 

aku tak ingin melukis
wajah kucing yang gigantis 
sambil membaca ayat-ayat
yang dipaksa menyorak ritual 
sebesar-besarnya
semegah-megahnya
aku tak ingin menguncimu
dengan undang-undang
atau lukisan sebesar gajah
yang menjemur kita
hingga tubuh jadi kosong.

ii. 

sebab kamu mengangkut lukisan 
sebesar gajah sumatera
demi naik anak-anak tangga
yang tak sempat ditata
   lukisan-lukisan terbang 
   menginjak leher & ubun-ubun
   ternyata ia merusak rusuk 
   & mata yang hampir rabun
kamu memanggul lukisan
sebesar gajah sumatera
demi naik menuju surga
yang sama sekali tak berguna
   tubuhmu hilang 
   lalu mengambang
   pada sepetak lukisan
   yang masih dipanggul
   : bahkan saat kau menggali kuburmu.

iii.

jika bagimu setiap hari
adalah situasi darurat
maka lupakan saja kalimat ini
   jika bagimu setiap hari
   adalah situasi darurat
   maka lupakan saja demokrasi
jika bagimu setiap hari
adalah situasi darurat
maka lupakan saja undang-undang
   jika bagimu setiap hari
   adalah situasi darurat
   maka usahakan beristirahat sekarang
cepat batalkan membaca
semua omong kosong ini segera
sebab kita hanya punya sebentar saja
untuk sekedar bertahan dari tirani
dalam topeng babi atau nabi
dalam baju hitam atau putih
   yang mereka pakai untuk menari
   dengan menumpu telapaknya sendiri
   tepat di ubun-ubun & lehermu.

iv. 

jika bagimu setiap hari
bukan situasi darurat
maka berhentilah menulis
   jika bagimu hari ini
   adalah satu-satunya
   situasi darurat
   maka berhentilah bicara
jika bagimu hari ini
adalah satu-satunya 
situasi darurat
maka berhentilah 
menutup pintu rumah
   jika bagimu hari ini
   adalah satu-satunya 
   situasi darurat
   maka batalkan saja
   perintah virtual pada
   aplikasi ojek digital 
   kesayanganmu
sebab tirani ada di kolong kasurmu
atau sembunyi pada pesanan kopimu
atau menyamar pada balik dompetmu
atau sedang mencari tempat tidur 
pada buku-buku & sepatu barumu
   sebab tirani tidur nyenyak 
   dalam tenggorokmu & rongga perutmu. 

siapa saja bisa jadi tirani!
: ia berteriak dari dalam mulutmu.

v. 

seorang tukang kayu
bahkan paham artinya
menjahit diri jadi gigantis
   meski hanya Yesus
   sang tukang kayu dari Nazareth
   yang bisa kita pahami ulahnya
ia satu kali pernah bicara: 
bahwa yang terbesar
harus jadi yang terkecil.

kita paham dari dua ribu tahun lalu
bahwa tiap orang bisa jadi tirani
entah dengan dibaptis orang lain
atau membaptiskan diri sendiri
   meski kita semua tahu
   tak ada tirani yang mau
   memberi nyawa untuk orang lain
   atau sekedar menginjak kepala
   yang lain agar kepalanya membesar.


Penyelaras aksara: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Alva Christo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts